Tugas dan artikel

Wednesday, August 11, 2021

RISIKO, KETIDAKPASTIAN, DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tugas : Ekonomi Manajerial
Oleh   : Ishmah Nurhidayati
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2017)


I.PENDAHULUAN

  

1.1.Latar Belakang

 

Dalam teori ekonomi kita sering mengabaikan dua masalah pokok yang sering terjadi dalam dunia nyata, yaitu masalah ketidakpastian dan ketidaksempurnaan informasi. Biasanya kita selalu menganggap bahwa harga,  biaya, penerimaan, laba, dan sebagainya diketahui dengan pasti. Contoh, dalam  pembuatan keputusan produksi, kita menganggap bahwa suatu perusahaan telah mengetahui secara pasti harga-harga input-output. Tetapi hal tersebut sangatlah jarang sekali terjadi. Permintaan dan penawaran output selalu  berfluktuasi sepanjang waktu.

 

Para pembuat keputusan dalam setiap permasalahan merupakan para pembuatan keputusan yang menggenggam kepastian dalam dunia yang tidak pasti. Mereka ingin tahu apa yang akan terjadi bukan apa yang mungkin terjadi. Seperti pembuatan keputusan ini, kebanyakan dari kita gagal untuk menerima bahwa banyak keputusan harus dibuat dalam menghadapi ketidakpastian. Sebaliknya, kita cenderung ingin dan percaya bahwa jika kita bekerja cukup keras, kita dapat mengontrol hasil. Dawes (1988) telah mengamati bahwa cara yang umum untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan mengabaikannya.

 

Langer  telah mendokumentasikan bahwa kecenderungan ini sering diterjemahkan ke dalam keyakinan yang tidak tepat yang kebetulan tidak melibatkan ketrampilan dan dapat di kontrol. Penjudi cenderung melempar dadu lebih keras ketika mereka mencoba untuk menggapai (roll) angka tinggi. Pembeli tiket undian percaya bahwa kemampuan mereka untuk memilih jumlah akan meningkatkan kemungkinan mereka untuk menang. Dowes berpendapat bahwa manusia memiliki kebutuhan patologis untuk tahu sekarang dalam situasi yang mengandung ketidakpastian yang melekat. Ia menegaskan bahwa kebutuhan untuk meniadakan ketidakpastian sering menyebabkan orang mengambil kredibilitas terlalu banyak untuk keberhasilan dan terlalu banyak disalahkan atas kegagalan.

 

Suatu tindakan atau kebijakan administrasi bisnis membutuhkan pengambilan keputusan berdasarkan beberapa alternatif pemilihan keputusan. Dalam pengambilan keputusan, harus disertai sasaran yang jelas yang ingin dicapai. Dalam mencapai sasaran yang diinginkan, terdapat beberapa tindakan yang harus dipilih sebagai keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa alternatif tindakan perlu diukur manfaat atau biaya yang dihasilkannya. Tentunya dalam pengambilan keputusan, terdapat situasi ketidakpastian mengenai hasil yang dicapai, di mana terdapat risiko yang akan selalu mungkin terjadi.

 

 

1.2.Tujuan

 

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi dari risiko 

2. Mengetahui cara mengukur risiko 

3. Mengetahui cara mengatasi risiko 

4. Mengetahui sikap terhadap risiko

5. Mengetahui langkah-langkah yang pasti dalam pengambilan keputusan 

6. Mengetahui teknik pengambilan keputusan di dalam ketidakpastian

 

 

II.ISI

  

2.1.  Pengertian Resiko

 

Menurut Frank Knight risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama mengelola kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan peluang terjadinya peristiwa yang menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah rata-rata dari pendapatan yang diharapkan. Sementara itu, Debertin menyatakan bahwa kejadian berisiko adalah kejadian dimana peluang dan hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui oleh pembuat keputusan. Risiko dapat pula diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan. Menurut M, risiko merupakan peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut.

 

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat perbedaan mendasar antara risiko dan ketidakpastian. Menurut Robison dan Barry, risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan. Djohanputro menyatakan risiko sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya.

 

Ketidakpastian ini terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut sebagai risiko.

