Oleh : Cindy Hosiani
D.P.S., Eka Wahyu R., Ishmah
Nurhidayati, Rica Silvia
A., Siska Aprilia
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2018.
PEMBAHASAN
1.
Teori Singkat
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi,
dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan
salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang
diteliti.
Kegiatan pengumpulan data
pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah
ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti
untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi
lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya,
pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
Metode penelitian kualitatif lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa
teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan
diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti
membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
1998).
a. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan
informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek
penelitian (Emzir, 2010). Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini,
wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media
telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh
informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.
b.
Observasi
Observasi juga merupakan
salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian
kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan
pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu,
dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran
riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba
dan Lincoln, 1981). Metode observasi adalah
suatu usaha sadar untuk mengumpulkan
data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar.
c. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh
lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto,
hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen
seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam.
Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut
sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990).
d. Kuisioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di
jawab. Data yang di hasilkan bisa data yang kuantitatif atau kualitatif.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan
tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan
jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab
secara bebas (kuesioner terbuka).
e. Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus
Group Discussion), yaitu upaya menemukan
makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri
pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti.
2.
Ringkasan
Singkat Skripsi yang Ditelaah
Judul skripsi yang ditelaah dalam paper ini yaitu “Analisis Manfaat Koperasi dan Partisipasi Anggota Koperasi Perikanan ISM
Mitra Karya Bahari di Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung” karya
Niken Wiandhani (2015) yang diterbitkan oleh Jurusan Agrbinisnis, Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Tujuan penelitian dalam skripsi ini antara lain
menganalisis manfaat ekonomi yang diterima anggota, manfaat non-ekonomi yang
dirasakan anggota, dan tingkat partisipasi anggota Koperasi Perikanan Ikhtiar
Swadaya Masyarakat (ISM) Mitra Karya Bahari.
Koperasi Perikanan Ikhtiar Swadaya Masyarakat
(ISM) Mitra Karya Bahari merupakan koperasi yang berdiri pada tahun 2011 atas
binaan dari Bank Indonesia yang terletak di Pulau Pasaran, tepatnya di
Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung. Usaha utama yang dimiliki koperasi ini adalah unit usaha waserda (warung
serba ada). Anggota Koperasi Perikanan ISM Mitra Karya Bahari adalah kelompok
usaha masyarakat, antara lain kelompok pengolah ikan, kelompok pengolah produk
turunan teri, nelayan, dan buruh pengasin. Koperasi ini terus mengalami
pengembangan dalam melaksanakan kegiatan usaha dilihat dari makin berkembangnya
usaha yang ada dan bertambahnya jumlah anggota. Koperasi Perikanan ISM Mitra
Karya Bahari terpilih menjadi salah satu koperasi berprestasi tahun 2014 di
Kota Bandar Lampung menurut Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
Kota Bandar Lampung.
Menurut Niken (2015), partisipasi
anggota di Koperasi Perikanan ISM Mitra Karya Bahari berjalan dengan baik
karena bisa menjadi salah satu koperasi berprestasi di Kota Bandar Lampung pada
tahun 2014, namun fenomena yang terjadi di lapangan masih ada anggota yang
belum berpartisipasi secara aktif yaitu adanya penurunan anggota yang
menghadiri RAT sebesar 10 persen, adanya keterlambatan membayar simpanan wajib
sebesar 90 persen dan tidak memanfaatkan pelayanan dengan baik. Anggota yang
belum berpartisipasi dengan aktif akan mempengaruhi manfaat yang diberikan
koperasi kepada anggota. Manfaat yang diterima anggota baik manfaat ekonomi
atau manfaat non ekonomi dari koperasi akan berkurang. Faktor–faktor yang
mempengaruhi partisipasi anggota harus diperhatikan agar tingkat partisipasi
dapat tetap tinggi sehingga diharapkan meningkatkan kesejahteraan anggota
koperasi.
3.
