Tugas dan artikel

Tuesday, July 19, 2022

Cerita Pengalaman : Menjadi Guru Pendamping Anak dengan Speech Delay

Speech delay atau keterlambatan bicara adalah kondisi dimana anak belum mampu mengucapkan sejumlah kosakata pada usia tertentu. Secara umum anak-anak mulai mampu mengucapkan satu suku kata bermakna pada usia satu tahun dan mampu menyusun kalimat sederhana pada tahun berikutnya.

Speech delay dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti masalah neurologis, autism spectrum disorder, kelainan organ bicara, penggunaan gadget yang terlalu sering, dan lain sebagainya.

Baca juga : Kenali Faktor Penyebab Speech Delay pada Anak

Saat menginjak usia sekolah, anak dengan speech delay tentu mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu beberapa sekolah inklusi menyediakan guru pendamping atau biasa disebut dengan shadow teacher.

Melalui tulisan ini saya ingin membagikan pengalaman saya mendampingi anak yang mengalami keterlambatan bicara selama belajar di taman kanak-kanak.

Awal Pertemuan Hanya Mendengar Satu Kata

Selain melalui diagnosis psikiater atau terapis, sekolah biasanya mengadakan proses observasi agar shadow teacher lebih memahami kondisi anak. Hal ini dilakukan supaya guru mampu menentukan treatment yang harus diberikan agar sesuai dengan kondisi dan kepribadian anak.

Pada proses observasi ini saya pertama kali bertemu dengan siswa A. Selain speech delay, A juga memiliki ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Hal ini membuat proses komunikasi menjadi lebih sulit.

A lebih antusias untuk mengelilingi seluruh sekolah daripada berinteraksi dengan saya sebagai guru pendampingnya. Setelah mendampinginya berkeliling beberapa kali dan mulai kelelahan, disinilah saya mendengar suku kata pertamanya.

Setelah beberapa kali bertanya, akhirnya dia mengucapkan namanya dengan pelan sambil berjalan kesana kemari memperhatikan plat motor yang tidak jauh terparkir. Ternyata A sangat menyukai huruf dan angka. Hal ini kemudian banyak membantu saya dalam meningkatkan perbendaharaan kosakatanya.

Berusaha Bersama-sama untuk Mengucapkan Kata Selanjutnya

Sumber gambar : pexels.com

Hari-hari pertama di sekolah mungkin cukup melelahkan bagi A. Selain harus beradaptasi dengan kegiatan di sekolah, ia juga sering kesulitan untuk mengungkapkan keinginannya baik kepada saya atau teman-temannya. Hal ini membuatnya sering mengalami tantrum di kelas.

Baca juga : Tantrum pada anak, Termasuk Gejala Speech Delay?

Trantrum adalah ledakan emosi yang biasanya disertai dengan tindakan menangis, berteriak, menjerit-jerit, dan kadang memukul orang yang ada disekitarnya. Meskipun tantrum adalah hal yang normal dan merupakan bagian dari perkembangan anak, hal ini cukup sulit untuk dihadapi guru maupun orang tua.

Selain mendampingi anak mengikuti kegiatan belajar di kelas, saya juga melakukan beberapa treatment untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbicara. Untungnya, kecintaan A pada huruf dan angka membuatnya sering mengambil buku-buku cerita yang ada di dalam kelas.

Saat ia hanya terdiam membolak-balik lembaran buku sambil memperhatikan huruf-huruf yang tertulis, disinilah saya mencoba membacakan sambil menunjuk kata demi kata dalam buku tersebut.

Saya juga membacakan tulisan-tulisan yang ada di dinding meskipun hanya sesekali ia perhatikan sambil berlarian kesana kemari. Sesekali kami menggunakan flashcard untuk belajar mengucapkan nama buah, hewan, atau benda-benda yang ada di sekitar.

Melalui kegiatan membaca A juga belajar untuk mengucapkan suku kata dengan benar. Meskipun A belum mampu melakukannya dengan baik, hal tersebut terus saya ulangi agar kemampuan berbicaranya meningkat.

