Tugas dan artikel

Thursday, November 17, 2016

Laporan Praktik Pengenalan Pertanian (Laporan Homestay di desa Lugusari kecamatan Pagelaran kabupaten Pringsewu)

Oleh  : Ishmah Nurhidayati, Melda Riyantika, Ishmah Nurhidayati
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2016)
Note:

Finally, setelah ngendep berminggu-minggu di draft dan bolak-balik edit sana-sini akhirnya laporan ini di-posting jugaa. Fiuuuh. Laporan ini dibuat dengan begadang selama tiga hari, tidur subuh, lupa makan, dan abis itu gue sakit -_-. Laporan ini telah mengalami perjalanan revisi yang panjang, mulai dari proses format yang salah semua sampe di php-in dosen. Satu pelajaran hidup yang penting banget yang gue dapet setelah membuat laporan ini adalah TUGAS KELOMPOK ITU CUMA MITOS. Oiya, laporan ini gue buat waktu maba, jaman gue masih buta format, jadi format disini jangan kalian ikutin soalnya sesat banget. gue aja ngakak waktu buka draft tugas ini. Mau gue edit tapi kok nambah masalah hidup aja ya kann. Isinya belum gue baca lagi sih, tapi ini hasil kerja keras gue dan gue buat sebaik mungkin. Udah segitu aja curhatnya, Makasih kalo udah baca, Haha. So, here it is.  Enjoy my words :)  
PS: waktu gue copy ke sini tambah berantakan formatnya. gue belum sempet ngedit lagi. mau wisuda dulu, bosen jadi mahasiswa terus. haha,



I. PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Praktik pengenalan pertanian adalah salah satu mata kuliah yang diselenggarakan dengan tujuan mengenalkan kegiatan pertanian di lapangan. Hal ini dilakukan karena tidak sedikit mahasiwa khususnya jurusan agribisnis yang berasal dari daerah perkotaan dan tidak mengenal proses pertanian. Dengan diselenggarakannya praktik pengenalan pertanian, mahasiswa diharapkan memiliki pengalaman langsung di lapangan dan lebih memahami kegiatan pertanian serta kehidupan sosial para petani khususnya di desa Lugusari.


Praktik pengenalan pertanian dimulai sejak tahun 2009 oleh Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Kegiatan ini diberi nama “homestay” dimana mahasiswa harus menginap dan hidup bersama keluarga petani yang ada di pedesaan. Kegiatan ini banyak memberikan manfaat bagi mahasiswa baru, sehingga kegiatan ini menjadi mata kuliah wajib.


Selain dapat mengetahui dan mempraktikkan kegiatan pertanian secara langsung, mahasiswa juga dapat mengetahui usahatani, pengolahan atau agroindustri, dan subsistem jasa layanan penunjang yang ada di desa Lugusari. Mahasiswa juga dapat mengetahui bagaimana sistem pemasaran komoditi, sistem sosial petani, dan sumber daya serta kesejahteraan petani  di desa tersebut.


Kuliah Pengenalan Pertanian merupakan mata kuliah wajib. Waktu pelaksanaanya selama 1 (satu) minggu setara dengan satu sks. Selama mahasiswa di lapangan, dosen dan asisten dosen memberikan fasilitas, mendampingi, dan memantau kegiatan mahasiswa bersama keluarga petani yang ditumpanginya.


1.2.    Tujuan Praktik Pengenalan Pertanian


Tujuan kuliah praktik pengenalan pertanian bagi mahasiswa jurusan agribisnis fakultas pertanian universitas lampung adalah sebagai berikut:

           
1.      Mengetahui usahatani yang ada di Desa Lugusari
2.      Mengetahui pengolahan atau agroindustri yang ada di Desa Lugusari
3.      Mengetahui kegiatan pasca panen di Desa Lugusari
4.      Mengetahui sistem pemasaran komoditi yang ada di Desa Lugusari
5.      Mengetahui subsistem Jasa Layanan Penunjan yang ada di Desa Lugusari
6.      Mengetahui Sumber Daya dan kesejahteraan petani di Desa Lugusari


1.3 Manfaat Praktik Pengenalan Pertanian


Manfaat yang didapat setelah melaksanakan kegiatan praktik pengenalan pertanian adalah:


1.    Mahasiswa dapat mengenal dunia pertanian secara langsung.
2.    Mengetahui proses dalam usahatani.
3.    Mahasiswa dapat memahami berbagai teknologi yang digunakan dalam proses cocok tanam.


II. GAMBARAN UMUM LOKASI


2.1.Sejarah Desa


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Kesatuan Republik Indonesia.


Desa Lugusari dulunya adalah sebuah hutan yang terdapat banyak perkebunan dan masih menjadi padang rumput. Dulunya desa Lugusari masuk dalam kecamatan Rantau Tijang Lampung Selatan. Sekitar tahum 1951 di desa ini sudah dipimpin oleh seorang lurah yang bernama Penimbang Bumi yang berasal dari suku lampung. Hal ini dimulai dengan kedatangan 5 orang laki-laki yang berasal dari Jawa yaitu Wongso Karyo,Kartono, dan Salam yang berasal dari Lugukotoarjo serta Madio dan Ranu yang berasal dari Baransari Yogyakarta.


Bapak Ranu kemudian memberanikan diri membuka sebuah lahan di pekon Rantau Tijang, karena bapak Ranu merasa nyaman dan betah tinggal di desa tersebut, pada saat bapak Ranu kembali di daerah asalnya Pak Ranu mengajak tetangga dan saudaranya untuk tinggal di Lampung. Bapak Ranu dan sekelompok orang yang tinggal di desa tersebut berencana membuat kampung yang bernama desa Lugusari yang berasal dari nama desa 5 orang tersebut, nama lugu berasal dari desa bapak Salam,Karyo,dan Karto yaitu Lugukutoarjo dan kata Sari berasal dari daerah asal bapak Madio dan Ranu yaitu Baransari. Kampung tersebut memiliki kelurahan sendiri pada tahun 1972. Lima belas tahun kemudian mengalami pemekaran dari Rantau Tijang menjadi kelurahan Lugusari.


2.2.Struktur Organisasi Pemerintahan



Sistem pemerintahan desa adalah suatu kebulatan atau keseluran proses atau kegiatan berupa antara lain proses pembentukan atau penggabungan desa, pemilihan kepala desa, peraturan desa, kewenangan, keuangan desa dan lain-lain yang terdiri dari berbagai komponen badan publik seperti Perangkat Desa, Badan Pemusyawaratan Desa, dan Lembaga Kemasyarakatan Desa. Struktur organisasi aparat pemerintah pekon Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu dapat dilihat pada gambar berikut.




Gambar 1. Struktur Organisasi pemerintahan desa Lugusari


2.3.Letak Geografis dan Keadaan Penduduk di Desa Lugusari
Desa Lugusari terletak di kecamatan Pagelaran, kabupaten Pringsewu, provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 475 hektar dan didominasi oleh lahan perkebunan yang memiliki luas 276 hektar. Penduduk yang bersuku jawa mendominasi desa ini dengan jumlah 2.947 penduduk, sedangkan penduduk pribumi atau bersuku Lampung menduduki peringkat kedua dengan selisih yang sangat jauh yakni hanya 29 orang. Selain itu desa ini juga dihuni oleh warga bersuku Sunda, Padang, dan Betawi.


Penduduk desa Lugusari juga memiliki agama yang beragam, mulai dari Islam, Kristen dan Hindu. Walaupun demikian, keadaan sosial penduduk di desa ini sangat baik. Setiap warga saling menghormati baik perbedaan suku dan agama sehingga proses sosial di desa ini cenderung kepada proses sosial yang bersifat positif. Mayoritas penduduk desa Lugusari bekerja sebagai petani, dan hanya sedikit yang menggantungkan hidupnya pada pekerjaan lain seperti berdagang.










III. PEMBAHASAN




3.1.Usahatani



Mosher mengartikan usahatani sebagai disiplin dari sumber-sumber alam yang ada di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya. Sedangkan menurut Soekartawi usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sunberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.


     3.1.1.  Identitas Responden



Jumlah petani responden di desa Lugusari dalam kegiatan praktik pengenalan pertanian berjumlah 15 orang. Identitas responden akan dijelaskan sebagai berikut.
  

1.         Umur Responden
 
Umur responden adalah lamanya tahun yang dilalui oleh responden dihitung berdasarkan akte kelahiran atau peristiwa penting tingkat nasional dan perhitungan sepadan.


Umur petani responden di desa Lugusari dapat dilihat pada gambar berikut.
 

