Oleh : Ishmah Nurhidayati
SMA Negeri 1 Gadingrejo (2014)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Pada tahun 1920 ditemukan suatu
fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet,
dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang
gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga
bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin
seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya. Kedua penemuan inilah yang
merupakan dasar penciptaan mikroskop
elektron.
1.2
Pembatasan Masalah
1. Apakah
pengertian mikroskop elektron?
2. Apa saja
jenis-jenis mikroskop elektron itu ?
3. apa saja tipe-tipe pengembangan mikroskop elektron?
4. bagaimana
teknik pembuatan preparat yang digunakan pada mikroskop elektron?
1.3
Tujuan Penelitian
1.
Dapat
mendeskripsikan pengertian
mikroskop elektron.
2.
Menjelaskan
jenis-jenis mikroskop elektron.
3.
Menjelaskan tipe-tipe pengembangan mikroskop elektron.
4.
Menemukan
teknik
pembuatan preparat yang digunakan pada mikroskop elektron.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian mikroskop
elektron
Mikroskop
elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai
2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar
serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus
daripada mikroskop cahaya.
Mikroskop elektron ini
menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan
mikroskop cahaya.
2.2 Jenis-jenis mikroskop elektron
2.2.1 Mikroskop transmisi elektron (TEM)
Mikroskop transmisi elektron (Transmission
electron microscope-TEM)adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya
mirip dengan cara kerja proyektor
slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam
obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar.
2.2.1.1.Sejarah penemuan
Seorang ilmuwan bernama Ernst Ruska menggabungkan
penemuan ini dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM)
yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil
karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam
fisika pada tahun 1986. Mikroskop
yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga
tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa
ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi hingga
100 nanometer (nm) (dua
kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu).
2.2.1.2.Cara
kerja
Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami
peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau
1 angstrom) atau sama
dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak bidang-bidang ilmu
pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop transmisi elektron
ini.
Adanya persyaratan bahwa "obyek pengamatan harus
setipis mungkin" ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan,
terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis.
Karena itu pengembangan metode baru mikroskop elektron terus dilakukan.
2.2.1.3.Preparasi sediaan
Agar pengamat dapat
mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap
sebagai berikut : 1.melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel
tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan
menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida. 2. pembuatan
sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan hingga setipis mungkin agar
mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin
melalui proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan
mikrotom. Umumnya mata pisau mikrotom terbuat dari berlian karena berlian
tersusun dari atom karbon yang padat. Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk
lebih rapi. Sayatan yang telah terbentuk diletakkan di atas cincin berpetak
untuk diamati. 3.pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras
antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya.
Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam berat seperti uranium dan timbal.
2.2.2.
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)adalah
merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop
transmisi elektron (TEM).Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun
sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM, optik elektron terfokus langsung pada
sudut yang sempit dengan memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana
obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang
menghasilkan lajur-lajur titik (dots)yang membentuk gambar seperti yang
dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor.
2.2.3. Mikroskop pemindai elektron (SEM)
Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk
studi detail arsitektur permukaan sel (atau
struktur jasad
renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi
2.2.3.1.Sejarah
penemuan
Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu
Mikroskop pemindai elektron (Scanning Electron Microscope-SEM) ini. Publikasi
pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM dilakukan oleh fisikawan Jerman
dR. Max Knoll pada 1935, meskipun
fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von Ardenne mengklaim
dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena yang kemudian disebut SEM
hingga tahun 1937. Mungkin
karena itu, tidak satu pun dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk
penemuan itu.
Pada 1942 tiga
orang ilmuwan Amerika yaitu
Dr. Vladimir Kosma Zworykin[2], Dr. James Hillier, dan Dr. Snijder, benar-benar membangun sebuah
mikroskop elektron metode pemindaian (SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau
magnifikasi 8.000 kali. Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai
resolusi hingga 1 nm atau pembesaran 400.000 kali. Mikroskop elektron cara ini
memfokuskan sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek dan mengambil
gambarnya dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek.
2.2.3.2. Cara
kerja
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang
terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan
deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari
permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar
elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya
diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi
gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode
ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa
dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan,
sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.
2.2.3.3.Preparasi
sediaan
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik,
diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut : 1. melakukan
fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan
diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau
osmium tetroksida. 2. dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air
dalam sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan. 3.
pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang
akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat
menggunakan logam mulia seperti emas dan platina.
