Tugas dan artikel

Wednesday, May 18, 2016

PERANAN INOVASI DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN

Oleh  : 
Adi Setiawan, Bela Risma A., Cindy Hosiani D.P.S., Catur Hadi S., Eka Wahyu R.,  Ferentia Aurora, Helga Kupilang P., Irwan Setiono, Ishmah Nurhidayati, Laely Savitry, M. Hary Panuju, Utri Sukmawati, Yuli Dwi S.

Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2016)


I.PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Pada dasarnya, inti dari setiap upaya pembangunan yang disampaikan melalui kegiatan penyuluhan ditujukan untuk tercapainya perubahan-perubahan perilaku masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu hidup yang menyangkut banyak aspek, baik aspek ekonomi, sosial-budaya, ideologi, politik maupun pertahanan dan keamanan. Oleh karena itu, pesan-pesan pembangunan yang disuluhkan harus mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan yang memiliki sifat pembaharuan atau inovativeness.

Meningkatnya produksi pertanian adalah sebagai akibat pemakaian teknik-teknik atau metode-metode dalam usaha tani. Tidak mungkin mengharapkan hasil yang banyak dengan hanya menggunakan tanaman dan hewan atau metode yang itu-itu saja. Harus ada perubahan yang dilakukan, baik terhadap input pertanian maupun metode-metode yang digunakan ketika pertanian ingin dikembangkan dalam arti produksinya hendak di tingkatkan. Agar pembangunan pertanian dapat berjalan terus untuk memenuhi kebutuhan manusia yang setiap saat bertambah maka haruslah selalu terjadi perubahan. Ketika perubahan itu berhenti maka berhenti pulalah pembangunan pertanian. Produksi terhenti kenaikannya atau dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela.

Hal itu bukan pula berarti bahwa tiap metode kerja, tiap macam input produksi yang lebih tinggi. Memperbaiki satu atau beberapa bagian kecil saja dari aspek usaha tani yang ada dapat menyebabkan produksi meningkat.Ada faktor pembatas yang menyebabkan pemakaian suatu cara baru mendatangkan hasil yang berbeda ketika cara baru tersebut diterapkan ditempat lain tanpa adanya penyesuaian-penyesuaian.Suatu teknik baru yang sering disebut sebagai inovasi harus dapat memberi kenaikan hasil atau mengurangi biaya dengan sangat mencolok agar dapat diterima oleh masyarakat atau petani kebanyakan.

1.2.  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengertian inovasi.
2.    Mengetahui sumber inovasi.
3.    Mengetaui beberapa rakitan tejnologi pertanian
4.    Mengetahui adopsi dan difusi inovasi dalam pengembangan pertanian.


II. PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Inovasi

Inovasi dapat diartikan sebagai ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau objek-objek baru yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat. Adapula yang mengartikan lebih jauh bahwa inovasi tidak sekedar sebagai sesuatu yang baru, tetapi lebih dari pada itu, yakni sesuatu yang dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaharuan dalam masyarakat atau pada lokalitas tertentu. Dalam hal ini, pengertian ‘’baru’’ mengandung makna bukan sekedar baru diketahui oleh pikiran (cognitive), akan tetapi juga baru karena belum dapat diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat dalam arti sikap (attitude), serta baru dalam pengertian belum diterima dan dilaksanakan/diterapakan oleh seluruh warga masyarakat setempat.

Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi saja, tetapi juga mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi, atau gerakan-gerakan menuju kepada proses perubahan dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Dengan demikian, pengertian inovasi semakin luas menjadi satu ide, perilaku, produk, informasi, serta praktik-praktik yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat.

Berikut definisi inovasi menurut para ahli:
a.    Everett M. Rogers: inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
b.    Stephen Robbins : inovasi adalah suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.
c.    Van de Ven, Andrew H : Inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana dalam jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan  organisasi.

Beberapa hal yang dapat mendorong terjadinya suatu inovasi, yaitu:
1.    Perbedaan antara permintaan dengan penawaran
2.    Penciptaan permintaan karena adanya kecenderungan
3.    Adanya perubahan
4.    Masalah yang belum terpecahkan dalam jangka waktu yang lama
5.    Inovasi yang ditujukan untuk mengganti inovasi produk sendiri.


2.2.  Sumber Inovasi

Sesungguhnya inovasi dapat dihasilkan juga oleh pengalaman. Dalam dunia modern, inovasi merupakan “anak” dari ilmu pengetahuan. Inovasi teknik merupakan ‘’anak’’ dari ilmu pengetahuan alam atau teknik dan inovasi sosial merupakan ‘’anak’’ dari ilmu pengetahuan sosial atau kemasyarakatn.