                     Gambar 2. Umur petani responden di desa Lugusari


Grafik di atas menunjukan bahwa dominansi usia responden berada pada usia 31-40 tahun dan 65-70 tahun dengan persentase 33,33 %, sedangkan jumlah terkecil berada pada umur 55-60 tahun dengan presentase 13,33%, namun responden yang memiliki usia diatas 60 tahun memiliki jumlah yang lebih sedikit daripada responden yang memiliki usia di bawah 60 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden di desa lugusari lebih banyak responden yang berada pada usia produktif.


2.        Pendidikan Responden
 
Pendidikan responden adalah tingkat pendidikan yang diambil dari tingkat pendidikan terakhir responden dan diukur secara nominal.


Tabel 1. Tingkat pendidikan petani responden di desa Lugusari.
NO
Tingkat Pendidikan
Jumlah (orang)
Presentasi
1
Tidak Sekolah
2
13,33 %
2
SD
4
26,66 %
3
SMP
3
20 %
4
SMA
5
33,33%
5
D3
1
6,66 %


Data pada tabel 1 menunjukan bahwa masih terdapat cukup banyak responden yang berpendidikan SD hingga tidak bersekolah. Jika digabungkan, persentasenya lebih dari 33% atau lebih dari sepertiga responden. Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan petani responden  masih tergolong rendah sehingga petani responden kesulitan dalam menerapkan teknologi baru serta teknik-teknik dalam usahatani padi yang dikelola di desa Lugusari.


3.        Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga merupakan keseluruhan anggota keluarga yang memiliki beban hidup responden bersangkutan, anggota keluarga dapat berfungsi sebagai tenaga kerja dalam keluarga.


Jumlah tanggungan keluarga di desa Lugusari sebagian besar berada pada interval 0-2  orang, sedangkan jumlah tanggungan petani responden petani paling sedikit pada interval 3-4 orang.. Jumlah tanggungan keluarga merupakan potensi tenaga kerja usahatani yang produktif, namun sebaliknya dapat pula sebagai beban bagi keluarga apabila tenaga tersebut bukan tenaga kerja produktif.


4.        Kepemilikan Sumberdaya Lahan

Status lahan adalah informasi yang menggambarkan kepemilikan lahan yang diklasifikasikan menjadi hak negara,hak milik,hak guna usaha,hak guna bangunan,hak milik adat,hak pakai tanah.
 
                                       Gambar 3. Grafik kepemilikan lahan di desa Lugusari


Gambar diatas menunjukan bahwa luas lahan yang dimiliki petani responden di Desa Lugusari,yang digunakan untuk mengembangkan usahatani padi taupun tanaman lain sebagian besar pada luas tanah kurang dari 1 hektar.Hal ini menunjukan luas lahan untuk usahatani padi yang dikelola responden tergolong sempit. Oleh karena itu diperlukan penambahan luas lahan agar usahatani padi dan usahatani tanaman lain yang  dikelola dapat memberikan produksi yang lebih besar dan pada akhirnya pendapatan yang diperoleh juga akan lebih meningkat.


5.        Sumber Modal

Sumber modal adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri atau perusahaan.

Tabel 2. Identitas petani responden berdasarkan sumber modal di desa Lugusari.
 









Tabel 2 menunjukan bahwa petani responden banyak menggunakan modal yang berasal dari modal sendiri dengan presentasi sebanyak 93.33% Dengan demikian petani tersebut sudah memiliki modal yang cukup untuk membiayai usahatani mereka.


3.1.2.Keragaan Usahatani
        
1.      Usahatani padi

Budidaya usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat ditempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian.

a.    Teknik Budidaya
Teknik Budidaya adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.           


Persemaian pada budidaya padi dilakukan 25 hari sebelum masa tanam, persemaian dilakukan pada lahan yang sama atau berdekatan dengan petakan sawah yang ditanami, hal ini dilakukan agar bibit yang sudah ditanam mudah diangkut dan tetap segar. Bila lokasi jauh maka bibit yang diangkut dapat stress bahkan jika terlalu lama akan mati.


Benih yang dibutuhkan untuk ditanam pada lahan 1 ha sebanyak 20 kg. Benih yang sudah disemai, sebelumnya harus direndam terlebih dahulu secara sempurna sekitar 2 x 24 jam dalam ember atau wadah lainnya. Hal ini dilakukan agar benih dapat mengisap air yang dibutuhkan untuk perkecambahan.


Benih yang sudah direndam selama 2 x 24 jam dan sudah berkecambah ditebar dipersemaian secara hati-hati dan merata. Hal ini dimaksudkan agar benih yang tumbuh tidak saling bertumpukan. Selain itu benih juga tidak harus terbenam kedalam tanah karena dapat menyebabkan kecambah terinfeksi pathogen yang dapat menyebabkan busuknya kecambah. Pemupukan lahan persemaian dilakukan kira-kira pada umur satu minggu setalah ditanam (ditabur). Kebutuhan pupuk yang digunakan yaitu,2,5 kg Urea, 2,5 Kg SP36 dan 1 kg KCL.


Setelah persiapan lahan beres maka bibit pun siap ditanam. Bibit biasanya dipindah saat umur 20-25 hari. Ciri bibitnya yang siap dipindah ialah berdaun 5-6 helai ,tinggi 22-25 cm, batang bawah besar dan keras.Bibit ditanam dengan cara dipindah dari bedengan persemaian ke petakan sawah, dengan cara bibit dicabut dari bedengan persemaian dengan menjaga agar bagian akarnya terbawa semua dan tidak rusak. Setelah itu bibit dikumpulkan dalam ikatan – ikatan lalu ditaruh di sawah dengan dengan sebagian akar terbenam ke air. Bibit ditanam dengan posisi tegak dan dalam satu lubang ditanam 2-3 bibit dengan kedalaman tanam cukup 2 cm, karena jika kurang dari 2 cm bibit gampang hanyut. Jarak tanam padi biasanya 20 x 20 cm.


Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali budidaya (produksi) padi sawah. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 12 hari dengan dosis pupuk sepertiga dari kebutuhan pupuk keseluruhan , sedangkan sisa pupuk diberikan pada tahap kedua yaitu kira – kira pada waktu tanaman berumur 40 hari.


b.    Pola Tanam Usahatani Padi

Pola tanam adalah suatu urutan tanam pada sebidang tanah dalam satu tahun, termasuk di dalamnya masa pengolahan tanah .Pola tanam padi di desa Lugusari biasanya dalam satu tahun padi dua kali panen,yaitu pada bulan januari sampai Agustus, sedangkan pada bulan September sampai Desember lahan tersebut  dikosongkan.Pola tanama padi di desa Lugusari data dilihat pada gambar berikut.

                                          Gambar 4. Pola tanam usahatani padi di desa Lugusari.


c.Sarana Produksi Pertanian

Sarana produksi merupakan bahan yang menentukan di dalam budidaya usahatani. Sarana  produksi yang digunakan  dalam usahatani padi adalah bajak, cangkul, arit atau sabit,sprayer atau tank semprot, gosrok, papan, dan penggaris.


d.   Produsi dan Penerimaan

Produksi dan penerimaan usahatani padi dapat dilihat pada grafik berikut.

                                Gambar 5. Tingkat produksi padi di desa Lugusari


Berdasarkan grafik diatas produksi tertinggi berasal dari jumlah produksi 500-1000kg pertahunnya dengan jumlah 6 orang,artinya pendapatan rata-rata petani masih tergolong rendah mengingat dalam sekali produksi petani hanya mendapatkan penerimaan sekitar Rp.2.500.000 – Rp.5.500.000 yang belum dihitung dengan sarana produksi yang mahal.

2.      Usahatani Cabe Jawa


a.       Teknik Budidaya

Penanaman cabe jawa dimulai dengan penanaman tanaman panjat atau tanaman yang akan digunakan sebagai media rambat tanaman cabe jawa tersebut. Setelah tanaman panjat telah dirasa cukup sebagai media rambat tanaman cabai jawa yang akan di tanam, barulah penanaman cabai jawa dapat dilakukan.


b.  Pola tanam usahatani Cabe Jawa

 
Gambar 6.Pola tanam usahatani Cabe Jawa


Gambar tersebut menjelaskan bahwa pola tanam cabe jawa tidak mengalami rotasi dalam 1 tahun,artinya dari hingga bulan Januari hingga Desember tanaman tersebut tetap tumbuh dan kebun tidak mengalami pengosongan atau pergantian tanaman.


c.    Sarana Produksi

Sarana produksi pertanian yang digunakan dalam budidaya usahatani cabe jamu di Desa Lugusari meliputi:

1.              Pupuk
Pupuk yang sering digunakan yaitu pupuk kandang, Ponska, Urea ,NPK , dan Mutiara
2.              Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang sering digunakan yaitu Sidamethrin, dan kapur.

