Tugas dan artikel

Saturday, August 10, 2019

SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN


(Tugas Responsi  Pembangunan Pertanian)
Oleh : Aji Prayoga Wibowo, Arum Sri Lestari, Ishmah Nurhidayati
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2017.     




PEMBAHASAN



1.    Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia. Dengan kata lain, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenagakerja atau manpower.

Dari uraian singkat tersebut dapat dikemukakan bahwa peran dan fungsi sumber daya manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro sumber daya manusia berperan dalam hal faktor produksi (ketenagakerjaan). Sedangkan secara makro peran sumber daya manusia dalam hal pembangunan dan kependudukan.



2.    Permasalahan Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Pertanian

Saat ini, secara makro pertanian, perikanan, dan kehutanan telah memberi kontribusi yang sangat signifikan.  Pertanian, perikanan, dan kehutanan telah memberi kontribusi hingga 15 persen terhadap pendapatan nasional, dan menyediakan pekerjaan bagi sekitar 43 juta orang atau sekitar 45 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia. Ketika ekonomi Indonesia mulai bangkit kembali antara tahun 1999-2003, pertumbuhan ekonomi ditopang terutama oleh konsumsi dan petani, nelayan, dan masyarakat desa menjadi kelompok konsumen dengan jumlah terbesar dari berbagai produk sektor lain. 

Namun demikian, saat ini pertanian juga masih menghadapi berbagai permasalahan yang sangat berat.  Beberapa permasalahan tersebut antara lain adalah lemahnya daya saing, keterbatasan jumlah dan kualitas SDM berkualitas, sumberdaya alam yang semakin tertekan, dukungan infrastruktur yang serba terbatas, dan dukungan sektor lain yang serba terbatas.  Banyak tempat di Indonesia dimana sumberdaya alam sektor pertanian belum termanfaatkan secara optimal, sehingga efisiensi dan produktivitasnya masih relatif rendah.  Sebaliknya ditempat lain telah terjadi eksploitasi berlebihan sehingga kualitas sumberdaya alamnya menurun drastis. 

Seperti telah disebutkan di atas, salah satu permasalahan mendasar di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan adalah keterbatatasan jumlah dan kualitas SDM bidang pertanian. Permasalahan SDM ini tentu saja memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap munculnya permasalahan-permasalahan lain.  Begitu juga sebaliknya, jika permasalahan SDM ini dapat diatasi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM dalam bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan maka permasalahan yang lain akan dapat diatasi dengan lebih baik.

Saat ini sebagian besar sumberdaya manusia yang mendukung sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan masih rendah kualitasnya.  Bagian tersebesar yaitu petani mempunyai tingkat pendidikan formal yang rendah atau tidak menyelesaikan pendidikan dasar.  Hal ini menyebabkan kemampuan dalam menyerap informasi dan mengadopsi teknologi relatif sangat terbatas.  Rendahnya tingkat pendidikan tersebut juga berakibat pada rendahnya kemampuan petani, peternak, nelayan maupun petani hutan dalam mengelola usahanya sehingga usahanya tidak dapat berkembang dengan baik dan rata-rata pendapatan menjadi rendah.

Sementara itu dalam tingkat penyuluh ditemui bahwa jumlah penyuluh yang ada sangat terbatas jumlah dan kualitasnya.  Rata-rata usia penyuluh juga sudah lebih dari 45 tahun.  Sistem dan kelembagaan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan belum baik sehingga belum mampu memberikan jaminan kesejahteraan bagi profesi seorang penyuluh.

Dalam tingkat pengambil kebijakan, masih banyak ditemui instansi daerah yang belum mampu memetakan sumberdaya pertanian, perikanan, dan kehutanan di daerah secara komprehensif dan memiliki kecermatan dalam membuat konsep pemanfaatannya.  Bila melihat fakta bahwa sebagian besar potensi pedesaan di Indonesia adalah berupa potensi sumberdaya pertanian, perikanan, dan kehutanan maka sudah seharusnya instansi-instansi di daerah diisi oleh SDM berkualitas yang memiliki pemahaman akan pertanian dalam arti luas.



3.    Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Pertanian

Pembinaan sumberdaya manusia pada sektor pertanian saat ini merupakan konsekuensi dari semakin disadarinya ketertinggalan Indonesia dalam hal mutu sumberdaya manusia (SDM). Tuntutan pembinaan mutu SDM tersebut merupakan langkah antisipatif dalam menghadapi persaingan global, di mana dalam kondisi tersebut akan mendorong semakin tingginya mobilitas tenaga kerja sektor pertanian antar negara.

