Oleh : Ishmah Nurhidayati (9110)
Inhibitor kompetitif menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja enzim penyusun konsentrasi substrat. dinding sel bakteri.
3.KATABOLISME
Satu
molekul NADH2 akan menghasilkan 3 ATP, sedang satu molekul FADH2
menghasilkan 2 ATP.
Perhatikan Gambar di samping! Pada bagan terlihat
karbohidrat, protein, dan lemak bertemu pada jalur siklus Krebs dengan masukan
asetil koenzim A. Tahukah Anda bahwa Asetil Ko-A sebagai bahan baku dalam
siklus Krebs untuk menghasilkan energi yang berasal dari katabolisme
karbohidrat, protein, maupun lemak. Titik temu dari berbagai jalur metabolisme
ini berguna untuk saling menggantikan “bahan bakar” di dalam sel, Hasil
katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak juga bermanfaat untuk menghasilkan
senyawa-senyawa lain yaitu dapat membentuk ATP, hormon, komponen hemoglobin
ataupun komponen sel lainnya.
SMA Negeri 1 Gadingrejo (2014)
1.PENGERTIAN
METABOLISME
Metabolisme merupakan totalitas
proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang
bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup, tumbuh, dan
melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup memerlukan energi
agar proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan energi kimia dalam
bentuk makanan kemudian mengubahnya dalam bentuk energi lain pada proses
metabolisme.
Metabolisme dibedakan atas anabolisme dan
katabolisme.
Anabolisme
adalah pembentukan molekul-molekul besar dari molekul-molekul kecil. Misalnya
pembentukan senyawa-senyawa seperti pati, selulosa, lemak, protein dan asam
nukleat. Pada peristiwa anabolisme memerlukan masukan energi.
Katabolisme
adalah penguraian molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul kecil, dan
prosesnya melepaskan energi. Contoh : respirasi, yaitu proses oksidasi gula
menjadi H2O dan CO2
2. ENZIM
2.1. Pengertian Enzim
2.1. Pengertian Enzim
Enzim adalah biokatalisator organik
yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein
atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim:
1.
Suhu
2.
pH
3.
Konsentrasi Substrat
4.
Konsentrasi Enzim
5. Inhibitor
2.2. Inhibitor
Inhibitor merupakan zat yang dapat
menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible. Inhibitor
reversible dibedakan menjadi inhibitor kompetitif dan nonkompetitif.
2.2.1. Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.
Inhibitor
kompetitif misalnya malonat dan oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat
untuk berikatan dengan enzim suksinat dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja
pada substrat oseli suksinat.
2.2.2 Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja enzim penyusun konsentrasi substrat. dinding sel bakteri.
3.1. Respirasi
Respirasi merupakan oksidasi senyawa organik
secara terkendali untuk membebaskan energi bagi pemeliharaan dan perkembangan
makhluk hidup.Produk antara pada respirasi sel dipakai sebagai bahan dasar untuk
metabolisme.Berdasarkan kebutuhan terhadap tersedianya oksigen bebas, dibedakan
:
a. Respirasi aerob :
respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Oksigen merupakan penerima hidrogen
terakhir.
b. Respirasi anaerob : respirasi
yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Sebagai penerima hidrogen terakhir bukan
oksigen,tetapi senyawa lain seperti asam pyruvat, dan
asetaldehid.
Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui 4
tahap, yaitu :
- Glikolisis
- Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
- Daur Krebs, dan
- Sistem Transfer Elektron
3.1.1.Glikolisis
·
Berlangsung di
sitoplasma
·
Berlangsung
secara anaerob
·
Mengubah satu
molekul glukosa ( 6C ) menjadi dua molekul asam piruvat ( 3C )
·
Untuk setiap
molekul glukosa dihasilkan energi 2 ATP dan 2 NADH
·
Dikenal sebagai Reaksi
Embden dan Meyerhoff
3.1.2. Dekarboksilasi Oksidatif
Asam Piruvat
·
Berlangsung pada
matriks mitokondria
·
Mengubah asam
piruvat (3C) menjadi Asetil Ko-A (2C)
·
Dihasilkan
energi sebesar 2 ATP dan 2 NADH untuk setiap molekul glukosa
3.1.3. Siklus Krebs
·
Berlangsung pada
matriks mitokondria
·
Mengubah
Asetil-KoA (2C) menjadi CO2 (senyawa berkarbon 1)
·
Untuk setiap
molekul Asetil-KoA dihasilkan 1 ATP, 1 FADH dan 2 NADH
3.3.4. Rantai
Pengangkutan Elektron
·
NADH2
dan FADH2 merupakan senyawa pereduksi yang menghasilkan ion hidrogen
·
Melalui rantai
respirasi, hidrogen dari NADH2 dan FADH2 yang dihasilkan
pada proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam piruvat dan daur Krebs
dilepaskan ke Oksigen (sebagai penerima hidrogen terakhir) untuk membentuk H2O
dengan melepas energi secara bertahap.
·
Proses respirasi.
|
4. KETERKAITAN METABOLISME, KARBOHIDRAT, LEMAK DAN PROTEIN
Keterkaitan Metabolisme, Karbohidrat,
Lemak dan Protein di dalam sel reaksi metabolisme tidak terpisah satu sama lain
yaitu membentuk suatu jejaring yang saling berkaitan. Di dalam tubuh manusia
terjadi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Bagaimana keterkaitan
ketiganya?
Hubungan antara
metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. |
Lemak (asam heksanoat) lebih banyak
mengandung hidrogen terikat dan merupakan senyawa karbon yang paling banyak
tereduksi, sedangkan karbohidrat (glukosa) dan protein (asam glutamat) banyak
mengandung oksigen dan lebih sedikit hidrogen terikat adalah senyawa yang lebih
teroksidasi. Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan apabila
ada pembakaran sempurna akan membebaskan energi lebih banyak karena adanya
pembebasan elektron yang lebih banyak. Jumlah elektron yang dibebaskan
menunjukkan jumlah energi yang dihasilkan..
Perlu Anda ketahui pada jalur
katabolisme yang berbeda glukosa dan asam glutamat dapat menghasilkan jumlah
ATP yang sama yaitu 36 ATP. Sedangkan katabolisme asam heksanoat dengan jumlah
karbon yang sama dengan glukosa (6 karbon) menghasilkan 44 ATP, sehingga jumlah
energi yang dihasilkan pada lemak lebih besar dibandingkan dengan yang
dihasilkan pada karbohidrat dan protein. Sedangkan jumlah energi yang
dihasilkan protein setara dengan jumlah yang dihasilkan karbohidrat dalam berat
yang sama.
Dari penjelasan itu dapat disimpulkan
jika kita makan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak akan lebih
memberikan rasa kenyang jika dibandingkan dengan protein dan karbohidrat.
Karena rasa kenyang tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak untuk
menghasilkan energi yang lebih besar.
0 comments:
Post a Comment