3.              Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam budidaya usahatani cabe jamu yaitu cangkul, golok , sprayer, sabit , dan gunting galah

4.              Benih
Dari 15 petani yang menjadi responden sebagian besar membuat benih cabe jamu sendiri dengan cara tunas, dan yang lain membeli benih di kios sekitar dusunnya.
d.   Produksi dan penenerimaan

Berdasarkan data yang kami peroleh, jumlah produksi cabai jawa di desa Lugusari berkisar antara 100 sampai 1500 kg untuk sekali panen. Sehingga bila dikalikan dengan harga jual cabai jawa yang  bisa mencapai Rp 75.000 per kilogramnya, maka total penerimaan yang didapat oleh petani bisa mencapai sedikitnya 100 juta rupiah.


3.      Usahatani Lada

                                   
a.Teknik Budidaya

Cara penanaman lada tidak jauh berbeda dengan cabai jawa. Pertama, tanam terlebih dahulu tanaman panjat atau tanaman yang akan digunakan sebagai temapat tumbuh tanaman lada. Setelah tanaman panjat telah cukup besar dan dianggap bisa menopang tanaman lada, barulah tanaman lada ditanam di sekitar tanaman panjat tersebut.
b.Pola Tanam Usahatani Lada








 


     Gambar 7. Pola tanam usahatani lada


Berdasarkan gambar 7 pola tanam usahatani lada tidak mengalami rotasi artinya dalam satu tahun usahatani lada tidak diganti oleh tanaman lain,pola tanam usahatani lada dimulai dengan Januari sampai desember setiap tahunnya.


c.Sarana Produksi

Sarana yang digunakan dalam budidaya lada di desa Lugusari adalah golok,arit atau sabit, sprayer dan cangkul. Pupuk yang digunakan oleh petani adalah pupuk kandang yang di dapat dengan membeli dari tetangga sekitar yang memiliki ternak.


d.   Produksi dan Penerimaan

Produksi dan penerimaan lada di desa Lugusari dapat dilihat pada grafik berikut.











    



   Gambar 8.Produksi lada di desa Lugusari


Berdasarkan gambar diatas jumlah produksi lada di desa Lugusari berkisar antara 100 sampai 1000 kg. Sehingga jika dikalikan dengan harga jual lada yang bisa mencapai Rp 120.000 per kilogramnya, pendapatan petani bisa mencapai 120 juta rupiah.


4.      Usahatani  Kopi


a.    Teknik Budidaya

Teknik budidaya yang dilakukan yaitu, pertama kita harus membuat lubang yang berukuran 60 x 60 cm. Lubang dibuat 6 bulan sebelum ditanam,lalu tutup lubang tanam 1 – 3 bulan sebelum ditanam kopi dan dijaga agar batu – batu, atau sisa akar – akar tidak masuk ke dalam lubang tanam. Selama persiapan lahan pada areal kosong dapat ditanami beberapa kacang – kacangan. Sebelum ditanam semprotkan dulu larutan pupuk pada titik – titik tanaman .

b. Pola Tanam Usahatani

Tanaman kopi tidak mengalami rotasi tanam karena setelah penanaman tanaman kopi akan terus hidup sepanjang tahun (bulan januari hingga desember setiap tahunnya).Berikut gambar pola tanam usahatani kopi di desa Lugusari.


  







   Gambar 9. Pola tanam usahatani kopi


c.       Sarana Produksi Pertanian

Sarana produksi pertanian yang digunakan dalam budidaya usahatani kopi yaitu cangkul, golok, sprayer, dan arit. Jenis pupuk yang digunakan dalam budidaya komoditi ini yaitu urea dan TSP.


d.      Produksi  dan Penerimaan

Jumlah produksi usahatani kopi di desa Lugusari berkisar antara 50 kg sampai dengan 800 kg. Dari hasil produksi usahatani kopi yang masih minim ini dapat diketahui bahwa lahan yang digunakan sebagai perkebunan kopi masih sedikit, atau tanaman kopi hanya digunakan sebagai tanaman tumpang sari sehingga hasil komoditi ini masih sedikit.


5.      Usahatani  Kakao

a.Teknik Budidaya

Tahapan budidaya yang dilakukan yaitu mempersiapkan lahan terlebih dahulu. Biji kakao yang digunakan adalah buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang sudah cukup umur , Kemudian dibersihkan daging buahnya menggunakan abu dan segara di kecambahkan.


Penanaman tanaman kakao dilakukan dengan jarak tanam 3 x 3 m, 4 x 2 m, dan 3,5 x 2,5 m, dengan ukuran lubang 60 x 60 x 60 cm. Jarak tanam pohon pelindungnya adalah 1,5 x 1,5 m tergatung areal yang digunakan. Dalam pemeliharaan tanaman kakao yang dilakukan adalah dengan melakukan pemangkasan , penyiangan , penyiraman , pemupukan, serta pengendalian hama penyakit.


b.Pola Tanam Usahatani  Kakao

Pola tanam usahatani kakao tidak mengalami rotasi yaitu dalam satu tahun tidak ada pergantian tanaman,pola tanam usahatani kakao dimulai pada bulan Januari sampai Desember setiap tahunnya. Berikut adalah gambar pola tanam usahatani kakao.










 
Gambar 10. Pola tanam usahatani kakao

c.       Sarana Produksi

Sarana yang digunakan dalam produksi kakao di desa lugusari masih sederhana seperti cangkul, arit atau sabit, sprayer, dan golok.


d.      Produksi dan Penerimaan

Produksi dan penerimaan usahatani kakao di desa lugusari dapat di lihat pada gambar berikut.

       Gambar 11. Produksi Kakao di Desa Lugusari


Gambar di atas menunjukan bahwa jumlah produksi tertinggi ada di antara 1-100 kg dengan presentase 20Selain itu masyarakat di desa Lugusari juga banyak yang tidak menanam kakao. Hal ini terlihat dari presentasenya yang mencapai 66,66%.


6.      Budidaya Ikan Lele

a.    Teknik Budidaya
Pertama, hitung dulu bibit yang akan ditanam dalam kolam tersebut. Sesuaikan dengan jumlah modal yang dimiliki atau yang telah disiapkan. Gunakan perbandingan yang tepat saat membuat kolam terpal. Pembuatannya bisa didasarkan pada ukuran 100 ekor lele per 1 meter perseg. Sementara itu untuk ketinggian kolam bisa menggali tanah dengan kedalaman 1,5 meter sementara panjang dan lebarnya disesuaikan.

Siapkan terpal dengan panjang dan lebar yang lebih besar ketimbang ukuran galian tanah. Pastikan bahwa masih ada sisaan terpal sepanjang setengah meter yang terlihat dari luar. Sebelum memasang terpal pastikan tanah yang kita gali sudah bersih dari kerikil dan batu. Selanjutnya kita bisa masukan air ke dalam terpal. Air ini juga  harus mengandung plankton dengan metode di campur dengan kompos sapi lantas dibiarkan selama 3 hari. Baru bibit ikan akan dimasukkan ke dalamnya.


b.    Pola Tanam Budidaya Lele

Pada budidaya ikan lele terdapat dua kali musim tanam yaitu dimulai dari bulan januari sampai  September. Sedangkan Oktober sampai Desember kolam dibiarkan kosong untuk menunggu musim pengairan datang.Berikut ini gambar pola tanam budidaya ikan lele.

     Gambar 12. Pola Budidaya Ikan Lele.

c.Sarana Produksi

Sarana produksi pertanian yang digunakan dalam budidaya ikan lele di desa Lugusari meliputi:


1.              Pupuk
Pupuk yang sering digunakan oleh petani ikan di desa Lugusari yaitu pupuk kandang, Urea, Ponska dan MPK.

2.                 Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang sering digunakan dalam pembudidayaan ikan lele yaitu Introflok, EM 4, EM 8, Garam, Blue Koper dan Rentaflu.

3.                 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembudidayaan ikan lele yaitu cangkul, golok , caduk , sabit, mesin sedot air dan jaring.

4.                 Benih
Untuk budidaya ikan lele, sebagian besar masyarakat Lugusari memperoleh benih ikan dengan membeli di tempat pembibitan ikan yang ada disekitar desa Lugusari.


d.Produksi
 












  
 Gambar 13.Produksi Ikan Lele di Desa Lugusari


Berdasarkan grafik di atas jumlah produksi tertinggi sekitar 100 – 800 kg dengan persentase sekitar 20%. Sedangkan petani responden yang memiliki jumlah produksi 1500 kg sangat kecil, yakni di bawah 10% dan terdapat lebih banyak lagi petani responden yang tidak membudidayakan ikan lele.


