Tugas dan artikel

Monday, May 09, 2016

AGROINDUSTRI PEDESAAN


3.1.  Strategi dan Pola Pengembangan Agroindustri Pedesaan


Dalam upaya pengembangan agroindustri pedesaan dapat lebih berperan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat. diperlukan strategi yang mampu mengurangi atau meniadakan hambatan-hambatan diatas dan sekaligus meningkatkan potensi yang ada serta membuka peluang yang luas, keterpaduan antara aspek sumberdaya alam, modal, manajemen, teknologi dan kekhasan produk yang harus mencerminkan dalam lembaga sebagai salah satu pengembangan agroindustri pedesaan. Seperti halnya komoditi secara umum memiliki keunggulan komparatif untuk dikembangkan di wilayah tertentu hal ini sesuai dengan letak agronomis sesuai dengan iklim pada suatu daerah dan sangat sesuai dikembangkan secara optimal salah satu contoh komoditi yang kompatitif yaitu salak pondok yang dihasilkan oleh sleman – yogyakarta, mangga yang terkenal dihasilkan oleh daerah indramayu – jabar, bawang merah dihasilkan dari brebes, nanas dari lampung, kakao dari sulawesi, getah dan tengkawang dari kalteng, begitupula di jambi karet. dan masih banyak lagi hasil alam indonesia yang terdapat dari daerah masing-masing.


Pengembangan agroindustri memerlukan skala yang sifatnya spesifik baik untuk subsistem masukan ( prasarana produksi ) subsisten budidaya, pengolahan, dan pemasaran. agroindustri yang dikembangkan dipedesaan masih bersifat tradisional, bersifat rumah tangga dan tersebar dalm unit-unit usaha skala kecil. sementara itu agroindustri yang maju, padat modal, dan skala besar kurang berperan dalam menopang ekonomi pedesaan agar tercapai tingkat efisiensi yang memadai maka agroindustri memerlukan persyaratan skala ekonomi tertentu. bahan baku yang diperlukan harus tersedia, dalam jumlah tertentu,, berkelanjutan dengan mutu yang baik dan harus terpenuhi secara konsisten dari waktu – ke waktu.
Pengembangan agroindustri di indonesia mempunyai arti yang strategi karena penggembangannya diharapkan terjadi peningkatan nilai tambah hasil pertanian melalui pemanfaatan dan penetapan teknologi penggolahan. Nilai agroindustri juga terletak sebgai posisi sebagai jembatan yang menghubung antara kegiatan pertanian dengan industry sehingga penggembangannya dapat menamabah angka tenaga kerja, pendapatan petani/peternak/nelayan dan devisa negara melalui ekspor nilai tukar produk serta penyediaan bahan baku industri


3.2.  Peran Agroindustri Sebagai Penggerak Perekonomian Rakyat Pedesaan


Pengembangan agroindustri di pedesaan harus diciptakan dan didorong terus, karena sangat berpengaruh untuk mengatasi masalah produksi bahan baku yang melimpah, meningkatkan nilai tambah produk, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan petani, memperluas peluang pemasaran, mendukung ketahanan pangan, mengurangi migrasi penduduk ke kota; dan menciptakan pembangunan pertanian berkelanjutan.


Paling tidak ada lima komponen yang perlu diimplementasikan secara konsisten baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, sektor swasta dan organisasi masyarakat untuk bersinergi dalam mendorong agroindustri di pedesaan, yaitu:
a.       memperbaiki infrastruktur pertanian melalui fasilitasi peralatan pasca panen dan pengolahan melalui gapoktan/kelompoktani
b.      meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan dalam kewirausahaan
c.       memperkuat investasi melalui fasilitasi modal kerja bergulir dengan bunga rendah dalam jangka panjang
d.      meningkatkan penerapan teknologi maju untuk menciptakan diversifikasi produk melalui pendampingan lembaga inovasi
e.       menciptakan peluang pemasaran, sehingga terjadi kesinambungan produksi di hulu dan hilir. Agar agroindustri dapat berkembang diperlukan proses konsolidasi seluruh bidang usaha baik secara vertikal maupun horizontal, yaitu adanya keterkaitan antara hulu dan hilir dalam suatu kelompok usaha.


Ada enam komponen yang perlu diperhatikan, yaitu menumbuhkan kelembagaan kelompok usaha yang mandiri dan terorganisir, menciptakan keterpaduan sistem produksi di tingkat on farm (pengolahan) dan off farm (budidaya), menumbuhkan penerapan teknologi modern yang padat karya, melakukan koordinasi lintas sektoral di tingkat lapangan, sehingga lebih fokus dalam pembinaan, pengembangan sumberdaya manusia berjiwa bisnis tangguh dan memberikan fasilitasi dan akses permodalan dengan bunga rendah dalam jangka panjang.


