Oleh : Ishmah Nurhidayati
Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas lampung (2016)
Note : Gambar hewannya adalah hasil tangan gw sendiri karena tugasnya emang disuruh gambar wkwkwk
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup
tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme
kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka
mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus,
walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama
tanaman. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan
jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan,
tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh
tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang
penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya
terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan penyakit,
sering kali manusia menggunakan obat – obatan anti hama. Pestisida yang
digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida yang
digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida.
Pembasmi hama dan penyakit
menggunakan pestisida dan obat harus secara hati – hati dan tepat guna.
Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan
bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan
kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu pengguna obat – obatan anti
hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak mungkin.
Secara alamiah, sesungguhnya hama
mempunyai musuh yang dapat mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering
kali musuh alamiah hama hilang. Akibat hama tersebut merajalela. Salah satu
contoh kasus yang sering terjadi adalah hama tikus. Sesungguhnya, secara
ilmiah, tikus mempunyai musuh yang memamngsanya. Musuh alami tikus ini dapat
mengendalikan jumlah populasi tikus. Musuhnya tikus itu ialah Ular, Burung
hantu, dan elang. Sayangnya binatang – binatang tersebut ditangkapi oleh
manusia sehingga tikus tidak lagi memiliki pemangsa alami. Akibatnya, jumlah
tikus menjadi sangat banyak dan menjadi hama pertanian.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut:
1.Untuk
mengetahui dan mengenal hama-hama tanaman selain kelompok arthopoda
II. METODOLOGI
PRAKTIKUM
1.1. Bahan dan Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah pensil, pulpen, kertas, mikroskop, dan cawan.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah tubuh hama (keong sawah, tikus, dan ular sawah) yang sudah
diawetkan.
1.2. Prosedur Kerja
Pada praktikum ini, prosedur kerja
yang digunakan yaitu:.
1.
Mengamati
bagian-bagian tubuh hama yang sudah diawetkan.
2.
Mencatat
hasil pengamatan.
.
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1. Tabel pengamatan
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Nama
umum:
Keong
sawah
Nama
ilmiah :
Pila ampullacea
Peranan:
Hama
|
|
2.
|
Nama
umum:
Tikus
sawah
Nama
ilmiah :
Rattus
argentiventer
Peranan:
Hama
|
|
3.
|
Nama
umum:
Bajing
Nama
ilmiah :
Callosciutus nonatus
Peranan:
Hama
pada tanaman kakao
|
|
4.
|
Nama
umum:
Ular
Sawah
Nama
ilmiah :
Malayopython
reticulatus
Peranan:
Predator
|
|
5.
|
Nama
umum:
Tungau
Nama
ilmiah :
Brevipalpus phoenicis
Peranan:
Hama
|
|
6.
|
Nama
umum:
Burung
gereja
Nama
ilmiah :
Passer montonus Oates
Peranan:
Hama
|
3.2. Pembahasan
3.2.1.
Keong
Sawah
A. Klasifikasi
Keong sawah (Pila ampullacea)
adalah sejenis siput
air yang mudah dijumpai di perairan tawar Asia tropis,
seperti di sawah,
aliran parit,
serta danau.
Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai Keong gondang, siput sawah, siput
air, atau tutut. Bentuk keong sawah agak menyerupai siput murbai,
masih berkerabat, tetapi keong sawah memiliki warna cangkang hijau pekat sampai
hitam. Klasifikasi keong sawah adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Ampullariini
Famili :
Ampullariinae
Genus : Pila
Species : Pila ampullacea (Wikipedia,
2016)
B. Peranan
Keong sawah bersifat herbivor yang
pemakan segala dan sangat rakus, tanaman yang disukai tanaman yang masih muda
dan lunak seperti bibit padi, tanaman sayuran, dan enceng gondok. Apabila
habitatnya dalam keadaan kekurangan air maka keong sawah akan membenamkan diri
pada lumpur yang dalam, hal ini dapat bertahan selama 6 bulan. Bila habitatnya
sudah ada airnya maka keong sawah akan muncul kembali pada saat pengolahan
lahan. Keong sawah mempunyai jenis kelamin yaitu jantan dan betina, tidak
seperti jenis siput yang lain. Keong sawah siap melakukan kopulasi pada saat
kondisi air terpenuhi pada areal persawahan (Dinas Pertanian Provinsi DIY,
3.2.2.