6.      Budidaya Ikan Mas


a.Teknik Budidaya Ikan Emas

Hal yang pertama yang harus dilakukan adalah memilih bibit atau calon  indukan. Usahakan berasal dari keturunan yang memiliki sifat unggul sehingga menghasilkan benih yang memiliki produktivitas tinggi . Sebelum kolam digunakan, lakukan pembajakan dasar kolam, pengapuran,pemupukan dan penggenangan air. Persiapan ini membutuhkan waktu 1 – 2 minggu, tergantung pada cuaca.
                                           
Gunakan benih ikan mas berukuran 100 gram per ekor.Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari, diberikan pagi, siang dan sore hari. Dalam tiga bulan bobot ikan emas akan naik menjadi sekitar 300 – 400 gram per ekor. Dengan berat ini ikan sudah bisa dipanen.


b.Pola Tanam Budidaya Ikan Emas

Ikan mas biasanya mulai dibudidayakann dari bulan Januari sampai september sedangkan oktober sampai desember menunggu musim perairan. Berikut gambar pola tanam budidaya ikan mas.

      Gambar 14. Pola Tanam Budidaya Ikan Mas


c.Sarana Budidaya

Sarana produksi pertanian yang digunakan dalam budidaya ikan mas di desa Lugusari meliputi:

1.                   Pupuk
Pupuk yang sering digunakan oleh petani ikan di desa Lugusari yaitu urea.

2.                   Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang sering digunakan dalam pembudidayaan ikan mas yaitu Boster dan Garam.

3.                   Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembudidayaan ikan mas yaitu cangkul, golok , caduk , sabit, mesin sedot air dan jaring.

4.                   Benih
Untuk budidaya ikan mas, sebagian besar masyarakat Lugusari memperoleh benih ikan dengan membeli di tempat pembibitan ikan yang ada disekitar desa Lugusari.

d. Produksi dan Penerimaan

Produksi ikan mas di desa Lugusari berkisar antara 700-800 kg pada sekali panen. Jika jumlah produksi ini dikalikan dengan nilai jual ikan mas per kilogramnya yang mencapai Rp 23.000 maka pendapatan yang diterima sebanyak 16 juta rupiah.


3.2.   Pengolahan/Agroindustri



Menurut soeharjo Agroindustri adalah pengolahan hasil pertanian dan karena itu agroindustri merupakan bagian dari enam subsistem agribisnis yang disepakati selama ini yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan , usaha tani, pengolahan hasil (agroindustri), pemasaran, sarana dan pembinaan.


Agroindustri yang terdapat di desa Lugusari memanfaatkan hasil pertanian seperti gabah, kedelai, singkong dan cabai jawa sebagai bahan baku. Kemudian mengolahnya menjadi sebuah produk baru. Kegiatan agroindustri ini berpengaruh pada pertambahan pendapatan karena dengan dilakukannya pengolahan bahan baku, berakibat pada naiknya nilai jual komoditas tersebut.


3.2.1.      Pasca Panen


Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca produksi (Postproduction)  yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan  pengolahan (processing).


Kegiatan agroindustri pasca panen yang banyak terdapat di desa Lugusari adalah pengolahan pada padi yang telah di panen. Hal ini terjadi karena bertani merupakan pekerjaan utama masyarakat di desa tersebut dan padi merupakan komoditas utama yang ditanam pada lahan mereka.


1.   Padi


Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.


Penggilingan padi merupakan tahapan pasca panen yang banyak dilakukan di desa Lugusari. Tahap penggilingan ini akan mengubah gabah yang telah kering menjadi beras. Tahap penjemuran tidak dilakukan oleh pelaku agroindustri karena biasanya petani telah menjemur gabah yang baru dipanen kemudian menjualnya.


Tahap penggilingan ini membutuhkan peralatan seperti mesin, timbangan, ember, sekop, rinjing dan lain-lain. Selain itu, tahap ini membutuhkan tenaga kerja kurang lebih 20 orang. Tenaga kerja yang digunakan biasanya laki-laki. Pengolahan bahan baku gabah kering menjadi beras menaikkan nilai jualnya sebanyak Rp 3000. Tentu saja hal ini sangat berperan dalam meningkatkan pendapatan karena biasanya gabah kering dijual dengan harga Rp 5000 – Rp 5500, sedangkan gabah kering yang telah digiling dan menjadi beras bisa dijual dengan harga Rp 8500. Pemasaran tahap pasca panen ini dilakukan dengan menjual hasilnya ke pasar.


3.2.2.      Pengolahan


Pengolahan hasil pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan langsung terhadap hasil pertanian yang karena sifatnya harus segera ditangani untuk meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya simpan dan daya guna lebih tinggi.


Pengolahan hasil pertanian banyak ditemukan di desa Lugusari. diantaranya agroindustri pengolahan kedelai, singkong, dan cabai jawa. Namun agroindustri pengolahan yang paling banyak terdapat di desa Lugusari adalah agroindustri pengolahan yang menggunakan bahan baku singkong. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut.


1.      Tempe


Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".


Agroindustri pengolahan tempe yang terdapat di desa Lugusari memanfaatkan kedelai sebagai bahan bakunya. Proses pembuatan tempe yang dilakukan sama seperti pembuatan tempe pada umumnya. Pada tahap pembuatan tempe ini dibutuhkan tenaga kerja sebanyak dua orang. Tenaga kerja ini berasal dari dalam keluarga. Alat yang dibutuhkan dalam proses pembuatan tempe ini antara lain panci, kompor, tungku, tampah, dan pisau.


Proses pembuatan tempe yang memakan waktu dua hari ini meningkatkan nilai jual sebanyak Rp 42000. Tentu hal ini sangat berperan pada peningkatan pendapatan pelaku agroindustri, karena 1 kg kedelai yang biasanya dijual dengan harga Rp 8000, setelah diolah menjadi tempe bisa menghasilkan 50 biji tempe yang dijual dengan harga Rp 1000 per bijinya. Hal ini berarti dari 1 kg kedelai akan dihasilkan pendapatan sebesar Rp 50.000. Hasil olahan kedelai ini biasa dipasarkan dengan cara dijual ke pasar atau dijual berkeliling di desa.


2.      Jamu


Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal.Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah.


Cabai Jawa yang banyak di produksi di desa Lugusari menyebabkan timbulnya angroindustri pengolahan komoditas tersebut. Cabai jawa merupakan salah satu bahan pembuatan jamu yang mudah didapatkan di desa Lugusari. Bahan pembuatan jamu yang lain diantaranya jahe, kunyit, kencur, temulawak dan lain-lain. Proses pembuatan jamu  membuhtukan tenaga kerja sebanyak 1-2 orang dan biasanya berasal dari dalam keluarga.


Alat-alat khusus yang digunakan dalam proses pembuatan jamu ini antara lain perasan dan tumbukan. Waktu yang dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah menjadi jamu kurang lebih 2 jam. Hasil agroindustri pengolahan berupa jamu ini biasa dipasarkan dengan cara berkeliling desa. Hasil penjualan jamu ini biasanya menjadi penghasilan utama bagi pelaku agroindustri tersebut.


3.      Klanting Singkong


Klanting adalah salah satu makanan tradisional yang bertekstur renyah memiliki cita rasa gurih. Salah satu bahan dasar dari pembuatan klanting ini adalah singkong.
Harga singkong yang tergolong rendah mendorong muculnya agroindustri pengolahan komoditas tersebut. Salah satunya adalah kelanting singkong. Di desa Lugusari terdapat industri pengolahan klanting singkong.  Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembuatan klanting singkong ini berjumlah 6 orang yang berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga.


Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan klanting singkong ini antara lain keranjang, tampah, wajan, rigen, dan gilingan. Klanting singkong ini biasa dipasarkan dengan cara dijual ke pasar atau dijual langsung ke konsumen dengan harga Rp 20.000 per kg, berbeda jauh dengan singkong yang biasanya dijual dengan harga Rp 1500 per kilogramnya.
4.      Oyek


Oyek adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang dibuat dari ketela pohon atau singkong. Oyek dibuat dari gaplek. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras.


Di desa Lugusari ditemukan agroindustri pengolahan singkong menjadi oyek. Pembuatan oyek ini menggunakan tenaga kerja yang berjumlah 2 orang dan berasal dari dalam keluarga. Alat yang dibutuhkan antara lain panci, rinjing, dan tampah. Pengolahan singkong menjadi oyek ini meningkatkan nilai jual bahan bakunya yaitu singkong yang biasanya dijual seharga Rp 1500 per kg menjadi Rp 10.000 per kilogramnya. Oyek ini biasa dipasarkan dengan cara menjualnya ke pasar.


