Tugas dan artikel

Sunday, October 16, 2016

AGRIBISNIS

Tugas : Kuliah Ekonomi Pertanian
Oleh   : Ishmah Nurhidayati, Eka Wahyu R., Laely Savitry, Yuli Dwi S.
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2016)


I.PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang


Pada awal pemenuhan kebutuhannya, manusia hanya mengambil dari alam sekitar tanpa kegiatan budidaya (farming), dengan demikian belum memerlukan sarana produksi pertanian. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, alam tidak dapat menyediakan semua kebutuhan itu sehingga manusia mulai membudidayakan (farming) secara ekstensif berbagai tanaman, hewan dan ikan untuk memenuhi kebutuhannya.


Pada tahap ini kegiatan budidaya mulai menggunakan sarana produksi, dilakukan dalarn pertanian itu sendiri (on farm) dan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri (home consumption).Tahap selanjutnya, ditandai dengan adanya spesialisasi dalam kegiatan budidaya sebagai akibat pengaruh perkembangan diluar sektor pertanian dan adanya perbedaan potensi sumberdaya alam (natural endowment) antar daerah, perbedaan ketrampilan (skill )dalam masyarakat serta terbukanya hubungan lalulintaantar daerah. Pada tahap ini, selain dikonsumsi sendiri, hasil-hasil pertanian mulai dipasarkan dan diolah secara sederhana sebelum dijual.


Melalui prosespengolahan, produk-produk pertanian menjadi lebih beragam penggunaan danpemasarannyapun menjadi lebih mudah (storable and transportable) sehingga dapat diekspor.Pada tahap ini pembagian kerja di dalam kegiatan pertanian menjadi semakin jelas, yaitu:kegiatan budidaya (farming) sebagai kegiatan pertanian dalam arti sempit, kegiatan produksi sarana pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu dan kegiatan pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir. Spesialisasi fungsional dalam kegiatan pertanian seperti yang telah dikemukakan diatas meliputi seluruh kegiatan usaha yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian dan keseluruhannya disebut sistem "Agribisnis'.


1.2.  Tujuan


Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:

  1. Mengetahui pengertian agribisnis
  2.  Memahami konsep agribisnis
  3. Mempelajari peranan agribisnis sebagai suatu sistem dalam pengembangan sektor pertanian di indonesia
  4. Mengidentifikasi kendala atau hambatan dalam membangun agribisnis







II.PEMBAHASAN




2.1.  Pengertian Agribisnis


Menurut asal muasalnya kata Agribisnis berangkat dari kata Agribusiness, dimana Agri=Agriculture  artinya pertanian dan Business berarti usaha atau kegiatan yang berorientasi profit.  Jadi secara sederhanaAgribisnis (agribusiness) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang terkait dengan pertanian  berorientasi profit.


Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir sektor pangan (food supply chain). Dengan kata lain, Agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dalam konteks manajemen agribisnis, setiap elemen dalam produksi dan distribusi pertanian adalah sebagai aktivitas agribisnis.Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu sistem  menurut beberapa ahli :
a.    E. Paul Roy  memandang agribisnis sebagai suatu proses koordinasi berbagai sub-sistem. Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sub-sistem menjadi sebuah sistem.
b.    Wibowo mengartikan  agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
2.2.  Konsep Agribisnis


Sistem agribisnis merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan ekonomi input produksi, informasi, dan teknologi; subsistem usahatani, yaitu kegiatan produksi pertanian primer tanaman dan hewan; subsistem agribisnis pengolahan (manufaktur), subsistem pemasaran; dan subsistem penunjang, yaitu dukungan sarana dan prasarana serta lingkungan yanng kondusif bagi pengembangan agribisnis. Dengan demikian pembangunan sistem agribisnis mencakup lima sub-sistem, yakni:
a.    Sub-Sistem Agribisnis Hulu (Up-Stream Agribusiness) yakni industri industri yang menghasilkan barang barang modal bagi pertanian (arti luas) yakni industri perbenihan/ pembibitan tumbuhan dan hewan, industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat/ vaksin ternak) dan industri agro-otomotif (mesin dan peralatan pertanian) serta industri pendukungnya.
b.    Sub-Sistem Usaha Tani (On-Farm Agribusiness) yakni kegiatan yang menggunakan barang barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer. Termasuk dalam hal ini adalah usaha tani tanaman pangan dan hortikultura, usaha tani tanaman obat obatan, usaha tani perkebunan, dan usaha tani peternakan, usaha perikanan dan usaha kehutanan.
c.    Sub-Sistem Pengolahan (Down-Stream Agribusiness) yakni industri yang mengolah komoditas pertanian primer (agroindustri) menjadi produk olahan baik produk antara (intermediate product)  maupun produk akhir (finish product). Termasuk di dalamnya industri makanan, industri minuman, industri barang barang serat alam (barang barang karet, plywood, pulp, kertas, bahan-bahan bangunan terbuat kayu, rayon, benang dari kapas/sutera, barang-barang kulit, tali dan karung goni), industri biofarmaka  dan industri agro wisata dan estetika.
d.   Sub-Sistem Pemasaran yakni kegiatan kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan di dalam dan di luar negeri. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditi dari sentra produksi ke sentra konsumsi, promosi, informasi pasar, serta intelijen pasar(market intelligence).
e.    Sub-Sistem Jasa yang menyediakan jasa bagi sub-sistem agribisnis hulu, sub-sistem usahatani dan sub-sistem agribisnis hilir.  Termasuk ke dalam sub-sistem ini adalah penelitian dan pengembangan, perkreditan dan asuransi, transportasi, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, sistem informasi dan dukungan kebijaksanaan pemerintah (mikro ekonomi, tata ruang, makro ekonomi).


