words of this post
"Ada banyak rahasia yang disembunyikan oleh waktu
tapi hatimu...
ia adalah sudut terkelam
dengan kunci yang tak pernah kutemukan"
ISI
1.
Pengertian
Herbisida
Penyiang
gulma atau herbisida (dari bahasa Inggris herbicide)
adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan
atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis
atau dua jenis tanaman pertanian. Namun tumbuhan lain juga dapat tumbuh di
lahan tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan
cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain
ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu
sarana pengendalian tumbuhan "asing" ini (Wikipedia, 2016).
Pada umumnya
herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa
penting seperti pati, asam
lemak
atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang
"normal" dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena
memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim
yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan
produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan (Wikipedia, 2016).
Pemakaian
herbisida menuai kritik karena menyebarkan bahan kimia yang berbahaya bagi
tumbuhan bukan sasaran. Meskipun sebagian besar herbisida masa kini tidak
berbahaya bagi manusia dan hewan, herbisida yang tersebar (karena terbawa angin
atau terhanyut air) berpotensi mengganggu pertumbuhan tumbuhan lainnya. Karena
itu, herbisida masa kini dibuat supaya mudah terurai oleh mikroorganisme di
tanah atau air (Wikipedia, 2016).
2.
Perbedaan
antara Pratumbuh dan Purnatumbuh
Terdapat
dua tipe herbisida menurut aplikasinya: herbisida pratumbuh (preemergence
herbicide) dan herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide). Yang
pertama disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih ditebar).
Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif, yang berarti membunuh semua
tumbuhan yang ada. Yang kedua diberikan setelah benih memunculkan daun
pertamanya. Herbisida jenis ini harus selektif, dalam arti tidak mengganggu
tumbuhan pokoknya (Wikipedia, 2016).
Keunggulan
herbisida pra-tumbuh adalah mampu mengendalikan gulma seawal mungkin, sehingga
kerugian akibat gangguan gulma bisa di minimalisir sedini mungkin. Namun disisi
lain herbisida pra-tumbuh memiliki kelemahan diantaranya harganya yang biasanya
lebih mahal dan juga hanya efektif untuk mengendalikan gulma yang berkembang
biak dengan biji serta pada saat aplikasi membutuhkan kondisi lahan yang
benar-benar bebas gulma dan dalam kondisi kelembaban tanah yang cukup (Mardianto, 2009)
Sedangkan untuk
herbisida purna-tumbuh saat ini sangat populer digunakan oleh petani karena
keunggulannya yang sangat efektif dan efisien dalam mengendalikan gulma. Dan
apabila dilihat dari sisi biaya memiliki biaya yang cukup rendah dibandingkan
dengan umumnya herbisida pra-tumbuh maupun dengan cara manual maupun secara
mekanis. Selain itu kita masih bisa mengelompokkan herbisida ini berdasarkan
tingkat selektifitasannya terhadapa tanaman (Mardianto,
2009)
3.
Perbedaan
antara Sistemik dan Kontak
Dari cara
kerjanya herbisida ada 2 macam, herbisida kontak dan herbisida sistemik.
Herbisida kontak adalah herbisida yang dapat
mengendalikan gulma dengan cara mematikan bagian gulma yang terkena atau
terkontak langsung dengan herbisida. Herbisida kontak tidak ditranslokasikan
atau tidak diserap dan dialirkan dalam tubuh gulma. Semakin
banyak bagian gulma yang berkontak langsung dengan herbisida, akan semakin baik
dan efektif penggunaan herbisida kontak. Oleh sebab itulah, maka herbisida ini
sering diaplikasikan dengan jumlah larutan semprot yang banyak yakni antara 600
sampai dengan 800 liter per ha dengan tujuannya adalah agar seluruh permukan
gulma terbasahi. Herbisida kontak kurang efektif jika diaplikasikan untuk
mengendalikan gulma yang mempunyai organ perbanyakan di dalam tanah, seperti
teki dan alang-alang. Hal tersebut dikarenakan bagian tanaman di dalam tanah
tidak akan mati. Herbisida kontak memiliki kelebihan berupa daya kerjanya yang
lebih cepat terlihat. Herbisida kontak umumnya diaplikasikan sebagai herbisida
pasca tumbuh melalui tajuk gulma (Andriansyah,
2013)
Herbisida
sistemik adalah herbisida yang dialirkan
atau ditranslokasikan dari bagian tubuh gulma yang terkontak
pertama kali ke seluruh bagian gulma tersebut. Translokasi biasanya akan menuju
titik tumbuh karena pada bagian tersebut metabolisme tumbuhan paling aktif
berlangsung. Herbisida ini dapat diaplikasikan melalui tajuk atau melalui tanah
(Andriansyah, 2013)
Herbisida
sistemik diaplikasikan melalui tajuk seperti herbisida glifosat, sulfosat, dan
2,4-D ester berlangsung secara simplatik atau melalui jaringan hidup dengan
pembuluh utama floem bersamaan dengan translokasi fotosintat. Sedangkan
herbisisda sistemik yang diaplikasikan melalui tanah seperti ametrin, atrazin,
metribuzin, 2,4-D amin, dan diuron, ditranslokasikan secara apoplastik atau
melalui jaringan mati dengan pembuluh utama xilem bersama aliran masa gerakan
air dan hara dari tanah ke daun dengan bantuan proses transpirasi. Herbisida
sistemik ada yang bersifat selektif seperti ametrin, 2,4-D, diuron, dan
klomazon, ada juga yang bersifat nonselektif seperti glifosat, sulfosat, dan
imazapir (Andriansyah, 2013)
4.
