Oleh : Ishmah Nurhidayati (1514131171)
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2016)
PEMBAHASAN
1.
Sosiologi
Istilah
sosiologi pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf asal Perancis bernama
Auguste Comte dalam bukunya Cours de la Philosovie Positive. Orang yang
dikenal dengan bapak sosilogi tersebut menyebut sosiolog adalah ilmu
pengetahuan tentang masyarakat. Kata sosiologi sebenarnya berasal dari bahasa
Latin yaitu 'socius' yang berarti teman atau kawan dan 'logos'
yang berarti ilmu pengetahuan.
Auguste Comte menyatakan sosiologi merupakan ilmu pengetahuan. Sebuah pengetahuan dikatakan sebagai ilmu apabila mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang didasarkan pada penelitian yang ilmiah. Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu sejauh sosiologi mendasarkan penelaahannya pada bukti-bukti ilmiah dan metode-metode ilmiah.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan antara manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan secara luas sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi mempelajari masyarakat sebagai kompleks kekuatan, hubugan, jaraingan iteraksi, serta sebagai kompleks lembaga/penata.
Auguste Comte menyatakan sosiologi merupakan ilmu pengetahuan. Sebuah pengetahuan dikatakan sebagai ilmu apabila mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang didasarkan pada penelitian yang ilmiah. Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu sejauh sosiologi mendasarkan penelaahannya pada bukti-bukti ilmiah dan metode-metode ilmiah.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan antara manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan secara luas sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi mempelajari masyarakat sebagai kompleks kekuatan, hubugan, jaraingan iteraksi, serta sebagai kompleks lembaga/penata.
Berikut di bawah ini merupakan pengertian sosiologi menurut para ahli sosiologi, yaitu sebagai berikut:
a.
Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Selo
Sumardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya berjudul Setangkai Bunga
Sosiologi; Sosiologi sebagai ilmu masyarakat mempelajari tentang struktur
sosial yakni keseluruhan jalinan sosial antara unsur-unsur sosial yang pokok,
seperti kaidah-kaidah sosial, ke-lompok-kelompok dan lapisan-lapisan sosial. Sosiologi
juga mempelajari proses sosial yaitu pengaruh timbal balik antara pel-bagai
segi kehidupan bersama. Contoh hubungan timbal balik antara kehidupan agama dan
kehidupan politik, hubungan timbale balik antara kehidupan agama dan segi
kehidupan ekonomi.
b.
P.J. Bouman
P.J.
Bouman mengatakan dalam bukunya Sociologie Begrien en Problemen,
sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antar sesama
manusia (individu-individu), antar individu dengan kelompok, sifat dan
perubahan-perubahan, lembaga-lembaga serta ide-ide sosial.
c.
Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
2.
Sosiologi Pedesaan
Sebelum lebih
jauh memahami tentang sosiologi pedesaan, mengetahui
pengertian desa sangatlah penting karena merupakan obyek dari sosiologi
pedesaan itu sendiri. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1979 tentang pemerintahan daerah, desa didefinisikan sebagai suatu wilayah yang
ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai
organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut
pengertian sosiologi pedesaan menurut para ahli:
a.
Menurut T. Lynn Smith dan Paul E. Zapt
menguraikan bahwa sosiologi pedesaan adalah kumpulan pengetahuan yang telah disistematisasi
yang dihasilkan lewat penerapan metode ilmiah ke dalam studi tentang masyarakat
pedesaan, struktur organisasinya, proses-prosesnya, sistem sosialnya yang pokok
dan perubahan-perubahannya.
b. NL. Sims mengemukakan bahwa sosiologi pedesaan
adalah studi tentang asosiasi persekutuan antara orang-orang yang hidupnya
lebih kurang tergantung pada pertanian
c. Menurut Jhon M. Gillette (1922:6) Sosiologi
pedesaaan adalah cabang sosiologi yang secara sistematis mempelajari
komunitas-komunitas pedesaan untuk mengungkapkan kondisi-kondisi serta
kecenderungan-kecenderungannya dan merumuskan prinsip-prinsip kemajuan.
3.
Sosiologi Pertanian
Pengertian Sosiologi pertanian
menurut Planck (1993) adalah sosiologi ekonomi seperti halnya sosiologi
industri, yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian. Hal
yang utama dalam sosiologi pertanian adalah:
- organisasi sosial pertanian (struktur pertanian),
- usaha pertanian,
- bentuk organisasi pertanian,
- masalah sosial pertanian.