 

 

2.2.  Cara Mengukur Resiko

 

Besar kecilnya risiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori  probabilitas (Pi). Probabilitas adalah peluang timbulnya kejadian antara 0 ≤ P ≤ 1, maksutnya adalah masalah ketidakpastian dicoba untuk dapat diukur atau dikuantifisir dengan suatu konsep probabilitas (probability , kemungkinan). Probabilitas (P) dinyatakan dalam angka-angka 0 sampai 1. Probabilitas (P)=0, artinya suatu peristiwa atau kejadian mempunyai kemungkinan terjadi 0% atau dengan kata lain peristiwa itu tidak mungkin terjadi. Di lain pihak, apabila suatu peristiwa atau kejadian dinyatakan probabilitasnya (P) = 1, berarti bahwa  peristiwa atau kejadian itu 100% pasti terjadi. Jenis kejadian (event ) menurut  probabilitas adalah: -

a.    Kejadian yang pasti terjadi (certainly event ) bila Pi=1

b.    Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event ) bila Pi=0

c.    Kejadian yang mungkin terjadi ( possible event ) bila 0 ≤ P ≤ 1

 

 

2.3.  Cara Mengatasi Resiko

 

Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari kehidupan yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Beberapa cara yang biasanya dipakai dalam menghadapi resiko.

 

a.    Menghindari resiko ( avoiding risk )

Menghindari resiko dilakukan dengan  menghindari penyebab timbulnya resiko. Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko. Dengan menghindari risiko, kontraktor dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan mengalami kerugian akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga akan kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin didapatkan dari asumsi risiko tersebut.

 

b.    Mengurangi resiko ( reducing risk )

Yaitu memperkecil kemungkinan atau probabilitas untuk terjadinya resiko tersebut atau memperkecil kerugian atau akibat resiko yang mungkin terjadi. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian. Strategi ini secara langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu :

1.    Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.

2.    Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar  benar terjadi.

 

c.     Mengasuransikan resiko ( shifting the risk into an insurance company )

Yaitu memindahkan resiko yang bakal terjadi keperusahaan asuransi. Asuransi menjadi bagian penting dari program manajemen risiko, baik untuk sebuah organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di dalam strategi transfer risiko, dimana pihak asuransi setuju untuk menerima beban finansial yang muncul dari adanya kerugian. Secara formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai kontrak persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu : pengasuransi (insured) dan pihak asuransi (insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer) setuju untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum dalam kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah premi tiap periodenya.

 

 

2.4.  Sikap Terhadap Resiko

 

Dalam menjalankan usaha atau bisnis perusahaan, manajemen dalam menghadapi resiko dapat menentukan sikap terhadap resiko tersebut, yaitu

a.    Menghindar dari resiko ( risk avers ), perusahaan akan menghitung mana yang lebih besar antara resiko dan harapan keuntungan. Bila resiko lebih besar dari keuntungan, maka manajemen yang masuk kelompok risk avers akan menghindar dari usaha tersebut.

b.    Netral terhadap resiko ( risk netral ) yaitu sikap rasional dalam menghadapi resiko, bila peluang usaha mempunyai harapan keuntungan yang akan diperoleh dan juga peluang resiko mungkin juga terjadi.

c.    Senang bermain dengan resiko ( risk preferer ) yaitu perilaku individu yang bersedia mengambil resiko. Risk preferer cenderung menganggap resiko sebagai sesuatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan.

 

 

 

2.5.  Langkah-Langkah dalam Pengambilan Keputusan

 

Proses pembuatan keputusan merupakan inti dari setiap masalah yang dihadap dalam dunia usaha. Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6 bagian yaitu :

 

 

a.    Pembatasan Masalah

 

Diarahkan pada usaha untuk menentukan dengan jelas batasan- batasan keputusan apa yang akan dibuat, ini mencakup alternatif-alternatif apa yang ada. Pada tahap ini biasanya ditanyakan : masalah apa yang dihadapi, siapa yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang melatarbelakangi pengambilan keputusan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan manajemen.