Agroindustri harus dapat menjalankan usahanya secara efisien, meningkatkan daya saing produk, agar dapat tumbuh dan berperan dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan petani, upaya pengembangan agroindustri menjadi pilihan yang strategis. Baharsjah S. (1989) dalam Anny Ratnawati dan Bungaran Saragih (1990), mengatakan bahwa dalam pengembangan agroindustri perlu didasarkan prinsip keunggulan komparatif, tingkat ketrampilan masyarakat lokal dalam memantapkan jenis industri pengolahan yang dikenal di lingkungannya, tersedianya bahan baku berkesinambungan, fasilitas kredit dengan bunga ringan dan tersedianya prasarana dan fasilitas pelayanan di pedesaan.


Pengembangan industri pengolahan hasil pertanian berfungsi mengurangi beban tekanan penduduk dan tenaga kerja di sektor pertanian dan mengalihkannya pada kegiatan non pertanian, mendorong pertumbuhan perdesaan dengan mendiversifikasikan sumber pendapatan, serta meningkatkan dampak pertumbuhan permintaan didalam dan atau diluar suatu daerah. Peningkatan pendapatan mendorong tingkat permintaan dari produk agroindustri yang disisi lain juga akan mendorong perkembangan sektor pertanian dalam hal penyediaan produk berkualitas dan kuantitas yang lebih besar. Agroindustri menurut faktor-faktor yang menyebabkan industri yang bersangkutan berlokasi di pedesaan;
a.       Industri yang mengandalkan pasaran lokal, yaitu lokasi dari berbagai jenis produk kerajinan tradisional untuk penggunaan sehari-hari
b.      Industri yang berdasarkan sumberdaya (bahan baku) lokal, yaitu berbagai industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri hilir)
c.       Industri yang mengandalkan tenaga kerja yang murah.


Pengembangan agroindustri diperlukan peningkatan kemampuan pedesaan untuk usaha pengembangan agroindustri itu sendiri, meliputi peningkatan kualitas SDM/ketrampilan tenaga kerja, melalui program diklat, pengembangan dan penyebaran teknologi tepat guna yang bertujuan meningkatkan produktivitas atau mutu produk yang dihasilkan, perbaikan dan penyediaan fasilitas perkreditan penyediaan jasa-jasa informasi (misalnya peluang pemasaran, dan disain-disaian baru) dan pengembangan infrastruktur pedesaan (transportasi, koperasi, pasar, tempat-tempat pergudangan, dan lain-lain).


Pengertian industri pertanian (Agroindustri) disini tidak semata-mata berarti mendirikan pabrik-pabrik. Makna fundamental agroindustri adalah membangun sikap mental dan budaya sebagaimana yang hidup di masyarakat industri. Kebudayaan industrial dengan ciri-ciri;
a.       Pengetahuan merupakan landasan utama dalam pengambilan keputusan (bukan intuisi atau kebiasaan saja)
b.      Kemajuan teknologi merupakan instrumen utama dalam pemanfaatan sumberdaya
c.       Mekanisme pasar merupakan media utama dalam transaksi barang dan jasa.
d.      Efisiensi dan produktivitas sebagai dasar utama dalam alokasi sumberdaya dan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya.
e.       Keunggulan mutu merupakan orientasi, wacana, sekaligus tujuan.
f.       Profesionalisme merupakan karakter yang menonjol.
g.      Perekayasaan menggantikan ketergantungan pada alam, sehingga setiap produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam mutu, jumlah, berat, volume, bentuk, ukuran, warna, rasa, dan sifat-sifat lainnya.


3.3.  Kendala Agroindustri Pedesaan


Agroindustri berpotensi untuk dikembangkan melihat aspek ketersediaan bahan baku. namun banyak kendala yang menjadi tersendatnya laju agroindustri tersebut, yaitu:
a.       Keterbatasan modal,
b.      Kualitas sumberdaya manusia,
c.       Keterbatasan penetapan teknologi,
d.      Sarana dan prasarana yang kurang memadai,
e.       Kelembagaan.

Diberbagai pedesaan ketersediaan lahan cukup minim sehingga pertanian tidak cukup dikembangkan secara bisnis dan tidak dapat diandalkan. Hal ini menyebabkan taraf hidup petani, peternak, dan nelayan juga menjadi sangat rendah. Sebagian agroindustri pedesaan mempekerjakan 5–7 dan selebihnya 8–19 orang yang tiap pekerja hanya tamat SD sehingga tingkat pendidikan akan mempengaruhi dari pekerjaan yang dilakukan.