2.2.4 Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)
Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM,
yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Environmental SEM (ESEM)
yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat
sebagai obyek TEM maupun SEM.Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini
biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati secara detail tanpa merusak atau
menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakat
alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal
tersebut bisa terlaksana.
2.2.4.1.Sejarah
penemuan
Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos,
seorang kelahiran Yunani yang bermigrasi ke Australia pada
akhir tahun 1972 dan
memperoleh gelar Ph.D dariUniversitas New South Wales (UNSW)
pada tahun 1977 dengan judul disertasi Dynamic
Mechanical Properties of Keratin Fibres .Dr. Danilatos ini dikenal
sebagai pionir dari teknologi ESEM, yang
merupakan suatu inovasi besar bagi dunia mikroskop elektron serta merupakan
kemajuan fundamental dari ilmumikroskopi.
Dengan teknologi ESEM ini maka dimungkinkan bagi seorang
peneliti untuk meneliti sebuah objek yang berada pada lingkungan yang
menyerupai gas yang betekanan rendah (low-pressure gaseous environments)
misalnya pada 10-50 Torr serta
tingkat humiditas diatas 100%. Dalam arti kata lain
ESEM ini memungkinkan dilakukannya penelitian obyek baik dalam keadaan kering
maupun basah.
Sebuah perusahaan di Boston yaitu
Electro Scan Corporation pada tahun 1988 ( perusahaan ini diambil alih oleh
Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI Company [3]telah menemukan
suatu cara guna menangkap elektron dari obyek untuk mendapatkan gambar dan
memproduksi muatan positif dengan cara mendesain sebuah detektor yang dapat
menangkap elektron dari suatu obyek dalam suasana tidak vakum sekaligus menjadi
produsen ion positif yang akan dihantarkan oleh gas dalam ruang obyek ke
permukaan obyek. Beberapa jenis gas telah dicoba untuk menguji teori ini, di
antaranya adalah beberapa gas ideal, gas , dan
lain lain. Namun, yang memberikan hasil gambar yang terbaik hanyalah uap air. Untuk sample
dengan karakteristik tertentu uap air kadang kurang memberikan hasil yang
maksimum.Pada beberapa tahun terakhir ini peralatan ESEM mulai dipasarkan oleh
para produsennya dengan mengiklankan gambar-gambar jasad renik dalam
keadaan hidup yang selama ini tidak dapat terlihat dengan mikroskop elektron.
2.2.4.2. Cara
kerja
Pertama-tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan
penumpukan elektron (charging) di permukaan obyek, dengan membuat
suasana dalam ruang sample tidak vakum tetapi diisi dengan sedikit gas yang
akan mengantarkan muatan positif ke permukaan obyek, sehingga penumpukan
elektron dapat dihindari.
Hal ini menimbulkan masalah karena kolom tempat elektron
dipercepat dan ruang filamen di mana elektron yang dihasilkan
memerlukan tingkat vakum yang
tinggi. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan memisahkan sistem pompa
vakum ruang obyek dan ruang kolom serta filamen, dengan menggunakan sistem
pompa untuk masing-masing ruang. Di antaranya kemudian dipasang satu atau lebih
piringan logam platina yang
biasa disebut (aperture) berlubang
dengan diameter antara 200 hingga 500 mikrometer yang
digunakan hanya untuk melewatkan elektron , sementara tingkat kevakuman yang
berbeda dari tiap ruangan tetap terjaga.
2.3 Tipe-Tipe
Pengembangan Mikroskop Elektron
2.3.1.
Mikroskop refleksi elektron (REM)
Yang
dalam bahasa Inggrisnya disebut Reflection electron microscope (REM), adalah
mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa sebagaimana halnya
dengan cara kerja TEM namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron
pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya
dengan tehnik Refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High
Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi
tinggi (reflection high-energy loss spectrum - RHELS)
2.3.2. Spin-Polarized
Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM)
Spin-Polarized
Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah
merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya,
yang digunakan untuk melihat struktur mikro dari medan magnet (en:magnetic
domains).
2.4. Teknik Pembuatan Preparat Yang Digunakan
Pada Mikroskop Elektron.