 

Keputusan-keputusan tidak dibuat dalam ruang "hampa udara",  banyak keputusan yang lahir sebagai bagian dari proses perencanaan, sementara sebagian keputusan lainnya timbul karena adanya peluang atau masalah baru. Oleh karena itu, pembatasan masalah merupakan suatu  prasyarat untuk permasalahan manajemen. Bagian utama dari pembatasan masalah ini adalah pengidentifikasian latar belakang atau konteks: keputusan sektor swasta atau pemerintah?. Pengidentifikasian konteks  pengambilan keputusan ini & siapa pengambil keputusannya merupakan suatu langkah besar menuju pemahaman proses pemilihan keputusan

 

b.   Penentuan Tujuan

 

Tahap ini terdapat pertanyaan: apa tujuan pengambilan keputusan, bagaimana seharusnya si pengambilan keputusan tersebut menilai hasilnya dibandingkan dengan tujuannya, bagaimana si pengambil keputusan tersebut ingin mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain. Dalam keputusan memilih, kita harus tahu apa yang kita inginkan. Di sektor swasta, hampir semua keputusan ditujukan untuk mendapatkan laba maksimum, selisih antara TR & TC. Pada sektor pemerintah tujuannya lebih luas, pertimbangannya biasanya berdasarkan analisis/kriteria manfaat-biaya.  

 

Namun demikian, adanya Risiko & ketidakpastian dalam dunia nyata kadang-kadang menyulitkan seorang pengambil keputusan dalam memilih alternatif keputusan. Fluktuasi ekonomi makro, adanya kebijakan baru dari  pemerintah, keadaan musim dll, semuanya membuat proses pencapaian tujuan menjadi tidak pasti. Oleh karena itu, faktor risiko & ketidakpastian juga harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan yang  biasanya dilakukan dengan teknik-teknik statistika

 

 

c.    Pencarian Alternatif

 

Terdapat pertanyaan: apa alternatif tindakan untuk pencapaian tujuan, variabel apa saja yang dapat kita kendalikan, apa kendala yang kita hadapi dalam pencapaian tujuan. Setelah mengetahui apa yang diinginkan, tentunya akan ditanyakan apa pilihan kita. Seorang pengambil keputusan yang ideal, akan membeberkan semua kemungkinan pilihan yang ada & kemudian memilih satu di antaranya yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi pencapaian tujuannya. Tetapi mengingat kendala keterbatasan manusia, para pengambil keputusan tidak bisa mengharapkan untuk dapat mengidentifikasi & mengevaluasi semua kemungkinan pilihan. Biayanya akan terlalu tinggi, namun demikian beberapa pilihan alternatif yang  paling menarik tetap ada & harus kita pilih.

 

d.   Peramalan Dampak

 

Pada tahap ini diamati: bagaimana konsekuensi dari setiap alternatif  pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya, dapatkan informasi lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil. Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung keadaannya; bisa dilakukan secara langsung atau diabaikan sama sekali. Kadangkala, perhitungan secara aritmatis sederhana sudah cukup, tetapi bisa juga dengan menggunakan statistik atau ekonometrika, atau dapat dengan deterministik  jika keadaannya pasti & dengan model probabilistik jika pengambilan keputusan dalam keadaan mengandung risiko/ketidakpastian.

 

e.    Penentuan pilihan

 

Setelah semua analisis selesai dilakukan, kita bisa menentukan pilihan yang paling kita inginkan. Setelah seorang pengambil keputusan menetapkan konteks permasalahan, menetapkan tujuan dan mengidentifikasi alternatif-alternatif yang tersedia, bagaimana caranya untuk memilih satu pilihan yang diinginkan. Jika semua variabel dalam proses pengambilan keputusan ( tujuan dan hasilnya) bisa dikuantifikasikan, maka kita dapat menggunakan beberapa metode tertentu untuk menetapkan keputusan yang paling optimal. Metode-metode tersebut antara lain: analisis marginal,  programasi linier, pohon keputusan (decision trees), analisis manfaat- biaya, dsb. Pendekatan ini tidak saja penting untuk perhitungan keputusan optimal tapi juga untuk mengetahui mengapa keputusan tersebut optimal.

 

 

f.     Analisis Sensitivitas

 

Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan: bagaimana sifat dari masalah yang menentukan pilihan tindakan yang optimal tersebut,  bagaimana pengaruh perubahan keadaan-keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal yang diambil; apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan-perubahan variabel ekonomi utama yang terabaikan oleh si pengambil keputusan tersebut.