Dalam pembangunan sistem agribisnis, keempat sub-sistem tersebut beserta usaha-usaha di dalamnya  harus dikembangkan secara simultan dan harmonis. Karena itu tugas managemen pembangunan adalah mengorkestra perkembangan kelima sub-sistem tersebut secara harmonis. Proses pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dari suatu keadaan kepada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam kaitan ini, pembangunan sistem dan usaha agribisnis diarahkan untuk mendayagunakan keunggulan komparatif (comparative advantage) Indonesia sebagai menjadi keunggulan bersaing (competitive  advantage).


2.3.  Peranan Agribisnis sebagai Suatu Sistem dalam Pengembangan Sektor Pertanian di Indonesia


Sektor pertanian memiliki peranan penting di Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, mampu mendukung sektor industri baik industri hulu maupun industri hilir, mampu menyediakan keragaman menu pangan dan karenanya sektor pertanian sangat mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan yang positif.


Peranan agribisnis sektor pertanian misalnya dalam penyediaan bahan pangan.  Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pem-bangunan di Indonesia.  Sejarah modern Indonesia menunjukkan bahwa krisis pangan secara langsung mempengaruhi kondisi sosial, politik, dan keamanan nasional.


 Pada dasarnya tidak perlu diragukan lagi, bahwa pembangunan ekonomi yang berbasiskan kepada sektor pertanian (agribisnis), telah memberikan bukti dan dan peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian bangsa, dan tentunya lebih dari itu. Manfaat pembangunan sistem agribisnis dalam meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan perekonomian adalah:
a.    Banyak melibatkan tenaga kerja karena sistem agribisnis menggunakan sumberdaya alam yang ada yang dapat diperbaharui serta lebih banyak tenaga kerja yang dilibatkan baik yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan.
b.    Mampu meningkatkan efisiensi sektor pertanian hingga hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif melalui proses modernisasi pertanian.
c.    Agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas.
d.   Mampu meningkatkan ketahanan dan keamanan bahan  pangan.
e.    Mewujudkan pemerataan hasil pembangunan. Untuk mewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan teknologi produksi output nasional yang banyak menggunakan sumberdaya tersebut.


Melalui pembangunan agribisnis, yang sumberdayanya tersebar di seluruh pelosok tanah air, diharapkan mampu melibatkan partisipasi seluruh wilayah dan rakyat Indonesia dan sekaligus ikut menikmati outputnya melalui pendapatan yang diperoleh dari pembayaran faktor produksi.  


2.4.  Kendala Atau Hambatan Dalam Membangun Agribisnis


Ada beberapa kendala atau hambatan dalam membangun agribisnis yang ada di Indonesia yaitu sebagai berikut :
a.    Iklim tidak bisa dikendalikan sehingga perlu membangun strategi dalam   membangun agribisnis.
b.    Kurangnya modal bagi para pelaku agribisnis.
c.    Infrastruktur yang belum berkembang dengan baik sehingga menghambat distribusi dalam pemasaran.
d.   Kurangnya pendampingan agribisnis bagi para pelakunya secara profesional.
e.    .Kurangnya partisipasi masyarakat dalam  membangun agribisnis dan minimnya pengetahuan dalam pengembangan agribisnis sebagai pelaku utama.


Upaya konkrit yang perlu dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut adalah:
a.    Melakukan penelitian dan mencari strategi dengan teknologi yang tepat dalam mengantisipasi iklim yang terjadi.
b.    .Adanya kebijakan pemerintah bagi dunia perbankan untuk memudahkan permodalan bagi para pelaku agribisnis.
c.    Membangun dan membenahi infrastruktur khususnya di pedesaan yang menunjang kegiatan agribisnis.
d.   Melakukan pendampingan agribisnis kepada pelaku utama secara profesional dan berkelanjutan.
e.    Memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai keuntungan agribisnis kepada pelaku utama






III.KESIMPULAN




Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1.    Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir sektor pangan.
2.    Pembangunan sistem agribisnis mencakup lima sub-sistem, yakni Sub-Sistem Agribisnis Hulu, Sub-Sistem Usaha Tani, Sub-Sistem Pengolahan, Sub-Sistem Pemasaran, Sub-Sistem Jasa.
3.    Sektor pertanian memiliki peranan penting di Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, mendukung sektor industri baik industri hulu maupun industri hilir, menyediakan keragaman menu pangan.
4.    Kendala atau hambatan dalam membangun agribisnis yang ada di Indonesia salah satunya adalah Iklim tidak bisa dikendalikan







DAFTAR PUSTAKA




Hayyu, ahmad. 2015. Sistem Agribisnis. http://makalahsistemagribisnis. blogspot.co.id/2015/06/ sistem-agribisnis.html Diakses pada 4 Mei 2016 pukul 10:20 WIB.

Saragih. 2005. Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sieva, Anggit. 2015. Pengertian dan Konsep Agribisnis. http://mynew penyuluhanpertanian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-dan-konsep-agribisnis.html Diakses pada 4 Mei 2016 pukul 10:21 WIB.

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com