Awalnya hal ini cukup sulit dilakukan karena anak masih belum dapat fokus memperhatikan dalam waktu yang lama dan lebih senang berlarian. Anak juga belum mampu melakukan eye contact dan mengikuti instruksi dengan baik.

Akhirnya Mampu Mengucapkan Suku Kata Baru dengan Jelas

Sumber gambar : Pexels.com

Ayah dan bunda pernah mendengar bahwa anak itu seperti sebuah celengan? Meski awalnya terlihat tidak memperlihatkan hasil, namun ternyata setiap hal yang kita lakukan atau ucapkan sedikit demi sedikit disimpan oleh anak.

Hal ini yang saya rasakan selama mendampingi A di sekolah. Pada semester pertama, saya sempat merasa sedih karena treatment yang saya berikan tidak kunjung memperlihatkan hasil yang signifikan terutama dalam kemampuannya berbicara.

Namun pada semester kedua, perkembangannya dalam mengucapkan suku kata mulai terlihat. Hal ini saya sadari saat ia beberapa kali mengulang kata-kata yang sering saya ucapkan. Meskipun artikulasinya belum cukup jelas, hal ini membuat saya senang dan terharu.

Suatu hari, A melihat temannya memakai kacamata yang sering kami gunakan untuk eksperimen sederhana di kelas. Saat itulah saya mendengar kata baru yang ia ucapkan dengan sangat jelas.

“Kacamata,” ucapnya saat itu, mencoba mengungkapkan keinginannya untuk memakai kacamata tersebut. Sejak itu, perlahan kata demi kata mulai ia ucapkan dengan baik. Ia mulai bisa mengungkapkan keinginannya. Bahkan, terkadang A memberikan instruksi kepada teman-temannya meskipun masih sederhana seperti masuk, berdiri, dan ayo.

Perkembangan ini tentu bukan hanya karena treatment yang saya berikan di sekolah, tetapi juga dengan kerja sama orang tua, wali kelas, dan orang-orang yang ada di sekitar anak. Selain itu makanan yang dikonsumsi anak juga dijaga dengan ketat.

Menjadi seorang shadow teacher membuat saya sering mencari dan membaca informasi mengenai anak berkebutuhan khusus. Selain mencari treatment yang bisa digunakan untuk membantu perkembangan mereka, saya juga mencari informasi tentang makanan yang boleh atau tidak boleh untuk dikonsumsi.

Saat itulah saya tidak sengaja menemukan Generos yang merupakan produk herbal vitamin anak dan dapat mengatasi gangguan speech delay, autis, dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Setelah mencari tahu lebih banyak, Generos ternyata dibuat dengan bahan-bahan alami seperti ikan sidat, pegagan, madu hutan, mengkudu, dan temulawak. Oleh karena itu Generos dapat digunakan sebagai penunjang kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang optimal.

Saat melihat testimoni, beberapa konsumen mengatakan bahwa Generos mampu mengatasi speech delay. Namun karena saya adalah orang yang sedikit sulit untuk percaya saya mencoba untuk mencari tahu apakah Generos memiliki efek samping tertentu. 

Baca juga : Ada Efek Samping! Cerita Setelah Sebulan Minum Generos

Ternyata tidak ada efek samping khusus yang berbahaya bagi anak. Salah satu website konsultasi dengan dokter juga mengatakan bahwa Generos tidak berbahaya karena terbuat dari bahan-bahan alami. Oleh karena itu saya yakin bahwa Generos adalah nutrisi kecerdasan otak yang tepat untuk anak.

Setelah membaca beberapa artikel dan testimoni, saya akhirnya paham bahwa selain treatment yang diberikan, memperhatikan asupan nutrisi yang dikonsumsi anak juga sangat penting.

Selain makanan sehat, alangkah baiknya jika ayah dan bunda juga memberikan multivitamin yang mampu merangsang saraf verbal anak untuk berbicara agar perkembangan si kecil lebih optimal. 


0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com