 

Dalam menyelesaikan suatu masalah, penting bagi kita untuk memahami dan mampu menjelaskan kepada orang lain mengapa kita memilih keputusan tersebut. Pilihan tersebut tidak lahir begitu saja. Pilihan tersebut tergantung pada tujuan yang dipilih, cara perumusan masalah, metode dan peramalan hasilnya. Oleh karena itu, analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal akan berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah. Analisis sensitivitas ini mempunyai  beberapa kegunaan yaitu :

a.       Memberikan faktor-faktor kunci dalam permasalahan yang mempengaruhi keputusan.

b.      Menulusuri perubahan-perubahan variabel yang tidak diyakini manajer tersebut.

c.       Menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.

 

 

2.6.  Teknik Pengambilan Keputusan di dalam Ketidakpastian

 

a.    Teknik Optimasi

 

Dari aspek manajerial, pilihan yang optimal merupakan solusi yang efektif dan efisien. Secara harfiah, kata efektif dapat dipadankan dengan kata berdaya guna, sedangkan efisien lebih bersesuaian makna dengan kata berhasil guna. Pilihan yang efektif merujuk pada alternatif proses produksi untuk mencapai output maksimal pada level penggunaan input yang sudah ditetapkan besarannya, sementara pilihan yang efisien merujuk kepada alternatif proses produk untuk mencapai besaran output tertentu dengan  penggunaan input minimal. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi mencakup terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi input atau biaya. Pemahaman atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik  pada kajian tentang perilaku produksi maupun prilaku konsumsi

 

 

b.   Teknik Analisis Risiko

 

Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan/aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek  pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan.

 

 

c.    Teknik Pendugaan/Peramalan

 

Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi risiko atau ketidakpastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan operasional jangka pendeknya dan dalam merencanakan  pertumbuhan jangka panjangnya. Teknik peramalan bervariasi dari yang sederhana dan tidak mahal hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan mempertimbangkan semua keuntungan dan batasan dari berbagai macam teknik ramalan tersebut, manajer dapat memilih metode atau kombinasi dari metode yang paling cocok dengan perusahaannya.

 

Peramalan kualitatif didasari oleh survei terhadap rencana para eksekutif bisnis untuk rencana pengeluaran pembangunan dan peralatan,  perubahan inventori, dan harapan penjualan, serta survei terhadap rencana  pengeluaran konsumen. Ramalan penjualan dapat didasari oleh jajak  pendapat terhadap eksekutif perusahaan, tenaga penjual, dan konsumen  perusahaan biasanya meminta pandangan dari pejabat luar negeri atau orang-orang bisnis.

 

 

2.7.   Contoh Nyata dari Analisis Risiki, Ketidakpastian, dan Pengambilan Keputusan

 

a.    Contoh Pertama

 

Kinerja memengaruhi risiko. Para manajer mengambil lebih banyak risiko ketika perusahaan-perusahaan mereka berkinerja buruk, khususnya sewaktu mendekati kebangkrutan. Para manajer di perusahaan-perusahaan yang berkinerja lebih baik, terutama mereka yang berhasil mencapai sasaran-sasaran mereka, mengambil risiko lebih sedikit dan lebih rendah. Selain itu, iklim bisnis ikut memengaruhi pengambilan risiko, kadang-kadang dengan cara mengejutkan. Keuntungan koperasi naik hingga lebih dari 70% pada bulan Desember 2004 sejak titik terendahnya di tahun 2001. Biasanya keuntungan tinggi mengarah pada pengambilan risiko yang lebih tinggi dalam bentuk investasi bisnis

 

Uang tunai menyediakan cara-cara untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan investasi dalam berbagai produk baru, teknologi, pabrik, orang, dan pasar. Namun, peluang investasi bisnis selama periode ini hanya naik 18%. Penjelasannya mungkin adalah orang kembali menghindari risiko. Pada 1990-an saham tampak terus naik, tanpa ada yang perlu dikhawatirkan, para manajer sering kali merasa mereka dapat melakukan apa saja, mengambil setiap kesempatan. Namun ketika gelembung teknologi pecah, resesi melanda, teroris menyerang, dan skandal-skandal perusahaan menjadi bahan berita, semuanya berubah. Para manajer dalam iklam penghindaran risiko yang baru ini tidak melakukan investasi-investasi baru berisiko, seperti yang dapat mereka lakukan di iklim bisnis masa lalu.