Metode
Penelitian
Metode
penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, atau dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,
dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu. Jenis jenis
metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya sendiri sebagai berikut.
a. Metode
Historis
Metode
historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan
obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti
untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan,
seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang
ilmuwan sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka
mengenai peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun
dalam bentuk paradigma penjelasan.
Dengan
demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis
terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan
menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber
sejarah serta interprestasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
b. Metode
Deskriptif
Metode
deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara
rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa
kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi
dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang.
Dengan
demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu,
dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja
menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan
klasifikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada
hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini
menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.
c. Metode
Korelasional
Metode
korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif,
data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak
dijelaskan hubungan diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau
prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel dteliti dan
dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode
korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti.
Tujuan
metode korelasi yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu vektor yang
berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Jika pada metode ini, hanya dua
variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi sederhana dan jika lebih dari
dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda. Pada metode ini, pencarian
hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn korelasi atau
koefisien determinasi.
d. Metode
Eksperimental
Metode
eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti
memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini
variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin
mempengaruhi dapat dihilangkan.
Metode
eksperimental bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan
memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok
eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak
mengalami manipulasi. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat
atau nilai-nilai variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental,
sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang
meragukan.
e. Metode Kuasi
Eksperimental
Metode kuasi
eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
kuasai eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada metode
ini, peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.
Metode kuasi
eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai berikut : (1) peneliti tidak
mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau kelompok
kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek yang
diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang tidak mengalami variabel bebas. (2)
Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang
dikendakinya.
f. Metode
Survai
Singarimbun
dan Effendi (1995) menyatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok. Karakteristik dari penelitian survei, yaitu:
1. Tujuan
utama survei adalah untuk menghasilkan statistik, deskriptif kuantitatif, atau
deskripsi dalam angka tentang berbagai aspek populasi yang diteliti.
2. Cara
utama dalam pengumpulan informasi adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada
orang yang jawabannya kemudian merupakan daya yang akan dianalisis.
3. Biasanya
informasi itu dikumpulkan dari sebagian saja dari populasi atau sampel, bukan
dari seluruh subyek yang menjadi anggota populasi.
Pada skripsi ANALISIS MANFAAT
KOPERASI DAN PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI PERIKANAN ISM MITRA KARYA BAHARI DI KECAMATAN
TELUK BETUNG TIMUR KOTA BANDAR LAMPUNG. Metode Penelitian yang digunakan adalah
penelitian survei. Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan bahwa penelitian
survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Unit analisa
yang digunakan dalam penelitian survei adalah individu. Penelitian ini
mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner dalam mengumpulkan
data, serta unit analisa yang digunakan adalah anggota Koperasi Perikanan ISM
Mitra Karya Bahari.
4.
Metode
Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh data yang diperlukan
melalui suatu prosedur secara sistematis. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi di lapangan,
melakukan wawancara dengan narasumber (responden) dengan menggunakan daftar
pertanyaan (kuesioner). Jenis pertanyaan pada kuesioner tersebut merupakan
pertanyaan terstruktur dan pertanyaan tidak berstruktur untuk memperoleh
deskripsi yang jelas mengenai gambaran Koperasi Perikanan ISM Mitra Karya
Bahari.
5.
Skala
Pengukuran Data
Jenis
data statistik jika ditinjau dari skalanya dapat dibedakan menjadi 4 macam
yaitu :
a.
Skala Nominal
Skala
nominal yaitu skala yang hanya menunjukkan pengelompokan objek,
individu-individu, peristiwa/kejadian dalam suatu populasi. Skala ini tidak begitu
bermakna matematis karena hanya menunjukkan hanya dapat menunjukkan frekuensi
dari masing-masing objek. Kita tidak membandingkan kualitas antara satu objek
dengan objek lainnya.