5.      Tapai Singkong


Tapai singkong adalah tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi.Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Pada dasarnya tapai adalah makanan matang setelah melalui proses kukus atau rebus.


Bahan baku singkong yang memiliki nilai jual cukup rendah mendorong munculnya pemanfaatan bahan baku tersebut menjadi sesuatu yang bernilai jual lebih tinggi. Salah satunya adalah dengan mengolahnya menjadi tapai singkong. Karena itu munculah agroindustri pengolahan singkong menjadi tapai singkong di desa Lugusari. Pembuatan tapai singkong ini membutuhkan teaga kerja sebanyak 2 orang yang berasal dari dalam keluarga.


Alat yang digunakan dalam proses pembuatan tapai ini diantara lain kompor, rinjing, tampah, dan panci. Pengolahan singkong ini membutuhan waktu 2 hari. Tapai singkong ini biasa dipasarkan dengan cara menjualnya ke pasar dengan harga Rp 9000 per kg. Hal ini berarti pengolahan tapai ini meningkatkan nilai jual bahan bakunya sebanyak Rp 7500.


6.      Keripik Singkong


Keripik singkong adalah makanan yang terbuat dari singkong yang diiris tipis kemudian digoreng dengan menggunakan minyak goreng. Biasanya rasanya adalah asin dengan aroma bawang yang gurih.


Cita rasa keripik singkong yang gurih banyak digemari oleh masyarakat. Hal ini memicu timbulnya agroindustri pengolahan singkong menjadi keripik singkong. Begitu juga di desa Lugusari ditemukan agroindustri pengolahan makanan ini.  Pembuatan keripik singkong ini biasanya memakan waktu selama 1 hari dan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 2 orang. Adapun alat yang digunakan dalam pengolahan singkong menjadi kerpik ini adalah pasahan, kompor dan wajan. Keripik singkong ini dipasarkan dengan cara dijual ke pasar dengan harga Rp 20.000 per kilogram.




3.3.   Pemasaran


Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.


Sedangkan lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lain .


Proses pemasaran yang terjadi di desa Lugusari masih sederhana sehingga memiliki alur distribusi yang pendek. Selain itu belum banyak terdapat lembaga pemasaran di desa tersebut. Beberapa hasil agroindustri pengolahan bahkan dipasarkan tanpa melalui lembaga pemasaran dan langsung di jual ke konsumen. Proses pemasaran masing-masing komoditi akan dijelaskan lebih rinci pada sub bab berikut ini.


3.3.1.      Pemasaran Padi


Proses pemasaran padi di desa Lugusari dapat diamati dari alur distribusi di bawah ini.



Gambar 15. Alur distribusi pemasaran padi


Dari alur distribusi pemasaran padi di atas, dapat diketahui bahwa lembaga pemasaran yang digunakan adalah pengepul kecil, pengepul besar, pengecer, dan konsumen. Petani akan menjual hasil panennya pada pengepul kecil. Pengepul kecil ini biasanya pelaku agroindustri pasca panen, dan mengolah padi menjadi beras. Lalu pengepul kecil menjual hasil olahannya kepada pengepul besar. Pengepul besar akan menjual beras ini kepada pengecer dan akhirnya dibeli oleh konsumen.


3.3.2.      Pemasaran Ikan Lele


Proses pemasaran ikan lele di desa Lugusari dapat diamati dari alur distribusi di bawah ini.


Gambar 16. Alur distribusi pemasaran ikan lele


Dari alur distribusi di atas dapat diketahui bahwa lembaga pemasaran yang digunakan dalam pemasaran ikan lele adalah pengepul, pengecer dan konsumen. Ikan lele melalui lembaga pemasaran pengepul dan pengecer sebelum ikan lele sampai ke tangan konsumen.


3.3.3.      Pemasaran pisang


Proses pemasaran pisang di desa Lugusari dapat diamati dari alur distribusi di bawah ini.


                          Gambar 17. Alur distribusi pemasaran pisang


Alur distribusi pemasaran pisang di atas memperlihatkan bahwa pisang melalui alur distribusi yang cukup panjang untuk sampai ke konsumen. Petani akan menjual hasil panennya kepada pengepul, lalu pengepul akan menjualnya kepada pedagang besar. Pedagang besar akan menjual Pisang tersebut kepada pedagang kecil hingga akhirnya pisang sampai kepada konsumen.


3.3.4.      Pemasaran Jamur


Proses pemasaran jamur di desa Lugusari dapat diamati dari alur distribusi di bawah ini.


Gambar 18. Alur distribusi pemasaran Jamur
Proses pemasaran jamur yang dilakukan di desa Lugusari masih sederhana sehingga memiliki alur distribusi yang cukup pendek. Lembaga pemasaran yang digunakan hanya dua yaitu pedagang dan konsumen. Hal ini berarti petani akan menjual hasil panennya kepada pedagang dan konsumen akan membeli ke pedagang tersebut.


3.3.5.      Pemasaran tempe


Proses pemasaran tempe di desa Lugusari dapat diamati dari alur distribusi di bawah ini.
   

    Gambar 19. Alur distribusi pemasaran tempe


   Dari alur distribusi di atas dapat diketahui bahwa proses pemasaran tempe melalui 2 alur distribusi. Pertama pabrik agroindustri pengolahan akan menjual produknya pada pedang di pasar. Lalu pedagang di pasar menjual tempe tersebut epada pengecer hingga akhirnya sapai kepada konsumen. Kedua, Pabrik akan menjual tempe kepada pedagang di pasar, lalu pedagang tersebut menjualnya kepada konsumen.


3.3.6.      Pemasaran jamu

Proses pemasaran jamu di desa Lugusari dapat diamati dari alur distribusi di bawah ini.

Gambar 20. Alur distribusi pemasaran Jamu

Alur distribusi pemasaran jamu di atas merupakan alur distribusi yang paling sederhana. Pabrik agroindustri pengolahan jamu langsung menjual produknya kepada konsumen tanpa melalui perantara. Di desa Lugusari proses pemasaran jamu ini dilalukan dengan cara berjualan keliling desa.


3.3.7.      Pemasaran Klanting

Proses pemasaran klanting di desa Lugusari dapat diamati dari alur distribusi di bawah ini.

Gambar 21. Alur distribusi pemasaran klanting

Alur distribusi di atas menggambarkan dua cara pemasaran klanting yang biasa yang dilakukan di desa Lugusari. Alur distribusi tersebut menggunakan dua lembaga pemasaran yaitu pedagang, pengecer, dan konsumen. Pada proses pemasaran pertama, pemasaran klanting melalui pedagang dan pegecer hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen. Sedangkan pada proses pemmasaran kedua, pemasaran klanting hanya melalui pedagang di pasar dan setelah itu sampai ke tangan konsumen.


3.3.8.      Pemasaran Oyek

Proses pemasaran oyek di desa Lugusari dapat diamati dari alur distribusi di bawah ini.


Gambar 22 alur distribusi pemasaran oyek


Pada alur distribusi di atas dapat diketahui bahwa proses pemasaran oyek menggunakan tiga lembaga pemasaran yaitu pedagang, pengecer, dan konsumen. Pabrik agroindustri pengolahan oyek menjual produknya kepada pedagang, lalu pedagang menjual oyek tersebut kepada pengecer dan akhirnya sampai kepada konsumen.



3.3.9.      Pemasaran Tapai singkong


Proses pemasaran tapai singkong di desa Lugusari dapat diamati dari alur distribusi di bawah ini.


Gambar 23. Alur distribusi pemasaran tapai singkong


Proses pemasaran tapai singkong yang terliha pada alur distribusi di atas menjelasan bahwa pemasaran produk tersebut menggunakan tiga lembaga pemasaran yaitu pedagang, pengecer, dan konsumen. Tapai singkong hasil produksi pabrik melalui pedagang dan pengecer hingga akhirnya sampai kapada konsumen.


3.4.   Subsistem Jasa Layanan Penunjang


Sistem agribisnis terdiri atas empat subsistem, yaitu (a) subsistem agribisnis hulu atau downstream agribusiness, (b) subsistem agribisnis usahatani atau on-farm agribusiness, (c) subsistem agribisnis hilir atau upstream agribusiness, dan (d) subsistem jasa layanan pendukung agribisnis atau supporting institution.


Subsistem jasa layanan pendukung atau kelembagaan penunjang agribisnis adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan ketiga subsistem agribisnis yang lain. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, konsultan, keuangan, dan penelitian.


Subsistem yang akan dibahas di sini adalah lembaga ekonomi, sarana dan prasarana angkutan, sarana teknologi informasi dan komunikasi, dan program pemerintah yang ada di desa Lugusari khususnya pada manfaat dan pengaruh subsistem tersebut pada kegiatan pertanian yang dilakukan masyarakat di desa tersebut.