Terbatasnya penguasaan teknologi, kesenjangan antara teknologi yang ada dengan yang dibutuhkan, dan rendahnya desiminasi ( penyebaran ) teknologi merupakan permasalahan teknik yang sangat mempengaruhi pembangunan agroindustri pedesaan. Teknologi tepat guna, baik teknologi produk ataupun proses, termasuk teknologi pengemasan dan pengangkutan.untuk pengembangan agroindustri pedesaan, perlu dikenal dan dimasyarakatkan dipedesaan. Kurang baiknya infrastruktur atau sarana dan prasarana menyebabkan terjadinya hambatan dalam pengembangan agroindustri pedesaan. Salah satu masalah yang terjadi antara lain adalah nilai tukar komoditas pertanian yang cukup rendah. Hal ini disebabkan oleh simpul dan jaringan kelembagaan pengembangan pertanian dan pemerataan belum begitu optimal, untuk mengembangkan agroindustri yang terdiri dari kelompok tani usaha mikro dan menegah dalam bentuk koperasi dan bentuk kemitraan dunia usaha.


Selain permasalahan yang ada yang dihadapi petani ada juga kendala lain antara lain sulitnya bagi para petani dalam memasarkan produk yang di hasilkan secara langsung ke konsumen akhir. Teknik yang dipakai adalah melalui pedagang pengumpul seperti tengkulak dari tingkat desa ke kecamatan hingga ke kabupaten. Lemahnya akses petani dimanfaatkan oleh pedagang pengumpul untuk memperoleh keuntungan yang sebesar–besarnya.


3.4.  Dampak Pembangunan Agroindustri di Pedesaan


Dampak agroindustri sudah menjadi pembicaran luas dan kompleks. Terdapat berbagai bentuk eksploitasi yang di jalankan oleh penggerak agroindustri, sementara para petani hanya dapat menikmati sebagian kecil dari nilai tambah yang dihasilkan produk pertaniannya. Hubungan ketenagakerjaan menjadi rasional karena diberikan imbalan berupa uang untuk kelangsungan hidup masyarakat. Fakta tersebut telah membawa pergeseran nilai dimasyarakat pedesaan akibat dari kedatangan unsur moderen dari berbagai usaha. Sebenarnya agroindustri ini telah menciptakan lapangan pekerjaan, selain itu agroindustri juga melibatkan penduduk dalan hal pelestarian, kedudukan elite, pertanian, mobilitas penduduk. Namun Agroindustri telah manimbulkan berbagai perubahan dalam sektor Sosial, Ekonomi dan Budaya, seperti:
a.       Menyebabkan perubahan pisik desa dan perekonomian serta mata pencaharian.
b.      Mematikan lembaga tradisional yang lahir dan berkembang di masyarakat pedesaan.
c.       Membongkar jati diri masyarakat pedesaan.
d.      Menyebabkan perubahan aspek sosial budaya masyarakat setempat.
e.       Banyaknya pendatang yang menimbulkan masalah sosial, seperti: Kriminalitas, Kenakalan, dan Perilaku menyimpang.
f.       Perubahan status kepemilikan tanah yang mengakibatkan mencari tempat yang baru.
g.      Penggeseran nilai serta budaya yang ada dimasyarakat pedesaan.
h.      Menurunya kualitas sumber daya dan kemudian tidak bisa di manfaatkan lagi.
i.        Mencemari lingkungan, karena menghasilkan limbah yang jumlahnya besar.
j.        Merubah tatanan lingkungan alam atau ekosistem yang sebelumnya telah terjadi.
k.      Mengakibatkan tidak atau kurang berfungsinya beberapa elemen lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA


Alfauzy, Rizki. 2012. Definisi dan Ruang Lingkup Agroindustri. https://rizkialfauzy.wordpress.com/2012/08/02/definisi-dan-ruang-lingkup-agroindustri/ diakses pada 10 April 2016 pukul 19:43 WIB.
Kodri, Ahmad.2011. Agroindustri Pedesaan Dan Perekonomian Rakyat . http://nerifimylover.blogspot.co.id/2011/04/agroindustri-pedesaan-dan-perekonomian.html?m=1 diakses pada 13 april 2016 pukul 10:56 WIB
Mangunwidjaja, Djumali. 2005. Pengantar Teknologi Pertanian.Penenbar Swadaya. Bogor.

Riyadi, Sugeng. 2016. Pengembangan Agroindustri Di Pedesaan http://lapaknasa.com/pengembangan-agroindustri-di-pedesaan/ diakses pada 16 April 2016 pukul 06:55 WIB




1 comment:

  1. Saya ingin berbagi di sini tentang bagaimana Tuan Pedro memberi saya pinjaman sebesar £820.000,00 untuk memperluas bisnis saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya sangat bersyukur dan saya pikir saya harus membagikannya di sini. Berikut alamat emailnya: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 jika ada di sini yang mencari suku bunga pinjaman yang terjangkau.

    ReplyDelete

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com