Tugas : Laporan Praktikum Biologi Umum
Oleh : Ishmah Nurhidayati (1514131171)
Asisten Praktikum : Mizan Syahroni (1417021075)
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2015)
I.PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Bernapas dilakukan setiap hari baik
siang maupun malam, bahkan kita bernapas setiap detik. Bernapas merupakan salah
satu ciri makhluk hidup, semua makhluk hidup pasti bernapas apabila tidak
bernapas berarti bukan termasuk makhluk hidup atau mati. Bernapas adalah proses
memasukkan serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam tubuh. Udara yang
dimasukkan itu mengandung oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan mengandung
Karbon Dioksida serta uap air. Oksigen yang masuk digunakan tubuh untuk
melakukan proses respirasi, yaitu proses pemecahan zat-zat makanan untuk
menghasilkan energi. Energi tersebut digunakan makhluk hidup untuk melakukan
seluruh aktivitas kehidupannya.
Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi,
walaupun sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti
menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas
berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan
udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti
suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel
guna memperoleh energi.
Pada hewan-hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan,
yakni berupa paru-paru, insang atau trakea, sementara pada hewan-hewan tingkat
rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan secara langsung
dengan difusi melalui permukaan sel-sel tubuhnya. Dari alat pernafasan, oksigen
masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh sel tubuh yang
membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di
dalam sel guna menghasilkan energi.
Sel-sel tubuh terus menerus menggunakan oksigen untuk reaksi metabolisme
yang melepaskan energy dari molekul nutrien dan menghasilkan ATP. Pada waktu
yang sama, reaksi ini juga melepaskan karbon dioksida. Konsumsi oksigen dan
produksi karbon dioksida terjadi di dalam mitokondria sesuai terjadinya
respirasi seluler. Kerena jumlah karbon dioksida yang melimpah menghasilkan
keasaman yang bersifat racun bagi sel tubuh, maka CO2 yang
berlimpah itu harus dibuang dengan cepat. Dua sistem yang memasok oksigen dan
membuang karbon dioksida adalah sistem kardioksikular dan sistem respirasitori.
Sistem respirasitori memberikan pertukaran gas, mengambil oksigen dan membuang
karbon dioksida, sedangkan sistem kardioksikular mengangkut gas dalam darah
antara paru-paru dan sel-sel, tubuh.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi merupakan proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan
energi. Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun
tubuh, baik sel tumbuhan maupun sel hewan, dan manusia. Respirasi ini dilakukan
baik siang maupun malam (syamsuri, 1980).
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea, yang
terbuat dari pipa yang becabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi
dari permukaan respirasi internal yang melipat-lipat dan pipa yang terbesar
itulah yang disebut trakea. Bagi seekor serangga kecil, proses difusi saja
dapat membawa cukup O2 dari udara ke sistem trakea dan membuang
cukup CO2 untuk mendukung sistem respirasi seluler. Serangga yang
lebih besar dengan kebutuhan energi yang lebih tinggi memventilasi sistem
trakeanya dengan pergerakan tubuh berirama (ritmik) yang memampatkan dan
mengembungkan pipa udara seperti alat penghembus (Campbell, 2005).
Pertukaran gas antara atmosfer, darah, sel-sel disebut respirasi. Tiga
proses dasar terlibat dalam respirasi yaitu, pertama ventilasi paru atau
bernapas, adalah inspirasi (aliran masuk) dan ekspirasi (aliran keluar) udara
antara atmosfer dengan paru-paru. Proses kedua dan ketigaa melibatkan
pertukaran gas di dalam tubuh. Respirasi eksternal dan respirasi paru adalah
pertukaran gas antar paru-paru dan darah. Respirasi saringan adalah pertukaran
gas antara darah dan sel-sel tubuh (Soenaryo, 1999).
Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau
sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan
(breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti
memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara
sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration)
berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di
dalam sel guna memperoleh energi.Pada hewan – hewan tingkat tinggi terdapat
alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang atau trakea,
sementara pada hewan – hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran
udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan
sel–sel tubuhnya. Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh
darah atau cairan tubuh ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen
tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan
energi.Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi
tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh,
pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi
tersebut saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari
luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna
memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida
(CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan. Karena hewan-hewan tingkat rendah
dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen dapat
langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan disamakan
dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu tidak
mutlak (Tobin, 2005).
Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan
energi. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi.
Karena semua bagian tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka
respirasi terjadi pada sel (Juanegshi, 2008).
Respirasi
bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat
diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut
saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar
(oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh
energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2)
dikelurkan melalui proses pernafasan. Karena hewan – hewan tingkat rendah dan
tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen dapat langsung
masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan disamakan dengan
istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak.
Untuk bernafas, hewan – hewan tertentu memiliki alat pernafasan. Alat – alat
pernafasan tersebut berperan dalam proses pemasukan oksigen dari lingkungan
luar ke dalam tubuh serta pengeluaran CO2 dari tubuh kelingkungan
luar. Alat – alat pernafasan pada hewan berbeda – beda sesuai dengan
perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat menggunakan paru –
paru untuk bernafas dan pada kelompok burung, paru – paru dilengkapi dengan
kantong udara. Pada katak dewasa selain menggunakan paru – paru juga
menggunakan kulit untuk membantu pernafasan. Hewan yang hidup diperairan (hewan
akuatik), misalnya ikan dan udang mempunyai insang. Serangga umumnya mempunyai
alat perrnafasan berupa trakea dan hewan invertebrata yang lain memiliki organ
yang berbeda pula. Alat pernafasan hewan pada dasarnya berupa alat pemasukan
dan alat pengangkutan udara. Apabila alat pemasukan ke dalam tubuh tidak ada,
maka pemasukan oksigen dilakukan dengan cara difusi, misalnya pada protozoa.
