Tugas dan artikel

Thursday, September 08, 2016

ANALISIS ARTIKEL PENYULUHAN (Mengendalikan Hama Tikus Sawah Dengan Pestisida Nabati)

Tugas Responsi Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Oleh  : M. Hary Panuju, Ishmah Nurhidayati, Adi Setiawan, Dewi Hermania, Novalia
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2016)


PEMBAHASAN

1.    Resume Artikel

Penulis                    : Iman Priyadi, (Penyuluh Pertanian Balai Besar pengkajian dan Pengembangan 
                                 Teknologi Pertanian
Diposkan Oleh        : Widodo, (Penyuluh Pertanian)
Pada                        : Rabu, 26 November 2014
Sumber                   : http://penyuluhberprestasi.blogspot.co.id/


Dewasa ini petani banyak mengalami kendala dalam mengembangkan usaha pertanian. Salah satu kendalanya adalah serangan hama tikus sawah (Rattus argentiventer). Tikus merupakan hama utama tanaman padi (Oryza sativa L.) yang dapat menurunkan hasil produksi cukup tinggi.

Kerusakan dan penurunan hasil produksi padi sangat besar akibat dari serangan hama tikus dan susah untuk dikendalikan. Hal ini disebabkan tikus beraktifitas pada malam hari. Tikus dapat merusak secara langsung yaitu mencari makan pada saat tanaman sudah mulai berbuah sedangkan secara tidak langsung yaitu tikus merusak batang tanaman padi hanya untuk mengasah gigi depannya.

Pestisida nabati adalah pestisida yang dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada disekitar kita untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman, seperti tumbuhan. Pestisida nabati memiliki keuntungan:
1.    Relative aman
2.    Ramah lingkungan
3.     Murah dan mudah didapatkan
4.    Tidak menyebabkan keracunan dan tidak akan menyebabkan hama menjadi resisten.
 Sedangkan kekurangannya yaitu penggunaanya harus berulang-ulang, tidak tahan lama, daya kerjanya lambat, dan tidak membunuh hama secara langsung.

Ada beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati. Salah satu tanaman yang digunakan untuk mengendalikan hama tikus pada padi sawah adalah menggunakan tanaman cabai (Capsicum annum), buah jengkol (Phitecellobium lobatum) dan buah papaya tua (Carica papaya). Buah papaya tua langsung diberikan pada tikus hasilnya mati, sedangkan jengkol dan cabai menggunakan air hasil rendaman dari kedua jenis tanaman ini yang kemudian disemprotkan sehingga hama tikus menjadi berkurang nafsu makannya

Buah jengkol mengandung minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, tannin, glikosoda, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor dan vitamin. Cabai mengandung minyak atsiri, piperin dan piperidin yang berfungsi sebagai repellent dan mengganggu preferensi makan hama. Sedangkan buah papaya tua sebagai racun (enzim albuminose) atau kaloid carpine dalam mengendalikan tikus dengan potensi yang cukup besar karena buah papaya mengandung bahan aktif papain yang dapat digunakan sebagai rodentisida.


2.    Nilai Penyuluhan Artikel

Dalam artikel yang berjudul Mengendalikan Hama Tikus Sawah Dengan Pestisida Nabati terdapat beberapa nilai-nilai penyuluhan seperti sumber teknologi (ide) yang ditawarkan kepada sasaran, dalam artikel tersebut telah dijelaskan bahwa latar belakang dari penggunaan pestisida nabati adalah karena adanya serangan hama tikus sawah (Rattus argentiventer) yang menyebabkab penurunan produksi padi, selain itu penggunaan pestisida nabati relative aman, ramah lingkungan, murah, mudah didapatkan, tidak menyebabkan keracunan, dan tidak akan menyebabkan hama menjadi resisten.

Selain terdapat ide atau teknologi informasi dalam artikel tersebut juga terdapat sasaran yang digunakan sebagai obyek dari penyuluhan yaitu petani, karena konteks dari artikel tersebut adalah solusi dari permasalahan petani secara umum saat ini. Dalam penyuluhan nilai-nilai yang harus ada selain ide dan sasaran adalah manfaat dari ide tersebut. Kebermanfaatan dalam suatu penerapan ide akan sangat membantu sasaran sehingga sasaran dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Dalam artikel tersebut kita dapat mengetahui kebermanfaatan dari ide yang disampaikan yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi.