 

 

b.   Contoh Kedua

 

Para manajer lebih menyukai kepastian daripada ketidakpastian. Sebagai contoh, Jim Rogers (CEO Cinergy) perusahaan penyedia listrik dan gas merasa senang jika satu regulasi penting mengenai emisi karbondioksida disahkan sekarang. Hal itu juga akan lebih baik daripada  banyak regulasi yang tidak dapat diperkirakan selama tahun-tahun mendatang. Ia memilih kepastian di masa sekarang daripada ketidakpastian yang diciptakan oleh “kematian akibat seribu sayatan” yang membuatnya mustahil melakukan perencanaan jangka panjang

 

 

c.    Contoh Ketiga

 

Perusahaan Surface System (SSI) memperoleh keuntungan dengan menetapkan berbagai peluang. Oleh karena itu, mengurangi ketidakpastian  bagi para pengambil keputusan. SSI memperkirakan cuaca yang berkaitan dengan masalah-masalah bisnis tertentu. Lebih dari $1 triliun dari  perekonomian AS (meliputi perkebunan, konstruksi, penerbangan,  pakaian dan penjualan ice cream yang dipengaruhi oleh temperatur, hujan, salju, angin, dan kelembaban udara). 44 departemen transportasi  pemerintah membayar SSI untuk memberitahukan kepada mereka kapan harus menaburkan garam ke jalan, karena jalan memerlukan 1/10 jumlah garam jika ditaburkan persis sebelum salju turun daripada sesudahnya. Taman-taman hiburan, jika mereka mengetahui kapan akan turun hujan selama jam-jam saat para konsumen mungkin lebih memilih untuk pergi ke bioskop, dapat menghemat biaya tenaga kerja dan makanan

 

Mengurangi ketidakpastian tidak hanya memberikan ketenangan  psikologis, tetapi juga bernilai nyata. George Conrades, pimpinan dan CEO Akamai Technologies mengatakan, “kami bekerja dalam sebuah lingkungan -internet- yang di dalamnya terdapat sejumlah besar ketidakpastian. Anda tidak dapat merasa pasti yang akan terjadi esok hari, apalagi tahun depan. Bahayanya adalah ketidakpastian dapat menyebabkan kelumpuhan. Jika anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencoba mengenali secara tepat semua kemungkinan dan risiko, anda tidak akan pernah dapat mengambil tindakan. Dan jika itu terjadi, anda tidak mampu mengambil keputusan (anda akan mati).” 

 

III.KESIMPULAN 

Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ;

1.    Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama mengelola kegiatan usaha.

2.    Besar kecilnya risiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori  probabilitas (Pi).

3.    Beberapa cara yang biasanya dipakai dalam menghadapi resiko yaitu Menghindari resiko ( avoiding risk ), Mengurangi resiko ( reducing risk ), dan Mengasuransikan resiko ( shifting the risk into an insurance company ).

4.    Ada tiga sikap individu terhadap resiko yaitu Menghindar dari resiko ( risk avers ), Netral terhadap resiko ( risk netral ), dan Senang bermain dengan resiko ( risk preferer ).

5.    Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6 bagian yaitu Pembatasan Masalah, Penentuan Tujuan, Pencarian Alternatif, Peramalan Dampak, Penentuan pilihan, dan Analisis Sensitivitas.

6.    Teknik Pengambilan Keputusan di dalam Ketidakpastian ada tiga yaitu Teknik Optimasi, Teknik Analisis Risiko, dan Teknik Pendugaan/Peramalan 

 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Ahmadi, Eko. 2016. Resiko, Ketidakpastian dan Pengambilan Keputusan. http://eckoahmadi.blogspot.co.id/2016/04/makalah-ekonomi-manajerial-resiko.html Diakses pada14 Desember 2017 pukul 06.36 WIB

 

Lubab, Muhammad Niqobul. 2017. Ekonomi Manajerial (Resiko, Ketidakpastian, Dan Pengambilan Keputusan). https://www.scribd.com/document/ 360929294/Ekonomi-Manajerial-Resiko-Ketidakpastian-Dan-Pengambilan-Keputusan  Diakses pada 14 Desember 2017 pukul 06.38 WIB

 

 



0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com