Teknologi biasanya dibagi dalam beberapa bagian yaitu teknologi kimia atau biologi yang mencakup pupuk, pestisida, bibit unggul dan sebagainya serta teknologi mekanik yang meliputi traktor, mesin-mesin, dan sebagainya. Ada pula pembagian lain dari teknologi, seperti :
1.    teknologi padat karya, yang lebih banyak dipergunakan tenaga kerja manusia relatif terhadap modal
2.    teknologi padat modal, yang lebih banyak dipergunakan modal relatif terhadap tenaga kerja manusia
Teknologi yang diterapkan dalam suatu pekerjaan atau pada suatu wilayah akan sangat ditentukan hasilnya oleh situasi dan kondisi yang ada.  Ditinjau dari kecocokan antara teknologi yang akan diterapkan tersebut, kemudian dikenal istilah “teknologi tepat guna”. Ada beberapa sumber dimana dan dari mana inovasi baru dapat diperoleh :
a.     Teknik kerja petani lain.
b.    Mendatangkan dari daerah lain.
c.     Percobaan-percobaan terarah (purposefull experimentation).

Cara-cara suatu negara untuk mendapatkan teknologi dari negara lain dapat berupa :
1.    Meminta, biasanya dalam bentuk bantuan teknik
2.    Meminjam, biasanya berupa perjanjian persahabatan
3.    Membeli biasanya berupa pembelian lisensi secara komersial
4.    Mencuri biasanya berupa kegiatan mata-mata (spionase)


2.3.  Beberapa Rakitan Teknologi Pertanian


Dalam rangka memperkecil ketidak cocokan antara teknologi yang dihasilkan dengan kebutuhan pengguna, identifikasi kebutuhan teknologi bagi petani perlu dilakukan sebelum proses perakitan teknologi dilakukan, serta memperhatikan faktor-faktor teknis, ekonomi, sosial dan budaya dari pengguna teknologi. Untuk menjadikan pertanian sebagai sektor andalan dan penggerak utama pembangunan ekonomi nasional, diperlukan kesiapan teknologi guna memacu peningkatan produktivitas, kualitas produk, efisiensi serta teknologi pengolahan produk primer menjadi produk olahan sekunder. Sesuai dengan pergeseran paradigma dan tuntutan masyarakat, pengembangan dan usaha agribisnis harus menjadi sasaran dalam setiap kegiatan pembangunan pertanian. Oleh karena itu penelitian dan kajian perlu diarahkan untuk menciptakan dan membangun suatu inovasi agribisnis yang sesuai dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek-aspek teknis, ekonomis, sosial budaya, dan lingkungan.
Dewasa ini telah banyak inovasi pertanian hasil penelitian dan pengkajian Badan Litbang Pertanian yang dapat dikembangkan guna mendukung pengambangan agribisnis. Contoh hasil rakitan teknologi pertanian yaitu:

a.    Bawang Merah Batu Ijo

Salah satu varietas bawang merah  yang menjadi varietas unggul spesifik lokasi dataran tinggi dan dataran rendah yaitu bawang merah varietas Batu Ijo.  Varietas Batu Ijo lebih dikenal petani Batu dengan nama Bali Ijo , namun setelah ditelusuri asal usulnya bukan dari Bali. Varietas ini berasal dari Jawa Timur, khususnya Kota Malang.

Bawang merah varietas Batu Ijo mempunyai beberapa keunggulan antara lain ukuran umbi besar 10-22,5 g/ umbi (berat umbi bawang merah pada umumnya 6-10 gram) dengan produksi umbi  kering berkisar 16,5 hingga 20 ton umbi kering per hektar.   Produktivitas varietas Batu Ijo nampak masih  seimbang dengan varietas unggul Super Philip maupun Bauji di musim kemarau maupun musim hujan.  Hal ini menunjukkan bahwa varietas Batu Ijo di dataran rendah mampu tumbuh dengan baik di musim kemarau maupun musim penghujan, seimbang  produksinya dengan varietas unggul lainnya. Selama ini varietas ini berkembang di dataran  tinggi seperti Batu, namun dapat juga ditemukan di beberapa daerah dataran rendah .  Selain ukuran umbi yang besar maka jumlah anakan dari varietas Batu Ijo sedikit yaitu 2-5 anak per rumpun dan penampilan  tanaman yang kekar dan tinggi serta daun lebih lebar dibandingkan varietas bawang merah lainnya sehingga hampir menyerupai bawang daun ataupun bawang Bombay. Umur panen sekitar 55-60 hari di dataran rendah dan 65-70 hari di dataran tinggi . Jumlah lapis umbi berkisar 6-10 sedangkan tebal  lapis umbi 2,2 mm –  4,7 mm.  Kandungan kimia bawang merah Batu Ijo pada setiap 100  gram bahan yaitu kadar air   87,41 %,  kadar asam 0,12  %, kadar gula 6,43 %, kadar vitamin C  9,98 mg, kadar karbohidrat 3,14 %, kadar protein 3,33 %, dan kadar minyak atsiri 0,21 %.