Nilai yang juga cukup penting dalam penyuluhan adalah nilai pendidikan dari suatu ide yang disampaikan, karena pada dasarnya penyuluhan merupakan komunikasi dua arah antara penyuluh dengan sasaran sehingga keberhasilan suatu penyuluhan dapat diukur dari sejauh mana sasaran mampu dan mau melaksanakan ide yang diberikan oleh penyuluh. Nilai pendidikan yang dimaksud adalah pengembangan pola pikir dari sasaran bisa saja dari keadaan tidak mau menjadi mau atau keadaan tidak mampu menjadi mampu. Dalam artikel ini jelas bahwa penyuluh memberikan nilai pendidikan, dari isi artikel ini dapat ditangkap nilai pendidikan yang disampaikan oleh penyuluh atau penulis adalah untuk menggunaan pestisida nabati.

Pada prinsipnya penyebaran informasi melalui cyber extension memiliki sifat yang hampir sama dengan surat kabar yaitu berupa fakta sosial, faktor daya tarik dan pentingnya fakta sebagai bahan penulisan berita dapat dinilai dari bobot peristiwa yang didasarkan terhadap eksklusivitas, keistimewaan dan scope-nya.

Dalam artikel Mengendalikan Hama Tikus Sawah Dengan Pestisida Nabati nilai berita yang dapat dijumpai adalah nilai proximity yang artinya tulisan tersebut mengandung informasi yang dibutuhkan petani dan dekat secara fisik serta emosi, kedekatan informasi dari artikel ini dengan petani dapat ditunjukkan dari latar belakang ide yang disampaikan penulis kepada sasaran seperti adanya serangan hama tikus sawah (Rattus argentiventer) yang menurunkan jumlah produksi padi. Latar belakang ini cukup membuat tulisan dekat dengan petani secara emosi. Nilai berita selanjutnya yang terkandung dalam artikel tersebut adalah nilai timelines yang bearti tulisan yang disampiakan bersifat baru dan tidak basi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan ide yang disampiakan yang berupa penggunaan pestisida nabati yang relaif aman, ramah lingkungan, murah, dan mudah didapatkan.

Dalam artikel tersebut juga terdapat nilai importance yang bearti informasi yang disampaikan mengandung informasi yang dibutuhkan oleh petani dan berkaitan dengan kepentingan petani. Hal ini dapat ditunjukkan dengan ide yang disampaikan oleh penulis yang berupa solusi dari permasalahan petani yaitu penggunaan pestisida nabati sehingga kualitas dan kuantitas produksi padi meningkat.


3.    Efektivitas Penyuluhan

Berdasarkan hasil diskusi, kami menyimpulkan bahwa artikel tersebut cukup efektif dimana telah memenuhi faktor faktor efektivitas penyuluhan yaitu:
1.    Kemampuan atau daya menerangkannya sehingga yang membaca menjadi lebih jelas.
2.    Pembahasan masalah yang dikemukakan, semakin lengkap pembahasannya maka semakin jelas ide/gagasan yang dikemukakan.
3.    Jangkauan sasaran, semakin banyak dan luas jangkauan sasaran yang dapat dicapai berarti penyuluhan semakin efektif.Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti atau bahasa petani maka sasaran yang dicapai akan semakin luas dan mengena.

Kemampuan atau daya menerangkan penulis cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan bahasa yang seerhana dan mudah dimengerti oleh pembaca. Pembahasan masalah juga cukup lengkap dan disertai dengan teknik atau cara pembuatan pestisida nabati yang dianjurkan. Jangkauan sasaran dari artikel penyuluhan ini adalah petani.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Zaki. 2015. Analisis Artikel Cyber Extensionhttps://successfarmer.blogspot.co.id/2015/07/laporan-praktikum-dasar-dasar.html Diakses Pada 5 Juni 2016 pukul 18:55 WIB





LAMPIRAN


Artikel

Penulis                          : Iman Priyadi, (Penyuluh Pertanian Balai Besar pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Diposkan Oleh              : Widodo, (Penyuluh Pertanian)
Pada                              : Rabu, 26 November 2014
Sumber                          : http://penyuluhberprestasi.blogspot.co.id/



Dewasa ini petani banyak mengalami kendala dalam mengembangkan usaha pertanian. Salah satu kendalanya adalah serangan hama tikus sawah (Rattus argentiventer). Tikus merupakan hama utama tanaman padi (Oryza sativa L.) yang dapat menurunkan hasil produksi cukup tinggi. Pada umumnya, tikus sawah (Rattus argentiventer) tinggal di pesawahan dan sekitarnya, dan mempunyai kemampuan berkembangbiak sangat pesat. Secara teoritis, satu pasang ekor tikus mampu berkembangbiak menjadi 1.270 ekor per tahun. Walaupun keadaan ini jarang terjadi,tetapi hal ini menggambarkan, betapa pesatnya populasi tikus dalam setahun.