3.4.1.      Lembaga Ekonomi


Lembaga ekonomi adalah suatu lembaga yang memiliki kegiatan di bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhaan masyarakat. Definisi dari lembaga ekonomi yang lainnya yaitu suatu lembaga yang mengatasi berbagai masalah menganai cara produksi, pendistribusian atau pelayanan suatu jasa yang di perlukan oleh masyarakat supaya kebutuhan masyarakat tersebut dapat terpenuhi.


Lembaga ekonomi yang terdapat di desa Lugusari adalah lumbung padi. Lumbung padi adalah sebuah lumbung yang digunakan untuk menyimpan dan mengeringkan padi yang telah dipanen. Kepengurusan lumbung padi ini dilakukan oleh anggota masyarakat setempat. Jenis layanan yang digunakan adalah simpan pinjam dalam bentuk padi. Petani yang kekurangan modal bisa meminjam padi di lumbung, dan ketika panen mengembalikan padi yang dipinjam. Lumbung padi ini sangat bermanfaat dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Lumbung padi ini tidak berbadan hukum dan memiliki anggota sekitar 30 sampai 40 orang.
3.4.2.      Sarana dan Prasarana Angkutan


Sarana dan prasarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama / pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja.


Transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari prasarana/sarana dan  sistem pelayanan yang memungkinkan adanya pergerakan keseluruh wilayah sehingga terakomodasi mobilitas penduduk, dimungkinkan adanya pergerakan barang, dan dimungkinkannya akses ke semua wilayah


Sarana dan prasarana angkutan atau transportasi yang banyak dimiliki oleh masyarakat di desa Lugusari adalah sepeda dan sepeda motor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Gambar 24.Kepemilikan Sarana Transportasi di Desa Lugusari

Gambar di atas menjelaskan bahwa masih terdapat rumah tangga atau keluarga yang tidak memiliki sarana transportasi. Jumlah yang ditunjukkan cukup besar, yaitu 27%. Artinya lebih dari seperempat warga tidak memiliki sarana transportasi di desa tersebut. Untuk keluarga yang memiliki sepeda dan sepeda motor jumlahnya lebih dari 50% dan keluarga yang memiliki sepeda motor saja jumlahnya seperlima dari jumlah keluarga di desa tersebut. Sedangkan menurut data yang di dapat serta pengamatan yang dilakukan di desa tersebut, kepemilikan mobil dan truk masih sangat jarang di desa Lugusari.


Sarana dan prasarana angkutan atau transportasi berupa jalan yang terdapat di desa Lugusari kondisinya cukup baik. Walaupun belum semua jalan beraspal, namun masih dapat dilalui kendaraan dengan baik. Namun tentu saja kondisi jalan yang belum beraspal akan memperlambat pemasaran komoditi yang ada di desa tersebut. Hal ini karena kondisi jalan berbatu sehingga tidak memungkinkan kendaraan melaju dengan cepat.


3.4.3.      Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi


Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.


Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi yang akan di bahas di sini adalah televisi, HP, dan computer. Presentase kepemilikan sarana TIK di desa Lugusari dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 3.Persentase kepemilikan sarana TIK di desa Lugusari.
No
Keterangan
Jumlah
Persentase (%)
1
TV
4
26,7
2
TV dan HP
9
60
3
TV, HP, dan Komputer
2
13,3


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah masyarakat yang memiliki sarana TIK televisi dan HP berjumlah paling banyak yaitu 60%. Untuk jumlah masyarakat yang memiliki sarana TIK televisi saja memiliki persentase lebih dari seperempat jumlah masyarakat di desa tersebut. Sedangkan masyarakat yang memiliki sarana TIK televisi, HP, dan komputer masih sedikit yaitu hanya 13,3%.


Berdasarkan pengamatan kami selama di desa Lugusari sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat. Masyarakat dapat mengetahui informasi terbaru dari sarana TIK yang dimiliki. Selain itu dengan adanya sarana TIK berupa HP, komunikasi antar warga bisa berjalan dengan baik dan informasi bisa didapatkan dengan cepat.


3.4.4.      Program Pemerintah


Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai tujuan kegiatan yang akan dicapai, kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan, aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui, perkiraan anggaran yang dibutuhkan, dan strategi pelaksanaan. Pemerintah di Indonesia membuat beberapa program pemberdayaan masyarakat yang digunakan dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Salah satunya adalah PNPM Mandiri Pedesaan.


PNPM Mandiri Perdesaan merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. Program ini menyediakan fasilitasi pemberdayaan masyarakat/ kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung.


Program PNPM ini terdapat di desa Lugusari. Berdasarkan keterangan warga setempat, kegiatan yang telah dilakukan dengan bantuan program pemerintah ini adalah perbaikan jalan dan pembangunan jembatan. Kegiatan tersebut pernah dilakukan pada tahun 2008, dan tahun 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisispasi masyarakat dalam kegiatan ini yaitu bergotong royong dalam membangun jalan serta jembatan.


3.5.   Sumberdaya dan Kesejahteraan Petani


Sumber daya didefinisikan sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumber daya  adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Grima dan Berkes mendefinisikan sumber daya sebagai aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Rees  lebih jauh mengatakan bahwa sesuatu untuk dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki dua kriteria yang pertama yaitu harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya yang kedua adalah harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut.


Sedangkan, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.


3.5.1.      Sumberdaya Manusia Keluarga


Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.


Kemampuan sumberdaya manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi berkaitan dengan pendidikan serta usia sumberdaya manusia tersebut. Dari data yang kami peroleh, sebanyak 25% masyarakat di desa lugusari telah memasuki masa non produktif yaitu berusia labih dari 64 tahun. Sedangkan persentase masyarakat yang berada pada masa produktif yatu berusia sekitar 15-64 tahun sebanyak 75%.


Tingkat pendidikan masyarakat di desa Lugusari dapat dilihat pada gambar berikut.


Gambar 25. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Lugusari


Gambar 25 menjelaskan bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak di desa lugusari adalah SMA yaitu sebanyak 33%.  Tingkat pendidikan paling tinggi berdasarkan data yang kami peroleh adalah D3. Namun persentase jumlah masyarakat yang berpendidikan D3 masih sedikit, yaitu hanya 13%. Selain itu, di desa lugusari terdapat masyarakat yang tidak bersekolah, dan memiliki persentase sebanyak 7%. Persentase jumah masyarakat yang berpendidikan akhir SD juga masih tinggi yaitu 27%. Hal ini berarti di desa Lugusari keberadaan sumberdaya keluarga yang berpendidikan tinggi masih sangat minim.


3.5.2.      Sumberdaya Materi


Sumberdaya adalah segala sesuatu baik yang berwujud atau tidak berwujud, yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya. Sedangkan yang dimaksud sumberdaya materi adalah uang dan barang termasuk kepemilikan lahan dan aset.
Sebagian besar petani responden di desa Lugusari memiliki lahan yang luasnya kurang dari 1 hektar.Persentasi jumlah masyarakat yang memiliki lahan dengan luas kurang dari satu hektar cukup besar yaitu mencapai 40%. Selain itu, walaupun masih terdapat beberapa keluarga yang tidak memiliki lahan, tetapi hampir semua masyarakat di desa tersebut memiliki lahan dengan luas yang bervariasi. Hal ini berarti sebagian besar masyarakat di desa lugusari menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian baik pada budidaya tanaman maupun perikanan.


3.5.3.      Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga


Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga.
Apabila pendapatan lebih ditekankan pengertiannya pada pendapatan rumah tangga, maka pendapatan merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, informal dan pendapatan subsistem. Pendapatan  formal adalah segala penghasilan baik berupa uang atau barang yang diterima biasanya sebagai balas jasa. Pendapatan informal berupa penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan diluar pekerjaan pokoknya


Pengeluaran konsumsi atau private consumption expenditure meliputi semua pengeluaran rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga-lembaga swasta bukan perusahaan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembelian barang-barang tahan lama yang baru seperti mobil, pesawat televisi dan sebagainya selain bangunan rumah termasuk variable ekonomi pengeluaran konsumsi.


Pendapatan dan pengeluaran rumah tangga di desa Lugusari sangat bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Gambar 26. Grafik pendapatan dan pengeluaran di desa Lugusari

Gambar 26 menjelaskan bahwa sebagaian besar masyarakat di desa Lugusari memperoleh pendapatan kurang dari 1 juta per bulannya dan rumah tangga yang memiliki pendapatan lebih dari 3 juta per bulan masih sangat sedikit. Hal ini dikarenakan berbagai faktor, salah satunya kepemilikan lahan yang minim.