Materi yang akan dijadikan objek
pemantauan dengan menggunakan mikroskop elektron ini harus diproses sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu sampel yang memenuhi syarat untuk dapat
digunakan sebagai preparat pada mikroskop elektron.
Teknik yang
digunakan dalam pembuatan preparat ada berbagai macam tergantung pada spesimen
dan penelitian yang dibutuhkan, antara lain :
·
Kriofiksasi yaitu suatu
metode persiapan dengan menggunakan teknik pembekuan spesimen dengan cepat yang
menggunakan nitrogen cair
ataupun helium cair,
dimana air yang ada akan membentuk kristal-kristal yang
menyerupai kaca. Suatu bidang ilmu yang disebut mikroskopi cryo-elektron (cryo-electron
microscopy) telah dikembangkan berdasarkan tehnik ini. Dengan pengembangan
dari Mikroskopi cryo-elektron dari potongan menyerupai kaca (vitreous) atau
disebut cryo-electron microscopy of vitreous sections (CEMOVIS),
maka sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan penelitian secara virtual terhadap specimen biologi dalam
keadaan aslinya.
·
Fiksasi - yaitu suatu metode persiapan untuk menyiapkan
suatu sampel agar tampak realistik (seperti kenyataannya ) dengan
menggunakan glutaraldehid dan osmium tetroksida.
·
Dehidrasi - yaitu suatu
metode persiapan dengan cara menggantikan air dengan bahan pelarut organik seperti misalnya ethanol atau aceton.
·
Penanaman (Embedding) - yaitu suatu
metode persiapan dengan cara menginfiltrasi jaringan dengan resin seperti
misalnya araldit atau epoksi untuk
pemisahan bagian.
·
Pembelahan (Sectioning)- yaitu suatu
metode persiapan untuk mendapatkan potongan tipis dari spesimen sehingga
menjadikannya semi transparan terhadap elektron. Pemotongan ini
bisa dilakukan dengan ultramicrotome dengan menggunakan pisau berlian untuk
menghasilkan potongan yang tipis sekali. Pisau kaca juga biasa digunakan oleh
karena harganya lebih murah.
·
Pewarnaan (Staining) - yaitu suatu
metode persiapan dengan menggunakan metal berat seperti timah, uranium, atau tungsten untuk
menguraikan elektron gambar sehingga menghasilkan kontras antara struktur yang
berlainan di mana khususnya materi biologikal banyak yang warnanya nyaris
transparan terhadap elektron (objek fase lemah).
·
Pembekuan fraktur (Freeze-fracture) - yaitu suatu
metode persiapan yang biasanya digunakan untuk menguji membran lipid. Jaringan atau
sel segar didinginkan dengan cepat (cryofixed) kemudian dipatah-patahkan
atau dengan menggunakan microtome sewaktu masih berada dalam
keadaan suhu nitrogen ( hingga mencapai -100% Celsius).
Patahan beku
tersebut lalu diuapi dengan uap platinum atau emas dengan sudut 45 derajat pada
sebuah alat evaporator en:evaporator tekanan
tinggi.
·
Ion Beam
Milling - yaitu suatu metode mempersiapkan sebuah sampel
hingga menjadi transparan terhadap elektron dengan menggunakan cara
pembakaran ion( biasanya
digunakan argon) pada
permukaan dari suatu sudut hingga memercikkan material dari permukaannya.
Kategori yang lebih rendah dari metode Ion Beam Milling ini
adalah metode berikutnya adalah metode Focused ion beam milling,
dimana galium ion
digunakan untuk menghasilkan selaput elektron transparan pada suatu bagian
spesifik pada sampel.
·
Pelapisan
konduktif (Conductive Coating) - yaitu suatu metode mempersiapkan
lapisan ultra tipis dari suatu material electrically-conducting .
Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya akumulasi dari medan elektrik statis
pada spesimen sehubungan dengan elektron irradiasi sewaktu proses penggambaran
sampel. Beberapa bahan pelapis termasuk emas, palladium (emas
putih), platinum, tungsten, graphite dan lain-lain, secara khusus
sangatlah penting bagi penelitian spesimen dengan SEM.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang
mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran
objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya.
Mikroskop elektron ini
menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik
yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Jenis-jenis mikroskop
elektron ada 4 yaitu : Mikroskop
transmisi elektron (TEM),
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM), Mikroskop pemindai elektron
(SEM), Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM).
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment