Tugas : Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah
Oleh : Eka Wahyu R., Hikmah Awaliyah, Ishmah Nurhidayati, Muhammad Sofiansyah.
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2017.
"Kenapa sih kalo mau ngerjain tugas itu harus mager dulu? whaaaayy oh whaaaayyy. By the way thank you for visited my blog. Wish the content is helping you."
yang mager mau buat laporan keuangan
Ishmah N 🐳
Oleh : Eka Wahyu R., Hikmah Awaliyah, Ishmah Nurhidayati, Muhammad Sofiansyah.
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2017.
PEMBAHASAN
1.
Unsur
Hara Sulfur
1.1.
Sumber Unsur Hara
Sulfur (S) merupakan unsur makro
tumbuhan yang paling berlimpah di semesta alam. Unsur S merupakan unsur non
logam berwarna kuning dan tidak berbau. Sebagian besar sulfur bumi di simpan di
bawah tanah di batuan dan mineral, termasuk sebagai garam sulfat yang terkubur
di dalam sedimen laut. Selain itu sulfur juga bersumber dari perombakan bahan
organik tanah, karena 90% S dalam tanah berada dalam bentuk organik tersebut,
rabuk, kompos, biosolid, sulfat yang terjerap pada tapak pertukaran anion dari
oksida Al dan Fe, mineral S: pada musim kering sulfida dalam bentuk anaerob pengendapan
atmosfer dari inudstri, hujan asam serta pupuk S (Lahuddin, 2007).
1.2.
Siklus Unsur Hara
Sulfur terjadi akibat dari proses
terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu bara atau terjadi akibat adanya
aktifitas gunung berapai, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara
sulfur oksida itu akan berada diawan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4,
awan akan mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal
dengan hujan asam (Lahuddin,
2007).
Air hujan itu akan masuk kedalam
tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat
hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO4), sulfat ini yang mampu
berpindah dari bumi atau alam ketubuh tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan
sulfat oleh akar .Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan
berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfide (Lahuddin,
2007).
1.3.
Bentuk Unsur Hara dalam Tanah
Sulfur
di alam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam
bentuk mineral. Tumbuhan mendapat sulfur dari
dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ) Sebagian besar sulfur di dalam tanah berasal
dari bahan organik yang telah mengalami dekomposisi dan sulfur elemental (
bubuk/ batu belerang ) dari aktivitas vulkanis. Sulfur yang larut dalam
air akan segera diserap tanaman, karena unsur ini sangat dibutuhkan tanaman
terutama pada tanaman-tanaman muda (Lahuddin,
2007).
1.4.
Bentuk Unsur Hara Tesedia
Sulfur pada tanaman 90% tersedia
dalam bentuk asam amino. Selain itu diperoleh dari pupuk kandang, penambahan
pupuk buatan ZA (Lahuddin,
2007).
1.5.
Peranan Unsur Hara
Sulfur
berfungsi untuk membantu proses pembentukan asam amino, membantu pertumbuhan
tunas dan berperan dalam pembentukkan klorofil (Lahuddin,
2007).
1.6.
Gejala Kekurangan Unsur Hara
Gejala
kekurangan sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar (klorosis), berubah
menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, menguning atau
keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, berbatang pendek, dan
kurus (Lahuddin, 2007).
2.
Unsur
Hara Ferum
2.1.
Sumber Unsur Hara
Sumber
Fe (Besi) dapat juga diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan
organik), sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa
digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman
sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma (Lahuddin, 2007).
2.2.
Siklus Unsur Hara
a)
Pada kondisi lingkungan dan aktivitas mikroba
tertentu. Besi teroksidasi menjadi Fe3+ dalam kondisi aerobik, atau
oleh mikroba bawah pH asam, dan direduksi menjadi Fe2+ dalam kondisi
anaerobik. Besi dapat diangkut ke laut
Fe2+ —-> Fe3+
+ e–
b)
Sebagai debu atau abu vulkanik.
Partikel kasar akan tenggelam dengan cepat, sementara yang lebih kecil (koloid)
partikel akan melakukan perjalanan jauh dan tinggal di permukaan laut, hal ini
meningkatkan jumlah persidiaan zat besi
hayati
c)
Timbul agen chelating yang disekresi oleh
mikroorganisme di bawah tekanan besi yang rendah. Mikroorganisme mengambil Fe
dari lingkungan dan membentuk kompleks Fe (III)-siderophore, membuat besi jika
tidak larut, sehingga tersedia untuk penyerapan bakteri.Kompleks ini dapat di
photolisis, mengakibatkan reduksi Fe (II) dan ligan, sehingga menjadi tersedia
bagi komunitas plankton (Lahuddin,
2007).
2.3.