Misalnya
di dalam sebuah kelas terdapat 20 buah bangku, 18 buah meja, 4 buah sapu, dan 1
buah lemari. Secara skala, posisi benda-benda tersebut setara, bangku tidak
lebih baik dari pada meja, sapu tidak lebih indah dari pada lemari, dan
sebagainya (Kamal, 2016).
b.
Skala Ordinal
Skala
ordinal adalah skala yang digunakan untuk menunjukkan perbandingan sekelompok
objek dari tinggi ke rendah atau sebaliknya. Posisi antar objek atau kategori
tidak setara sehingga kita dapat mebandingkan anatara satu dengan yang lainnya
lebih tinggi ,lebih baik dsb.
Contoh
data dengan skala ordinal yaitu tingkat kepuasan pengunjung perpustakaan
terhadap layanan perpustakaan. Skalanya dapat dibagi menjadi 4 skor yaitu :
5 :
sangat puas
4 : puas
3 : cukup
puas
2 :
kurang puas
1 :
sangat tidak puas
Dari
skala tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh maka
semakin baik tingkat kepuasan yang dihasilkan (Kamal, 2016).
c.
Skala Interval
Skala
interval memiliki semua sifat skala ordinal. Namun, skala ini mampu
memperlihatkan jarak yang sama antara ukuran yang satu dengan yang lain.
Seperti halnya pada contoh skala ordinal di atas, kita tidak dapat mengetahui
ukuran yang pasti jarak antara puas dan sangat puas. Pada skala interval ini
sudah memiliki jarak yang teratur dan dapat diukur secara matematis, namun
hanya sebatas penjumlahan dan pengurangan saja.
Sebagai
contoh suhu air dalam panci sebelum dipanaskan yaitu 15oC. Setelah
dipanasi selama 5 menit suhunya berubah menjadi 47oC. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa suhu air meningkat 32oC setelah dipanaskan selama
5 menit. Hal lain yang perlu diketahui dari skala interval adalah, skala ini
tidak memiliki nilai nol yang mutlak. Misalnya suhu ruangan 0oC
bukan berarti ruangan tersebut tidak memiliki suhu (Kamal, 2016).
d.
Skala Rasio
Skala
rasio memiliki semua sifat yang dimiliki oleh skala interval. Namun, skala
rasio memiliki nilai nol yang mutrak (absolut).
Sebagai
contoh :
Jumlah
sepatu = 5 pasang berarti terdapat sepatu sebanyak 5 pasang
Jumlah
sepatu = 0 pasang berati tidak ada sepatu (Kamal, 2016).
Pada skripsi “Analisis Manfaat Koperasi
dan Partisipasi Anggota Koperasi Perikanan ISM Mitra Karya Bahari di Kecamatan
Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung”. Skala pengukuran data yang digunakan adalah:
A.
Skala Nominal
Hal ini dapat dilihat pada definisi operasional
berikut.
a.
Jenis kelamin adalah petanda gender seseorang
yaitu laki–laki atau perempuan, diukur dalam variabel dummy DJk = 1 apabila laki–laki dan DJk = 0 apabila perempuan.
b.
Kepuasan anggota atas pelayanan dalam
pemanfaatan unit usaha koperasi adalah perasaan yang dirasakan anggota setelah
memperoleh pelayanan dalam pemanfaatan unit usaha koperasi, diukur dengan
variabel dummy, apabila kepuasan
anggota tinggi maka DpUU= 1 dan kepuasan anggota rendah maka DpUU= 0.
c.
Kepuasan anggota atas pelayanan dalam RAT
adalah perasaan yang dirasakan anggota setelah memperoleh pelayanan dalam RAT,
diukur dengan variabel dummy, apabila
kepuasan anggota tinggi, maka DpRAT= 1 dan kepuasan anggota rendah, maka DpRAT= 0.
B.
Skala Ordinal
Hal ini dapat dilihat pada definisi operasional
berikut.
a.