Pada cacing tanah, oksigen masuk secara difusi melalui permukaan tubuh,
kemudian masuk ke pembuluh darah. Di dalam darah, oksigen di ikat oleh pigmen –
pigmen darah, yaitu hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Pada hewan lain,
hemoglobin terkandung di dalam sel darah merah (Syamsuri, 2003).
III. METODE
KERJA
3.1.
Waktu Pelaksanaan dan Tempat
Adapun percobaan ini
dilakukan pada:
Tanggal : 12 November 2015
Tempat : Laboratorium Botani II
3.2.
Alat dan Bahan
Sedangkan alat dan
bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:
3.3.
Cara Kerja
Adapun cara kerja pada
percobaaan ini yaitu sebagai berikut:
IV.HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
4.1.
Data Pengamatan
4.2.
Pembahasan
Respirasi adalah suatu proses
pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan
energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana
substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator
mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap
senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang
terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan
biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi
adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan
dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan. Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen,
rspirasi dapat dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu respirasi yang
menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau
biasa disebut dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan
oksigen namun bahan bukunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino
sehingga hasil respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.
Berdasarkan kebutuhan oksigen,
respirasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu respirasi aerob dan respirasi
anaerob.
a. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan respirasi yang memerlukan oksigen. Proses respirasi aerob mengubah energi kimia yang terkandung dalam sari makanan menjadi energi kimia yang tersimpan dalam ATP (energi yang Iangsung dapat digunakan dalam sel). Secara singkat, persamaan reaksi pada proses respirasi aerob dapat ditulis sebagai berikut.
Respirasi aerob merupakan respirasi yang memerlukan oksigen. Proses respirasi aerob mengubah energi kimia yang terkandung dalam sari makanan menjadi energi kimia yang tersimpan dalam ATP (energi yang Iangsung dapat digunakan dalam sel). Secara singkat, persamaan reaksi pada proses respirasi aerob dapat ditulis sebagai berikut.
b. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan
respirasi yang tidak memerlukan oksigen. Reaksi-reaksi yang terjadi serta
organel yang berperan dalam respirasi anaerob sama seperti pada respirasi
aerob. Namun, dalam respirasi anaerob peran oksigen digantikan oleh zat lain,
contoh NO3 dan SO4. Respirasi anaerob hanya dapat
dilakukan oleh mikroorganisme tertentu, misal bakteri. Adapun organisme tingkat
tinggi jika tidak tersedia oksigen akan melakukan fermentasi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju respirasi:
a)
Usia: Semakin tua
usia, semakin sedikit rspirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh
penurunan regenerasi sel sehingga respirasi yang dibutuhkan pun sedikit
b)
Berat Badan:
Organisme yang berat badannya lebih berat,lebih banyak respirasi yang
dibutuhkan karena jumlah sel yang dimiliki lebih banyak dibanding organisme
yang lebih ringan berat tubuhnya.
c)
Jenis Kelamin:
Betina lebih banyak melakukan respirasi karena betina memiliki sistem hormonal
yang lebih kompleks dibanding jantan.
d)
Suhu: Semakin
tinggi suhunya, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan karena H2O yang
dihasilkan oleh respirasi berguna untuk menyesuaikan tubuh dengan menurunkan
suhu.
e)
Aktivitas:
Semakin banyak aktivitas, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan. Hal ini
disebabkan akibat banyaknya energi yang dibutuhkan.
f)
Emosi: Semakin
tinggi emosi, semakin banyak respirasi yang dilakukan karena adanya
hormon-hormon tertentu yang memengaruhi metabolisme sehingga respirasi lebih
cepat.
V.KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.
faktor yang
mempengaruhi respirasi yaitu faktor usia, kondisi tubuh, jenis kelamin, dan
tekanan darah.
2.
Pemberian
vaselin pada perbatasan antara tabung dengan pipa kapiler berfungsi agar
oksigen di dalam tabung tidak keluar atau oksigen dari luar tida dapat masuk,
sehingga data yang didapat akurat.
3.
Pemberian KOH atau NaOH pada tabung bertujuan untuk menyerap CO2
agar jangkrik tidak menghirup CO2
4.
Ketika jangkrik
mulai bernafas di dalam tabung ketika itulah eosin bergerak di dalam tabung
dari titik awal tabung respirometer ke titik akhir sesuai dengan kecepatan
bernafasnya jangkrik.
5.
Larutan eosin
berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme (jangkrik) pada
repirometer sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,dkk. 2005. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Juanegsih, Nengsih. 2008. Modul Pedoman Praktikum
Fisiologi Hewan. FITK UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Soenaryo.1999.Anatomi dan Fisiologi Makhluk Hidup.Malang:
MSREP-SKA.
Syamsuri, Istamar.1980. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri. 2003. Biologi Jilid 2B untuk SMA Kelas IX
Semester 2. Erlangga. Jakarta.
Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Thomson Brooks/Cole.
Canada
.
0 comments:
Post a Comment