Kerusakan dan penurunan hasil produksi padi sangat besar akibat dari serangan hama tikus dan susah untuk dikendalikan. Hal ini disebabkan tikus beraktifitas pada malam hari. Tikus dapat merusak secara langsung yaitu mencari makan pada saat tanaman sudah mulai berbuah sedangkan secara tidak langsung yaitu tikus merusak batang tanaman padi hanya untuk mengasah gigi depannya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tikus dapat dilihat pada batang padi yang terpotong dan membentuk 450 serta masih mempunyai sisa bagian batang yang tak terpotong. Dengan kondisi kerusakan dan cepatnya peningkatan populasi tikus akan menurunkan hasil produksi secara drastis.

Pestisida nabati adalah pestisida yang dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada disekitar kita untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman, seperti tumbuhan. Pestisida nabati memiliki keuntungan:
1.    Relative aman
2.    Ramah lingkungan
3.     Murah dan mudah didapatkan
4.    Tidak menyebabkan keracunan dan tidak akan menyebabkan hama menjadi resisten.
 Sedangkan kekurangannya yaitu penggunaanya harus berulang-ulang, tidak tahan lama, daya kerjanya lambat, dan tidak membunuh hama secara langsung.

Ada beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati. Salah satu tanaman yang digunakan untuk mengendalikan hama tikus pada padi sawah adalah menggunakan tanaman cabai (Capsicum annum), buah jengkol (Phitecellobium lobatum) dan buah papaya tua (Carica papaya). Buah papaya tua langsung diberikan pada tikus hasilnya mati, sedangkan jengkol dan cabai menggunakan air hasil rendaman dari kedua jenis tanaman ini yang kemudian disemprotkan sehingga hama tikus menjadi berkurang nafsu makannya

Buah jengkol mengandung minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, tannin, glikosoda, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor dan vitamin. Cabai mengandung minyak atsiri, piperin dan piperidin yang berfungsi sebagai repellent dan mengganggu preferensi makan hama. Sedangkan buah papaya tua sebagai racun (enzim albuminose) atau kaloid carpine dalam mengendalikan tikus dengan potensi yang cukup besar karena buah papaya mengandung bahan aktif papain yang dapat digunakan sebagai rodentisida.

Pembuatan pestisida nabati dengan bahan jengkol yaitu:
1.    sebelumnya buah jengkol dikupas kulit luarnya maupun kulit arinya.
2.    Kemudian kupasan jengkol direndam dengan air, perbandingan 1 kg : 10 liter air selama 24 sampai 36 jam sehingga air rendaman mengeluarkan aroma yang sangat menyengat yang dapat mengusir hama tikus
3.    Meletakkan atau menyemprotkan larutan jengkol pada tanaman padi.
Bukan hanya berlaku bagi tikus tetapi dapat mengusir burung yang menyerang tanaman padi.

Pembuatan pestisida nabati dengan cabai yaitu:
1.    Cabai ditumbuk halus kemudian direndam selama semalam.
2.    Kemudian disaring
3.    Disemprotkan pada tanaman padi.

Pembuatan pestisida nabati dengan bahan buah pepaya tua yaitu:
1.    Buah papaya tua yang belum masak dikupas.
2.    Buah dipotong kecil-kecil sebesar dadu
3.    Kemudian disebarkan pada tempat yang biasa dilewati tikus.

Dalam proses pembuatan rodentisida nabati buah papaya, mulai dari pengupasan sampai penyebarannya harus menggunakan sarung tangan karena indera penciuman tikus sangat tajam terhadap bau dan sentuhan tangan manusia, sehingga kemungkinan tikus tidak akan memakan potongan buah papaya tua yang diberikan.

Seperti yang sudah diketahui, bahwa penyuluhan pada dasarnya adalah proses pemberian stimulasi dari pengajar kepada yang diajar, sehingga bisa mengarah pada perubahan kognitif, efektif dan psikomotorik. Oleh karenanya, pemanfaatan pestisida nabati untuk mengendalikan hama tikus perlu disosialisakan pada tingkat petani dengan melibatkan pemerintah, mulai dari tingkat Provinsi/Dinas Pertanian Daerah, sampai Pedesaan (Penyuluh / Kepala Desa).


0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com