Rasa aman adanya kepastian usaha (P1) adalah perasaan
yang dirasakan anggota koperasi karena memperoleh kepastian usaha karena
hadirnya koperasi, diukur dengan menggunakan skala Likert (skor 1= tidak
memuaskan, 2= kurang memuaskan, 3= cukup memuaskan, 4= memuaskan, 5= sangat
memuaskan).
b.
Rasa puas ikut menentukan kebijakan (P2) adalah perasaan
puas yang dirasakan anggota koperasi karena dirinya bisa ikut serta menentukan
kebijakan–kebijakan yang ada di koperasi, diukur dengan menggunakan skala
Likert (skor 1= tidak memuaskan, 2= kurang memuaskan, 3= cukup memuaskan, 4=
memuaskan, 5= sangat memuaskan).
c.
Rasa puas dapat saling membantu (P3) adalah perasaan
puas yang dirasakan anggota koperasi karena dirinya dapat saling membantu
dengan sesama anggota koperasi, diukur dengan menggunakan skala Likert (skor 1=
tidak memuaskan, 2= kurang memuaskan, 3= cukup memuaskan, 4= memuaskan, 5=
sangat memuaskan).
d.
Rasa puas dapat meningkatkan hubungan dengan
sesama (P4) adalah perasaan
puas yang dirasakan anggota koperasi karena dirinya bisa menjalin hubungan
dengan sesama setelah menjadi anggota koperasi, diukur dengan menggunakan skala
Likert (skor 1= tidak memuaskan, 2= kurang memuaskan, 3= cukup memuaskan, 4=
memuaskan, 5= sangat memuaskan).
e.
Rasa puas dapat meningkatkan pengetahuan (P5) adalah perasaan
puas yang dirasakan anggota koperasi karena mendapatkan pengetahuan dan
informasi baru setelah menjadi anggota koperasi, diukur dengan menggunakan
skala Likert (skor 1= tidak memuaskan, 2= kurang memuaskan, 3= cukup memuaskan,
4= memuaskan, 5= sangat memuaskan), dst.
C.
Skala Interval
Hal ini dapat
dilihat pada definisi operasional berikut.
a. Selisih harga beli adalah besarnya nilai yang
menunjukkan perbedaan antara harga barang yang dibeli oleh anggota di koperasi
dan di luar koperasi, diukur dalam waktu satu tahun terakhir dan dinyatakan
dalam rupiah per tahun (Rp/tahun).
b.
Selisih
harga jual adalah besarnya nilai yang menunjukkan perbedaan antara harga barang
yang dijual oleh anggota di koperasi dan di luar koperasi, diukur dalam waktu
satu tahun terakhir dan dinyatakan dalam rupiah per tahun (Rp/tahun).
D.
Skala Rasio
Hal ini dapat dilihat pada definisi operasional
berikut.
a. Jumlah tanggungan
dalam keluarga adalah jumlah orang yang sedang dibiayai dalam suatu keluarga
anggota koperasi, diukur dalam satuan orang.
b. Pengalaman
berkoperasi adalah pengalaman anggota koperasi bergabung dalam suatu koperasi,
diukur dalam satuan tahun.
c. Jarak rumah anggota
koperasi adalah jarak yang ditempuh anggota koperasi untuk mencapai koperasi,
diukur dalam satuan meter.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif dan Kualitatif.
Rajawali Pers. Jakarta.
Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Yayasan Asah Asih Asuh (YA3
Malang). Malang.
Kamal, M.N. 2016. Skala Pengukuran Data. http://eijuntwenty.blogspot.co.id /2016/02/skala-pengukuran-data.html Diakses pada 10 Mei 2018
pukul 22.17 WIB.
Sapriya. 2007. Pendidikan IPS. Rosda Karya. Bandung.
Wiandhani, N. 2015. Analisis
Manfaat Koperasi dan Partisipasi Anggota Koperasi Perikanan ISM Mitra Karya
Bahari di Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung. Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Lampung
0 comments:
Post a Comment