Sedangkan pada pengeluaran rumah tangga, lebih dari setengah masyarakat memiliki pengeluaran kurang dari 1 juta per bulannya. Persentasenya cukup besar yaitu 60%. Dari data yang didapatkan, tidak ada rumah tangga yang memiliki pengeluaran lebih dari 3 juta. Selain itu, beberapa rumah tangga memiliki pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan yang diterima.

3.5.4.      Sumberdaya Waktu Keluarga

Sumberdaya waktu adalah waktu untuk melakukan pekerjaan pribadi (tidur, makan, mandi, ibadah, dll.), mencari nafkah, kegiatan sosial, dan istirahat (waktu luang).

Alokasi penggunaan sumberdaya waktu pada masyarakat di desa Lugusari dapat di lihat pada grafik berikut.


Gambar 27. Persentase alokasi waktu Petani Responden di Desa Lugusari

Berdasarkan gambar 27 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar sumberdaya waktu yang ada tidak dimanfaatkan dengan baik. Waktu senggang memiliki persentase jumlah yang paling besar yaitu 35%. Ini berarti waktu senggang yang dimiliki lebih dari 8 jam sehari. Sedangkan waktu yang digunakan untuk bekerja sekitar 23% atau kurang lebih 6 jam sehari. Hal ini terjadi karena budidaya pada sector pertanian baik tanaman maupun perikanan tidak memakan banyak waktu pada proses perawatan. Sedangkan, pada proses penanaman dan pemanenan, petani menggunakan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga sehingga tidak banyak menyita waktu mereka.


3.5.5.      Ketahanan Pangan


Menurut UU no 18 tahun 2012, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, amam, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertetangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakan untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif serta berkelanjutan.
   

            Berdasarkan data yang diperoleh, ketersediaan pangan pada masyarakat yang terdapat di desa Lugusari selalu dapat mencukupi kebutuhan pangan keluarga tersebut. Hal ini dikarenakan bahan pangan yang dibutuhkan masih banyak terdapat di lingkungan sekitar, sehingga masyarakat tidak perlu membeli bahan pangan tersebut. Contohnya pada kebutuhan pangan sayuran dan buah. Rata-rata masyarakat memiliki bahan pangan tersebut di kebun atau pekerangan mereka. Sehingga, walaupun harus membeli beberapa jenis sayuran, tidak di butuhkan dana yang banyak untuk mendapatkan bahan pangan tersebut.


Sektor petanian budidaya perikanan yang banyak terdapat di desa Lugusari juga mempermudah dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang berupa lauk pauk. Selain itu sebagian besar masyarakat di desa tersebut juga memiliki lahan sawah sehingga ketersediaan makanan pokok berupa nasi dapat disediakan dengan mudah.
3.6.   Sistem Sosial Petani

Menurut Tallcot Persons definisi sistem sosial adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara para pelaku sosial. Interaksi yang terjadi antara para pelaku sosial ini melibatkan struktur relasi yang mana jaringan relasi tersebut disebut Tallcot Persons sebagai sistem. Sistem sosial petani adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara para petani. Sistem sosial petani yang ada di desa Lugusari akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut.


3.6.1.      Proses Sosial

Proses sosial dapat didefinisikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan kata lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara perbagai segi kehidupan bersama


Proses social ada yang bersifat positif (asosiatif) dan juga negatif (disosiatif). Selama melakukan praktik di desa Lugusari kami mengamati proses sosial yang terjadi yang terjadi di desa tersebut khususnya di dusun Lugusari I, tempat kami tinggal selama melaksanakan praktik pengenalan pertanian. Interaksi sosial antar masyarakat di desa tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada sub bab berikut.

3.6.1.1.  Proses Sosial Bersifat Asosiatif

Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat positif, artinya mendukung seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu. Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain kerja sama (cooperation), akomodasi (accomodation), asimilasi (assimilation), dan akultursi (aculturation).

A.  Kerjasama

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antarindividu ataupun kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya atau orang lain. Kerja sama berorientasi antara individu terhadap kelompok (in group) dan individu terhadap kelompok lainnya (out group). Menurut Charles H. Cooley, kerja sama dapat berlangsung jika seseorang menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan orang lain.

Kerja sama yang sering terjadi di desa Lugusari terjadi saat pemanenan hasil perikanan. Proses pemanenan akan dilakukan oleh pemilik lahan dengan meminta bantuan pada tetangga atau saudara pemilik lahan tersebut. Setelah proses pemanenan berakhir maka sebagian hasil panen akan dibagikan kepada orang yang membantu proses pemanenan tersebut.

B.  Akomodasi

Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia dengan semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi ketegangan. Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Akomodasi seringkali merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara menghargai kepribadian yang berkonflik ataupun paksaan (tekanan).

Berdasarkan hasil pengamatan kami selama berada di desa tersebut proses akomodasi ini tidak terjadi di desa Lugusari karena tidak terdapat pertentangan antar warga, baik karena perbedaan etnis atau agama. Masyarakat di desa tersebut menghargai perbedaan-perbedaan yang ada sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis.

C.  Asimilasi

Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, prosedur asimilasi akan timbul bila ada kelompok-kelompok yang mempunyai perbedaan kebudayaan. Kemudian, individu-individu dalam kelompok tersebut berinteraksi secara langsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan menyesuaikan diri.
Desa Lugusari terdiri dari masyarakat yang berasal dari berbagai macam etnis. Terutama jawa dan lampung. Walaupun suku jawa lebih dominan, namun etnis yang ada menghargai budaya masing-masing etnis. Selain itu terjadi penyesuaian budaya masing-masing etnis sehingga kehidupan sosial di desa tersebut bisa berjalan dengan baik.


3.6.1.2.  Proses Sosial Bersifat Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif disebut juga oposisi yang artinya bertentangan dengan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi sosial disosiatif dibedakan menjadi beberapa bentuk, antara lain persaingan (competition), kontravensi, dan pertentangan atau konflik (conflict).


A.   Persaingan (competition)


Persaingan merupakan proses sosial ketika terdapat kedua pihak atau lebih saling berlomba melakukan sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingn terjadi jikalau beberapa pihak menginginkan sesuatu dengan jumlah yang terbatas ataupun menjadi pusat perhatian umum.


Persaingan yang terjadi di desa Lugusari merupakan persaingan yang sehat. Masing-masing petani berusaha meningkatkan hasil panennya dengan usaha masing-masing tanpa mengganggu petani lain. Bahkan, para petani juga membantu satu sama lain dalam proses bertani.


B.   Kontravensi


Kontravensi adalah sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak adanya perselisihan (konflik) terbuka. Kontravensi merupakan proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan dengan tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab kontravensi adalah perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dan pendirian kalangan lainnya dalam masyarakat ataupun dapat juga pendirian menyeluruh masyarakat.


Berdasarkan pengamatan kami selama melaksanakan praktek pengenalan pertanian di desa Lugusari I, kontravensi ini tidak terjadi pada masyarakat setempat. Walaupun terdapat perbedaan suku dan agama tetapi tidak terjadi pertentangan dalam masyarakat tersebut.

C.   Konflik (conflict)

Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Konflik biasa terjadi dengan disertai ancaman atau kekerasan. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perasaan individu, kebudayaan, kepentingan baik kepentingan individu maupun kelompok, dan terjadinya perubahan-perubahan sosial yang cepat dengan menimbulkan disorganisasi sosial.

Berdasarkan pengamatan kami dan keterangan dari warga setempat, pertentangan atau konflik ini tidak terjadi di desa Lugusari. Perbedaan pendapat, perasaan individu, kebudayaan, atau kepentingan baik kepentingan individu maupun kelompok yang terjadi tidak sampai menimbulkan konflik, terutama yang menyebabkan ancaman dan kekerasan.


3.6.2.      Kelembagaan Sosial

Lembaga sosial adalah jaringan proses hubungan antarmanusia dan antar-kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu serta kelompoknya

Saat kegiatan praktik pengenalan pertanian, di desa Lugusari banyak dijumpai lembaga sosial baik yang berupa lembaga kekerabatan, lembaga pendidikan, maupun lembaga keagamaan.Lembaga kekerabatan yang ada di desa Lugusari yaitu arisan yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi. Lembaga kekerabatan ini beranggotakan ibu-ibu dan biasanya berkumpul sebulan sekali.


Untuk Lembaga pendidikan, di desa Lugusari khususnya di dusun Ngadirejo terdapat SMP, sedangkan di dusun Lugusari I terdapat SD dan PAUD. Lembaga pendidikan ini bertujuan untuk mendidik warga sekitar khususnya siswa pada masing-masing sekolah. Anggota lembaga sosial ini tentu saja guru dan siswa sekolah tersebut.

Sedangkan lembaga agama yang terdapat di desa tersebut adalah pengajian dan persekutuan katolik. Untuk pengajian anggota lembaga ini adalah ibu-ibu dan bapak-bapak yang beragama islam. Sedangkan pada persekutuan katolik anggota lembaga tersebut adalah masyarakat yang beragama katholik.

3.6.3.      Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya  pembedaan atau pengelompokan suatu kelompok sosial secara bertingkat. Pembedaan atau pengelompokan ini didasarkan pada adanya  simbol -simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai baik secara social,ekonomi,  politik,  hukum,  budaya maupun  dimensi lainnya dalam suatu  kelompok sosial (komunitas). Simbol -simbol  tersebut misalnya, kekayaan, pendidikan, jabatan, kesalehan dalam beragama, dan pekerjaan. (Ralf Dahrendorf ,1986).

Stratifikasi yang terdapat di desa Lugusari berdasarkan kekayaan, kesolehan, pendidikan, dan juga jabatan. Semakin kaya dan soleh serta semakin tinggi pendidikan juga jabatan seseorang biasanya semakin tinggi tingkat stratifikasi orang tersebut. Orang-orang yang menempati stratifikasi karena kesolehan biasanya pemuka-pemuka agama yang ada di desa tersebut. Selain itu orang yang menempati stratifikasi karena jabatan adalah orang-orang yang memiliki jabatan di desa tersebut contohnya ketua RT dan kepala desa.

3.6.4.      Perubahan Sosial

Menurut Prof. Dr. M. Tahir Kasnawi Perubahan sosial merupakan suatu proses perubahan, modifikasi, atau penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat, yang mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan-hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-kelembagaan masyarakat, baik dalam aspek kehidupan material maupun non materi.


Perubahan sosial yang terjadi di desa Lugusari terdapat pada perubahan bahasa yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pemakaian bahasa ketika berkomunikasi antar warga, masyarakat setempat menyesuaikan dengan lawan bicara mereka. Ketika lawan bicara mereka biasa mengguanakan bahasa jawa, maka komunikasi akan dilakukan dengan bahasa jawa. Begitu pula jika lawan bicara biasa menggunakan bahasa lampung. Hal ini juga terlihat ketika kami mewawancarai warga setempat. Masyarakat setempat cenderung menyesuaikan diri dengan menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara.


3.7.   Refleksi Dunia Pertanian


Petani

Nasi putih terhidang di meja
Kita makan tiap hari
Beraneka macam hasil bumi
Dari manakah datangnya?
Dari sawah dan ladang di sana
Petanilah penanamnya
Panas terik tak dirasa
Hujan rintik tak mengapa
Masyarakat butuh bahan pangan

Terima kasih Bapak tani
Terima kasih Ibu Tani
Tugas anda sungguh mulia


Lagu petani tersebut sedikit banyak mengingatkan kami akan kehidupan petani di desa Lugusari. Lagu tersebut juga mengingatkan kami akan kehidupan kami selama berada di desa tersebut, tentang masyarakatnya, hamparan sawahnya, perkebunan luasnya juga ikan-ikan yang berenang di kolam-kolam yang banyak terdapat di sana.


Desa Lugusari adalah sebuah wilayah yang berada di provinsi Lampung yang tepatnya berada di kecamatan Pagelaran kabupaten Pringsewu. Masyarakatnya menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian khususnya di sektor perikanan. Kegiatan pertanian meliputi bercocok tanam padi, jagung, usahatani kakao, karet, budidaya perikanan, peternakan dan masih banyak lagi usahatani lainnya. Namun sangat disayangkan karena masyarakat setempat kurang mendapatkan hasil yang maksimal dari setiap panen yang didapatkan yang diakibatkan minimnya pengetahuan


Menelaah persoalan-persoalan yang terindikasi menjadi penyebab kurang optimalnya hasil sektor pertanian di desa Lugusari, bisa disimpulkan bahwa penyebabnya meliputi : (1) Tata kelola sektor pertanian yang belom baik ; (2) Pengelolaan Sumberdaya waktu yang belum maksimal ;(3) Penguatan SDM yang belum maksimal, Sumberdaya manusia dibidang pertanian memiliki nilai yang sangat penting dalam keberhasilan sektor pertanian secara luas. Pihak yang perlu diperkuat SDMnya meliputi (1) Dinas terkait yang merencanakan program, dan (2) Pelaku usaha pertanian. Pihak yang membuat konsep serta merencanakan program seharusnya orang yang memiliki kualifikasi keilmuan yang mendukung. Hal ini sangat penting dipertimbangkan untuk mewujudkan hasil yang diinginkan. Selanjutnya adalah penguatan SDM bagi pelaku usaha tani, petani merupakan pihak yang menjalankan program pada tingkatan teknis. Penguatan SDM petani dapat berupa pengayaan informasi pertananian terkini, serta penggunaan teknologi tepat guna, sosialisasi pertanian ramah lingkungan yang mempermudah pengolahan dalam pengolahan usaha tani.


Berpindah dari konteks di atas,warga desa Lugusari hidup dengan rukun dengan sama-sama saling bergotong royong, kegiatan amal di sanapun masih berlaku yang diikuti dengan baik oleh warga misalnya amal beberapa kilo beras setiap panenya atau sumbangan uang perhari ataupun perminggunya. Warga Lugusari juga sangat religius, ketika kami disana suasana religius ini sangat terasa dari banyaknya warga yang solat berjama’ah di masjid terutama pada waktu shalat maghrib.





IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan


Kesimpulan dari Praktik Pengenalan Pertanian yang kami lakukan di desa Lugusari adalah sebagai berikut:

1.      Komoditas utama dari usahatani di Desa Lugusai adalah padi,  cabai jawa, lada, kopi, pisang, kakao, cabi, jagung, singkong, dan perikanan.

2.      Pengolahan atau agroindustri yang ada di Desa Lugusari masih tergolong sederhana.

3.      Sistem pemasaran dari komoditi di desa Lugusari masih sederhana, sehingga memiliki alur distribusi yang pendek.

4.      Subsistem Jasa Layanan Penunjang yang ada sudah dimanfaatkan dengan baik,  sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan mayarakat di Desa Lugusari.
5.      Sumber Daya yang ada di Desa Lugusari sudah cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik lagi.
6.       Di Desa Lugusari proses sosial lebih cenderung kepada  proses sosial yang bersifat positif.


4.2. Saran


Adapun saran yang kami berikan untuk desa adalah:
1.       Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan warga desa terutama untuk kebutuhan akan internet guna mencari informasi.
2.      Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan sarana transportasi di desa Lugusari, karena kurangnya angkutan umum yang ada di desa Lugusari menyebabkan masyarakat sedikit terhambat .
3.      Sebaiknya petani di desa Lugusari dalam memanfaatkan  sumberdaya waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, sehingga persentasi waktu senggang bias diminimalisir.
 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Moenir. 1992, Manajemen Pelayanan Umum. Bumi Aksara. Jakarta.

Tamin, O.Z.1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Bandung.

 

Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

 

Soediyono. 1984. Pengantar Analisa Pendapatan Nasional. Liberty.Yogyakarta.

 

Soekanto, Soerjono.2012.Sosiologi Suatu Pengantar.Rajawali Pers. Jakarta.

 

Soekanto, Soerjono.1990.Sosiologi Suatu Pengantar.Rajawali Pers.Jakarta.

 

Dahrendorf, Ralf. 1986. Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat Industri : Sebuah Analisa-Kritik.Rajawali Pers, Jakarta.

 

https://id.wikipedia.org/wiki















6 comments:

  1. haloo kaa makasi banget sangatttt sangaattt bermanfaattt sekalii,dari akuu adik tingkatmu yang homestay di lokasi yang sama hihi bless u <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih sudah berkunjung, semangaaat 🥰🥰

      Delete
  2. kak pembelajaran selama homestay apa kak??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm, mungkin belajar nyebar kuisioner untuk pertama kali, wawancara petani juga pertama kali, yang paling penting sih belajar bermasyarakat, gimana kita harus tau diri dan belajar menghargai orang lain. Soalnya menghadapi induk semang sama temen sekelompok yang tidur serumah bukan urusan mudah :") ya induk semang gw sih baik. Induk semang temen-temen gw gatau lupa wkakakkaka

      Delete
  3. Kak gaada sumbernya ya daftar pustaka?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah ditambahkan yaa, tapi di cek lagi aja, soalnya sungguh mager mau cek ulang :" Tolong dimaapkan wkwk

      Delete

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com