Berdasarkan
pengertian sosiologi pertanian maka pasti terdapat kegunaan mempelajarinya.
Kegunaan Mempelajari Sosiologi Pertanian yaitu mengumpulkan keterangan mengenai
masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan pola hubungannya, serta membantu
dalam mengambil gambaran detail tentang sikap dan perasaan, motif, tingkah
laku, dan kegiatan-kegiatan petani yang umumnya hidup dalam lingkungan
pedesaan.
4.
Perbedaan Sosiologi Pertanian dan Sosiologi Pedesaan
Menurut Planck (1993:3) Sosiologi
Pertanian (Agricultural Sociology) sering disamakan dengan Sosiologi
Pedesaan (Rural Sociology). Tetapi ini hanya berlaku jika penduduk desa
terutama hidup dari pertanian saja. Semakin sedikit kehidupan penduduk di desa
ditandai oleh kegiatan pertanian, semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan
dari sosiologi pedesaan.
Kasus-kasus di pedesaan Indonesia yang umumnya
sektor pertanian masih relatif dominan baik sebagai sektor primer maupun
sekunder, dalam praktek agak sulit untuk membedakan secara tegas pokok bahasan
dan agenda kajian tentang sosiologi pedesaan dan pertanian. Tumpang tindih dan
saling terkait antara kedua pendekatan bidang sosiologi tersebut akan sangat
mungkin terjadi di pedesaan Indonesia
5.
Sejarah Pertanian
Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu
masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri.
Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian
mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan,
pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian.
Kawasan Hilal Subur di Asia Barat, serta Mesir dan India merupakan lokasi awal pembudidayaan
tanaman untuk mendapatkan hasilnya. Sebelum aktivitas ini dimulai, manusia
terbiasa mencari sumber makanan di alam liar. Pertanian berkembang secara
independen di berbagai tempat di dunia, yaitu di China, Afrika, Papua, India,
dan Amerika.
Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini
bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di daerah "bulan sabit yang subur" di Mesopotamia sekitar 8000 SM. Pada
waktu itu daerah ini masih lebih hijau daripada keadaan sekarang. Berdasarkan
suatu kajian, 32 dari 56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari
daerah ini. Daerah ini juga menjadi satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya (center of origin) menurut Nikolai Vavilov. Jenis-jenis tanaman yang
pertama kali dibudidayakan di sini adalah gandum, jelai (barley), buncis (pea), kacang arab (chickpea), dan flax (Linum usitatissimum).
Daerah lain yang berjauhan
lokasinya dikembangkan jenis tanaman lain sesuai keadaan topografi dan iklim.
Di Tiongkok, padi (Oryza sativa) dan
jewawut (dalam pengertian umum
sebagai padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti
dengan kedelai, kacang hijau, dan kacang azuki. Padi (Oryza glaberrima) dan sorgum dikembangkan di daerah Sahel, Afrika 5000 SM. Tanaman lokal
yang berbeda mungkin telah dibudidayakan juga secara tersendiri di Afrika Barat, Ethiopia, dan Papua. Tiga daerah yang terpisah
di Amerika (yaitu Amerika Tengah, daerah Peru-Bolivia, dan hulu Amazon) secara terpisah mulai
membudidayakan jagung, labu, kentang, dan bunga matahari.
Kondisi tropika di Afrika
dan Asia Tropik, termasuk Indonesia, cenderung mengembangkan
masyarakat yang tetap mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif
mudahnya memperoleh bahan pangan. Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal
pertanian ke wilayah kepulauan Indonesia membawa serta teknologi budi daya padi
sawah serta perladangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.zonasiswa.com/2014/05/pengertian-sosiologi-lengkap-pendapat.html Diakses pada 4 maret 2016 pukul 20:55 WIB
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-sosiologi-pedesaan-menurut.html Diakses pada 4 maret 2016 pukul 22:31 WIB
http://www.sistempengetahuansosial.com/2015/08/sosiologi-pertanian.html Diakses pada 4 maret 2016 puku 21:39 WIB
http://aqinimee.blogspot.co.id/2012/08/sosiologi-pedesaan-dan-pertanian.html Diakses pada 4 maret 2016
pukul 22:42 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pertanian Diakses pada 5 Maret 2016 pukul 20:50 WIB
0 comments:
Post a Comment