b.   Mangga Podang Urang

Kediri merupakan salah satu sentra produksi mangga di Propinsi Jawa Timur. Varietas mangga yang banyak terdapat di Kabupaten Kediri adalah mangga podang. Sentra produksi mangga podang terdapat di Kecamatan Semen, Banyakan, Grogol, Tarokan dan Mojo. Terdapat tiga varietas mangga Podang asal Kediri, yaitu Mangga Podang Urang (warna kulit buah merah jingga, rasa buah manis-segar), Mangga Podang Lumut ( Warna kulit buah kuning kehijauan, rasa buah manis-agak asam), Mangga Podang Nanas (warna kulit buah kuning, rasa buah manis-agaka asam). Dari ketiga varietas tersebut yang paling menarik penampilannya dan enak rasa buahnya adalah Mangga Podang Urang.

Saat ini tanaman mangga Podang telah berkembang di Kabupaten Kediri dengan jumlah produksi 559.050 kwintal, berada diperbukitan sebagai tanaman konservasi pada lahan kering dan sebagai tanaman pekarangan yang diantaranya terdapat mangga.Walaupun rata-rata tanaman telah berumur ratusan tahun, namun mampu berproduksi sekitar 60-200 kg/pohon.

Kekhasan Mangga Podang urang terutama pada penampilan warna kulit buah merah jingga, daging buah jingga, bentuk buah cantik, ukuran buah tidak terlalu besar (sekitar 200-250 g/buah), rasa buah manis, aroma buah tajam, serat halus, dan cukup banyak mengandung air sehingga sesuai untuk buah segar maupun olahan.Mangga Podang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan berpeluang untuk diekspor ke berbagai negara. Mangga Podang cukup prospektif untuk memenuhi permintaan konsumen dari Korea, Jepang, dan Singapura yang menyukai mangga berpenampilan menarik dengan rasa buah campuran manis dan sedikit masam.

c.    Bunga Sedap Malam Bangil Roro Anteng

Bunga sedap malam (Polianthes tuberosa) yang paling banyak dibudidaya adalah jenis Roro Anteng (berbunga semi ganda). Bunga Sedap Malam Roro Anteng sendiri merupakan varietas unggul nasional dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Ada juga bunga sedap malam berbunga ganda dari Cianjur yang dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman Hias bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur sebagai varietas unggul nasional dengan nama Dian Arum

Bunga Sedap Malam sangat bagus dibudidaya di dataran rendah dengan ketinggian antara 600m – 1.500 m dari permukaan laut. Bila sedap malam berbunga tunggal dan semi ganda ditanam di dataran sedang, maka hasil bunga akan memiliki tangkain yang agak panjang tidak kokoh dan kurang kekar serta malai bunga agak panjang dan bagian ujung malai terkulai dengan jumlah kuntum bunga lebih sedikit. Sehingga Kualitasnya menjadi jelek dan tidak layak untuk dijual.

d.   Kedelai Hitam Mutiara

Baru-baru ini Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sukses melahirkan dua varietas baru bibit kedelai hitam unggul. Lewat teknik mutasi radiasi, para ahli di laboratorium BATAN  merilis varietas kedelai bernama Mutiara 2 dan Mutiara 3.Mutiara 2 memiliki potensi hasil 3,0 ton/ha dengan rata-rata hasil 2,4 ton/ha dan Mutiara 3 dengan potensi hasil 3,2 ton/ha dan rata-rata hasil 2,4 ton/ha.

e.    Jagung MR-14

Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Maros, Sulawesi Selatan, menemukan galur atau calon varietas benih jagung hibrida yang tahan kekeringan. Penemuan ini memberikan harapan baru bagi kebangkitan produksi jagung nasional di tengah terus meningkatnya permintaan jagung dunia. Galur baru ini hasil persilangan benih jagung varietas Mr 14 dengan (hasil) persilangan benih SP-006, 007, 008, 009, Swn-5 dan Bisma.

Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Muneng Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi), Probolinggo, Jawa Timur, saat bencana kekeringan melanda bulan September-Desember 2006. Galur baru tersebut tengah kembali menjalani uji lapangan. Hasil penelitian menunjukkan, produktivitas galur baru jagung hibrida ini mencapai 11,81 ton per hektar jagung kupasan basah dalam kondisi tanam normal. Apabila ditanam di lahan kering atau kurang air, potensi produktivitasnya 7,29 ton per hektar jagung kupasan basah. Penemuan galur baru ini sebagai langkah awal dalam perakitan varietas unggul jagung hibrida nasional yang toleran kekeringan.