Bentuk Unsur Hara dalam Tanah
Mineral
Fe sangat melimpah di kerak bumi, juga dalam tanah dalam bentuk mineral primer,
bagian dari lempung, oksida dan hidroksida. Kelarutan mineral Fe sangat rendah,
mineral amorf Fe(OH)3 mengatur kadar Fe dalam larutan tanah. Pada
tanah dengan drainase baik, kondisinya teroksidasi kadar Fe3+ >
Fe2+. Sebaliknya pada tanah jenuh air Fe3+ mengalami
reduksi menjadi Fe2+ (Lahuddin,
2007).
2.4.
Bentuk Unsur Hara Tesedia
Besi
(Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+)
ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan
logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO,
pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi
dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk
khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang
lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau
sitoplasma (Lahuddin, 2007).
2.5.
Peranan Unsur Hara
Peranan Fe antara lain sebagai
penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas.
Peranan lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses
metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase
nitrat (Lahuddin, 2007).
2.6.
Gejala Kekurangan Unsur Hara
Kekurangan unsur hara Fe
menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan
protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam
amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar
pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan
pengurangan aktivitas semua enzim (Lahuddin,
2007).
3.
Unsur
Hara Mangan
3.1.
Sumber Unsur Hara
Unsur hara Mn termasuk dalam
golongan unsur hara makro.Unsur hara makro merupakan unsure hara yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang cukup banyak. Salah satu unsure hara yang
diperlukan tanaman dalam jumlah yang banyak adalah unsure hara Mn.Mn di dalam
tanah berasal dari dekomposisi batuan yang berisi mineral, antara lain biotit,
dolomit, serpentin, klorit, danolivin (Lakitan. 2008).
3.2.
Siklus Unsur Hara
Mangan diserap dalam bentuk ion Mn++,
seperti unsure hara lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks
khelat. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ
yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangan terdapat dalam tanah berbentuk
senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusite (MnO2),
manganite (MnO(OH)), rhododhirosite (MnCO3) dan rhodoinite (MnSiO3).
Mn umumnya terdapat dalam batuan primer terutama dalam bahan ferro magnesium.
Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan
batuan adalah mineral sekunder, terutama pyrolusite (MnO2) dan
mangannite (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300-2000 ppm.Bentuk
Mn dapat berupa kation Mn2+ atau manganoksida, baik bervalensi dua
maupun valensi empat (Kuswandi. 2005).
3.3.
Bentuk Unsur Hara dalam Tanah
Unsur hara Mn dalam tanah berupa mineral primer, lempung, oksida dan
hidroksida. Kelarutan Mn
dikontrol oleh pH tanah, kondisi redoks dan adsorpsi pada permukaan organik;
sejumlah Mn2+dijerap dalam bentuk tertukar pada permukaan lempung;
kebanyakan yang berada dalam larutan tanah berbentuk khelat.Kelarutan MnO2,
lebih terlarut pada pH yang rendah dan potensi redoks rendah, MnO2 +
4H+ + 2e- –> Mn2+
+ 2H2O, kelarutan menurun 100 kali jika pH naik 1 unit, kenaikan pH
meningkatkan kompleksasi pada permukaan bahan organik padat (Foth H. 2000).
3.4.
Bentuk Unsur Hara Tesedia
Mangan diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++
dan seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks
khelat. Ion mangan mengaktifkan beberapa enzim dalam sel tanaman. Secara
khusus, decarboxylases dan dehidrogenases terlibat dalam siklus asam
trikarboksilat (siklus Krebs) secara khusus diaktikan oleh Mn (Utomo, 2016).
3.5.
Peranan Unsur Hara
Fungsi unsur
hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan
oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan
penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan
sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting
untuk lancarnya proses asimilasi (Darmawan. 1982).
3.6.
Gejala Kekurangan Unsur Hara
Gejala kekurangan unsure hara Mn ditandai
dengan daun mengalami klorosis, dari
warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih. Akan tetapi
tulang-tualng daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi
dari tulang. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga
praktis bagian-bagian tersebut mati, mongering adakalanya yang terus mengeriput
da nada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi. Defisiensi tersedianya
Mn berakibat pada pembentukan biji-bijian yang kurang baik (Darmawan. 1982).
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, J. 1982. Dasar-DasarIlmuFisiologiTanamanJakarta:
Erlangga.
Foth
H.2000. Dasar–DasarIlmuTanah
. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kuswandi. 2005. Pengapuran Tanah Pertanian. Yogyakarta :
Kanisisus
Lahuddin.
2007. Jurnal Aspek Unsur Makro dan Mikro dalam Kesuburan Tanah.
Universitas Sumatera Utara. Medan
Lakitan,
B. 2008.Dasar-DasarFisiologiTumbuhan.
Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Utomo,
Muhajir. 2016. Ilmu Tanah, Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Prenada Media
Group Jakarta
"Kenapa sih kalo mau ngerjain tugas itu harus mager dulu? whaaaayy oh whaaaayyy. By the way thank you for visited my blog. Wish the content is helping you."
yang mager mau buat laporan keuangan
Ishmah N 🐳
0 comments:
Post a Comment