Tikus
Sawah
A. Klasifikasi
Tikus sawah, Rattus argentiventer,
adalah tikus yang mudah dijumpai di pedesaan dan perkotaan di penjuru Asia
Tenggara dan Asia.Klasifikasi keong sawah
adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Species :
Rattus argentiventer (Wikipedia, 2016).
B. Peranan
Hewan ini adalah jenis hama
pengganggu pertanian tanaman utama dan sulit dikendalikan karena ia mampu
"belajar" dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya.
Hewan ini diketahui cerdas dan sering digunakan dalam penelitian perilaku
hewan. Pengendalian biasanya dengan pemberian umpan beracun atau pengasapan
yang dikombinasi dengan "penggeropyokan". Cara yang dianggap alami
adalah dengan menggunakan burung
hantu atau ular
sawah, namun biasanya dianggap kurang
efektif (Wikipedia, 2016).
3.2.3.
Bajing
A. Klasifikasi
Bajing adalah nama umum bagi sekelompok
mamalia pengerat dari suku Sciuridae. Kata yang berpadanan dalam bahasa
Inggris adalah squirrel. Dalam ilmu biologi,
bajing tidak sama dengan tupai.
Kelompok ini adalah kelompok besar
mamalia kecil, yang di Indonesia mencakup jenis-jenis jelarang,
bajing
terbang dan bajing pohon pada umumnya. Juga jenis-jenis bajing tanah,
anjing prairi
dan chipmunk. Dua golongan
terakhir ini tidak didapati di Indonesia. Klasifikasi bajing (Callosciurus notatus Buddaert)
adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Sciuridae
Genus : Callosciurus
Species :
Callosciurus notatus (Wikipedia, 2016)
B. Peranan
Bajing kelapa aktif di siang hari (diurnal). Seperti namanya, bajing ini sering ditemukan berkeliaran di
cabang dan ranting pohon, atau melompat di antara pelepah daun di kebun-kebun kelapa dan juga kebun-kebun lainnya. Ia melubangi dan memakan buah
kelapa, yang muda maupun yang tua, dan menjadi hama kebun yang cukup serius. Di samping itu, bajing kelapa juga
memakan berbagai buah-buahan,
pucuk, pepagan, dan aneka serangga yang ditemuinya. Dilaporkan pula bahwa bajing ini kadang-kadang
merusak kulit ranting karet untuk menjilati getahnya (Wikipedia, 2016).
3.2.4.
Ular
Sawah
A. Klasifikasi
Klasifikasi ular sawah (Malayopython
reticulatus) adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Pythonidae
Genus : Malayopython
Species :
Malayopython reticulates (Wikipedia, 2016).
B. Peranan
Ular merupakan
konsumen tingkat 3 di sawah. Habitat dari ular adalah sawah sedangkan relungnya
adalah di dalam tanah. Bila masih banyak ular di sawah dan ladang, kita tidak
usah berburu tikus karena mereka akan bisa membunuh sekitar 10.000 ekor tikus
setahun. Peran ular ini sangat membantu, karena dapat menekan jumlah populasi
tikus yang menyerang padi (Amril, 2012).
3.2.5.
Tungau
A. Klasifikasi
Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai
delapan yang, bersama-sama dengan caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu
hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap
keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta (serangga),
tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari kekerabatannya.Hewan ini merupakan
salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan
sukses beradaptasi
dengan berbagai keadaan lingkungan. Ukurannya kebanyakan sangat kecil sehingga
kurang menarik perhatian hewan pemangsa besar dan mengakibatkan ia mudah
menyebar. Klasifikasi tungau adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Arachnica
Ordo : Trombidiformes
Famili : Tenuipalpidae
Genus : Brevipalpus
Species :
Brevipalpus phoenicis (Wikipedia, 2016).
B. Peranan
Tungau biasanya terlihat pada
permukaan bawah dari pucuk muda dan juga di tunas. Tungau ini muncul pada pucuk
muda, khususnya di pohon teh yang baru dipangkas. Tungau menggali lobang di
permukaan tanah dan masuk ke lobang itu hingga hanya dapat terlihat atas
badannya. Serangannya lebih umum terjadi pada musim hujan. Tungau ini dimangsa
oleh musuh alami efektif. Musuh alami itu juga semacam tungau kuning. Tungau
kuning musuh alami itu berkaki lebih panjang dan larinya lebih cepat daripada
tungau kuning hama tersebut (Yana, 2014).
3.2.6.
Burung
Gereja
1.
Klasifikasi
Burung-gereja
erasia (Passer montanus) atau dalam bahasa Inggris dikenal juga sebagai Eurasian
Tree Sparrow adalah spesies burung
pengicau dalam famili Passeridae. Panjang tubuh sekitar 14 cm. Pada jantan, bagian atas kepala berwarna merah bata, tenggorakan berwarna
hitam dengan tepi leher berwarna putih. Bagian perut putih kebu-abuan. Pada betina mirip jantan, namun kesuluruhan warnanya sedikit pucat. Klasifikasi burung
gereja adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passriformes
Famili : Passeridae
Genus : Passer
Species :
Passer montanus (Wikipedia, 2016).
2.
Peranan
Burung gereja dipandang sebagai hama
di beberapa daerah. Di Australia, kerusakan biji-bijian dan buah-buahan hasil
panen yang disebabkan oleh burung gereja menyebabkan adanya peraturan yang
melarang pengangkutan spesies ini ke dataran Australia. Di Cina, burung ini
mampu merusak 4,5 kg (9,9 lb) gabah per burung setiap tahun. Hal tersebut
ditanggapi oleh pemerintah Cina dengan memobilisasi tiga juta orang dan banyak
burung hantu untuk mengusir burung-burung gereja tersebut (Jimmi, 2011).
IV. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Hama
tanaman selain kelompok arthopoda yaitu keong sawah, tikus sawah, bajing dan
burung gereja. Predator dari beberapa hama tersebut adalah ular sawah.
DAFTAR PUSTAKA
Amril,
Reizky. 2012. Ekosistem Sawah. http://reizkyamril.blogspot.co.id /2012/10/ekosistem-sawah.html
Diakses pada 16 November 2016 pukul 13.58 WIB
Dinas
Pertanian Provinsi DIY, 2015. Teknik Mengendalikan Keong Mas Pada Tanaman Padi.
http://distan.jogjaprov.go.id/index.php?option=com_
content&view=article&id=8446:tekhnik-mengendalikan-keong-mas-pada-tanaman-padi&catid=41:artikel&Itemid=514
Diakses pada 16 November 2016 pukul 12.08 WIB
Jimmi.
2011. Klasifikasi Burung Gereja. http://jimmi-loveyourlive.blogspot.co.id /2011/05/klasifikasi-burung-gereja.html Diakses pada 16 November 2016 pukul
14.40 WIB
Wikipedia.
2016. Bajing Kelapa. https://id.wikipedia.org/wiki/Bajing_kelapa
Diakses pada 16 November 2016 pukul 13.36 WIB
Wikipedia.
2016. Brevipalpus phoenicis. https://en.wikipedia.org/wiki/ Brevipalpus_phoenicis
Diakses pada 16 November 2016 pukul 14.09 WIB
Wikipedia.
2016. Burung Gereja Erasia. https://id.wikipedia.org/wiki/Burung-gereja_erasia
Diakses pada 16 November 2016 pukul 14.27 WIB
Wikipedia.
2016. Keong Sawah. https://id.wikipedia.org/wiki/Keong_sawah Diakses
pada 16 November 2016 pukul 11.53 WIB.
Wikipedia.
2016. Sanca Kembang. https://id.wikipedia.org/wiki/Sanca_kembang
Diakses pada 16 November 2016 Pukul 14.32 WIB
Wikipedia.
2016. Tikus sawah. https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_sawah Diakses
pada 16 November 2016 pukul 11.53 WIB.
Yana.
2014. Mengenal Hama dan Penyakit pada Tanaman Teh. http://budidayatanaman-perkebunan.blogspot.co.id/2014/09/mengenal-hama-dan-penyakit-pada-tanaman.html
Diakses pada 16 November 2016 pukul 14.14 WIB
0 comments:
Post a Comment