2.4.  Adopsi dan Difusi Inovasi dalam Pengembangan Pertanian


Adopsi adalah proses perubahan perilaku, baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psychomotoric) pada diri seseorang setelah menerima inovasi. Pengertian adopsi ini seringkali rancu dengan istilah adaptasi yang berarti penyesuaian. Dalam proses adopsi, dapat berlangsung proses penyesuaian, tetapi adaptasi itu sendiri lebih merupakan proses yang berlangsung secara alami untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan, sedangkan proses adopsi benar-benar merupakan proses penerimaan sesuatu yang baru, yaitu menerima sesuatu yang baru, yang ditawarkan dan diupayakan oleh pihak lain.

Tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum masyarakat mau menerima atau menerapkan inovasi yang diterimanya dengan keyakinannya sendiri yaitu:

  1. Awareness atau kesadaran, yaitu penerima mulai sadar mengenai adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
  2.  Interest atau tumbuhnya minat atau keinginannya untuk bertanya, mengetahui lebih jauh tentang inovasi yang ditawarkan.
  3. Evaluation atau penilaian terhadap baik atau buruk mengenai manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
  4. Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebalum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.
  5.   Adoption atau menerima atau menerapkan dengankeyakinn berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah diamatinya sendiri

Pengertian Difusi Inovasi adalah pembesaran adopsi inovasi dari satu individu yang telah mengadopsi ke individu lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran yang sama. Sifat-sifat inovasi terbagi menjadi dua yaitu :
a.    Sifat intrinsik, adalah sifat yang melekat pada inovasi yang bersangkutan. Meliputi :
1.    Informasi ilmiah yang melekat padanya.
2.    Tingkat kerumitan atau kompleksitas inovasi.
3.    Tingkat kemudahan mengkomunikasikan.
4.    Tingkat kemudahan dalam pengamatan inovasi.

b.    Sifat ekstrinsik, adalah sifat menurut keadaan lingkungannya. Meliputi :
1.    Kesesuaian (compatibility) inovasi dengan lingkungan setempat , baik lingkungan fisik , sosial budaya , politik dan kemampuan ekonomi masyarakat.
2.    Tingkat keunggulan relatif dari inovasi yang ditawarkan atau keunggulan lain yang dimiliki oleh inovasi tersebut dibandingkan dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya, baik keunggulan teknis, keunggulan ekonomis, manfaat ekonomi.

Rogers (1971) mengemukakan bahwa ada 5 kelompok sasaran berdasarkan kecepatan masyarakat mengadopsi inovasi. Kelima kelompok tersebut antara lain:
1.    Kelompok perintis (innovator).
2.    Kelompok pelopor (early adopter)
3.    Kelompok penerapan dini (early majority)
4.    Kelompok penerapan lambat (late majority)
5.    Kelompok kolot (laggard)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang untuk mengadopsi inovasi antara lain:
1.    Luas usaha tani yang dimiliki atau dikuasai, semakin luas usaha tani maka semakin cepat proses tersebut dilewati karena pada umumnya petani usaha tani luas memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik.
2.    Tingkat pendapatan, semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin cepat kemampuannya mengadopsi inovasi.
3.    Keberanian mengambil risiko, individu yang memiliki keberanian menghadapi resiko biasanya lebih inovatif karena pada tahap awal penerapan inovasi tidak selalu diikuti dengan keberhasilan.
4.    Umur, semakin tua seseorang biasanya semakin lamban mengadopsi inovasi dan cenderung hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan
5.    Tingkat partisipasinya dalam kelompok atau organisasi di luar lingkungannya  sendiri.
6.    Aktivitas mencari informasi dan ide-ide baru.
7.    Sumber informasi yang dimanfaatkan.



III.KESIMPULAN


Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.    Inovasi dapat diartikan sebagai ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau objek-objek baru yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat.
2.    Dalam dunia modern, inovasi merupakan “anak” dari ilmu pengetahuan.
3.    Hasil rakitan teknologi pertanian diantaranya adalah Bawang Merah Batu Ijo, Mangga Podang Urang, Bunga Sedap Malam Bangil Roro Anteng, Kedelai Hitam Mutiara, Jagung MR-14.
4.    Difusi Inovasi adalah pembesaran adopsi inovasi dari satu individu yang telah mengadopsi ke individu lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran yang sama.



DAFTAR PUSTAKA


Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian.Andi. Yogyakarta.


Setiadi, Samsiah. 2016. Peranan Inovasi Dalam Pengembangan Pertanian http://pengantarekonomipertanian.blogspot.co.id/2016/04/peranan-inovasi-dalam-pengembangan.html diakses pada 16 Mei 2016 pukul 00:48 WIB.


0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com