Contoh
Herbisida
A. Herbisida Pratumbuh
a.
Nama
Dagang : TI-GOLD
Bahan Aktif :
Etil pirazosulfuron 10%
Jenis formulasi :
Tepung (10 WP)
Translokasi :
Sistemik
Selektivitas :
Selektif
Waktu Aplikasi : Pada
saat gulma belum tumbuh (Pra Tumbuh)
Tanaman Sasaran : Tanaman
padi sawah
Gulma Sasaran : Teki
(Scirpus juncoides)
Mekanisme
Kerja :Penyemprotan dilakukan dengan
menggunakan knapsack sprayer/ penyemprotan dilakukan dengan menggunakan
knapsack sprayer/ Pakailah semprotan punggung yang bertekanan tetap dan nosel
polijet untuk mendapatkan hasil semprotan yang rata (Anonim, 2016).
b.
Nama
Dagang : ALLY 20 WDG
Bahan Aktif :
Metil metsulfuron 20 %
Jenis formulasi :
Padat 20 WDG
Translokasi :
Sistemik
Selektivitas :
Non Selektif
Waktu Aplikasi : Pra
Tumbuh
Tanaman Sasaran : Karet
dan Kelapa sawit
Gulma Sasaran : Gulma
berdaun lebar (Borreria latifora)
Dosis :100-200
gr/ha
Mekanisme Kerja :Herbisida
yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan
gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya (Anonim, 2016).
B. Herbisida Purnatumbuh
a.
Nama
Dagang : TOACHDOWN 480 AS
Bahan Aktif :
Sulfosat 480 gr/l
Jenis formulasi : 480
AS, cair
Translokasi :
Sistemik
Selektivitas :
Non Selektif
Waktu Aplikasi : Pasca
Tumbuh
Tanaman Sasaran : Karet,
kopi, dan teh
Gulma Sasaran : Gulma
berdaun lebar (Borreria alata) Gulma daun sempit
Dosis :1,0-2,0
liter/ hektar
Mekanisme Kerja :
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer (Anonim, 2016).
b.
Nama
Dagang : FENOMIN
Bahan Aktif : 2.4
– D Dimetil Amina 865 gr/l
Jenis formulasi : 865
SL, bewarana coklat muda (cair)
Translokasi :
Sistemik
Selektivitas :
Selektif
Waktu Aplikasi : Pasca
Tumbuh
Tanaman Sasaran : Padi
Sawah
Gulma Sasaran,dosis : Teki (Fimbristyllis
milaceae) dengan dosis 1.0-1.5 l/ha, Scirpus juncoides dengan dosis 1.5 l/ha
Mekanisme Kerja :
Herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian
jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya (Anonim,
2016).
C. Herbisida Kontak
a.
Nama
Dagang : RUMPAS
Bahan Aktif :
Fenoksaprop-p-etil 120 gr/l
Jenis formulasi : 120
EW (cair)
Translokasi :
Kontak
Selektivitas :
Selektif
Waktu Aplikasi : Pasca
Tumbuh
Tanaman Sasaran : Padi
dan Kedelai
Gulma Sasaran,dosis: Gulma berdaun sempit pada padi (Eichinochloa
sp.) dengan dosis 0.1875-0.375 l/ha dan gulma berdaun sempit pada kedelai (Echinochloa
colons) dengan dosis 0.1875-0.375 l/ha (Anonim, 2016).
D. Herbisida Sistemik
a.
Nama
Dagang : TOACHDOWN 480 AS
Bahan Aktif :
Sulfosat 480 gr/l
Jenis formulasi : 480
AS, cair
Translokasi : Sistemik
Selektivitas :
Non Selektif
Waktu Aplikasi : Pasca
Tumbuh
Tanaman Sasaran : Karet,
kopi, dan teh
Gulma Sasaran : Gulma
berdaun lebar (Borreria alata) Gulma daun sempit
Dosis :1,0-2,0
liter/ hektar
Mekanisme Kerja :
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer (Anonim, 2016).
b.
Nama
Dagang : ALLY 20 WDG
Bahan Aktif :
Metil metsulfuron 20 %
Jenis formulasi :
Padat 20 WDG
Translokasi :
Sistemik
Selektivitas :
Non Selektif
Waktu Aplikasi : Pra
Tumbuh
Tanaman Sasaran : Karet
dan Kelapa sawit
Gulma Sasaran : Gulma
berdaun lebar (Borreria latifora)
Dosis :100-200
gr/ha
Mekanisme Kerja :Herbisida
yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan
gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya (Anonim, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2016.
10 Jenis Merek Dagang Herbisida. http://www.budidayapetani.com/2016/01/10-jenis-merek-dagang-herbisida.html
Diakses pada 20 Desember 2016 Pukul 23.18 WIB
Mardianto.
2009. Herbisida, Solusi Pengendalian Gulma yang Efektif dan Efisien. http://duniapetani.blogspot.co.id/2009/07/herbisida-solusi-pengendalian-gulma.html
Diakses pada 20 Desember 2016 Pukul 20.22 WIB
Wikipedia. 2016. Herbisida. https://id.wikipedia.org/wiki/Herbisida Diakses pada 20 Desember 2016 pukul 21.55 WIB
0 comments:
Post a Comment