Pada era otonomi daerah, pemerintah otonomi daerah mempunyai proporsi yang besar dalam mewujudkan bagus atau tidaknya SDM pada sektor agribisnis. Pembinaan tersebut dapat dilakukan dengan:
a.    Pembinaan unsur kognitif yang meliputi pengetahuan dasar tentang pertanian, teknologi pertanian, dan manajerial dibidang pertanian serta bidang pendukungnya seperti keuangan, pemasaran operasi produksi dan lain-lain. Pembinaan unsur kognitif ini mencakup upaya-upaya peningkatan pengetahuan, melatih daya pikir, kemampuan analisis, mempertajam intelegensi dan kecerdasan serta peningkatan pengetahuan manejerial dan wawasan teknologi bidang pertanian;
b.    Pembinaan unsur psikomotorik mencakup upaya-upaya untuk membina dan meningkatkan keahlian dan keterampilan spesifik dari penjabaran bidang-bidang kognitif seperti keterampilan bidang manejerial, keterampilan bidang produksi, keterampilan bidang tekhnologi;
c.    Pembinaan unsur afeksi, yakni sikap mental, moral, dan etika. Sesungguhnya pembinaan unsur ini akan sangat berpengaruh terhadap kinerja SDM pertanian. Sikap mental, moral dan etika tersebut mampu mendorong terciptanya suasana kerja yang harmonis, ketenagan kerja serta memberikan dukungan moral terhadap peningkatan produktivitas organisasi

Dengan rendahnya kualitas pelaku utama pembangunan pertanian yang ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pendidikan, diperlukan upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui penyuluhan dan pelatihan, pendidikan formal bagi putra/putri petani. Petani sebagai salah satu pelaku utama pembangunan pertanian memerlukan kemampuan yang memadai tentang pengetahuan, sikap maupun ketrampilan untuk mengantisipasi berbagai perubahan strategis baik ditingkat lapang, nasional, maupun internasional. Petani memerlukan penyesuaian substansi materi penyuluhan untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan, global warning, persaingan globalisasi (perdagangan bebas) atau perubahan lingkungan, baik lingkungan alam, social maupun budaya.

Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh petani dan pelaku usaha diindikasikan dengan:
a.    adanya kelembagaan tani (poktan/gapoktan)yang mandiri, kuat dan berbadan hukum (koperasi, LKM)
b.    jumlah petani dan pelaku usaha yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
c.    jumlah petani dan pelaku usaha yang memanfaatkan data dan informasi dan
d.   jumlah petani yang bergabung dalam jejaring kerja dan kerjasama atau kemitraan usaha.

Kondisi dimana pelaku utama pembangunan pertanian telah berusia lanjut, perlu adanya kaderisasi dan menumbuhkan minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian dan sekaligus mencegah second lost generation. Menumbuhkan minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian dapat dilakukan dengan mengembangkan dan memperkenalkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat tani baik laki-laki maupun perempuan, khususnya golongan muda dalam melakukan produksi di tingkat on-farm dan off-farm.

Oleh karena itu lembaga penelitian dan pengembangan harus dapat menghasilkan teknologi yang dapat menarik minat kaum muda, seperti mekanisasi pertanian, dan teknologi pengolahan hasil pertanian. Baik lembaga penelitian maupun lembaga penyuluhan harus selalu dapat berkoordinasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pertanian mengingat lembaga penelitian dan lembaga penyuluhan di Indonesia tidak berada dalam satu atap. Untuk menarik lebih banyak generasi muda berkecimpung di bidang pertanian, perlu dibuka akses yang lebih besar pada pemuda, terutama yang telah menyelesaikan pendidikan setingkat SLTA serta PT untuk membuka usaha berbasis pertanian. Disamping hal itu juga dengan menembangkan berbagai program pelatihan kewirausahaan sektor pertanian.
   




DAFTAR PUSTAKA


Hidayati, Nur. 2017. Peran dan Fungsi Sumber Daya Manusia dalam Ekonomi. https://www.kompasiana.com/nurida12/peran-dan-fungsi-sumber-daya-manusia-dalam-ekonomi_591ea1e1fd22bd265929c5d9 Diakses pada 11 Desember 2017 Pukul 23.54 WIB

Juarini. 2015. Pengelolaan Sumberdaya Manusia Pertanian untuk Menunjang Kedaulatan Pangan. http://repository.upy.ac.id/366/1/1P5_Juarini%20344-348.pdf Diakses pada 11 Desember 2017 Pukul 23.55 WIB

Sugindo, Ibraham. 2010 Sumber Daya Manusia Pertanian. http://bikinmikir.blogspot.co.id/2010/08/sumber-daya-manusia-pertanian.html Diakses pada 11 Desember 2017 Pukul 23.56 WIB


0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

125,338
Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © 2025 Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com