Tugas dan artikel

Thursday, March 22, 2018

STRATEGI DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Tugas : Responsi Pengembangan Masyarakat
Oleh   : Brigitta Siahaan, Helga Kupilang P., Ishmah Nurhidayati, M. Hary P. Wenni Mey K.
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2016.





I.PENDAHULUAN



1.1.  Latar Belakang


Pengembangan masyarakat adalah proses membantu masyarakat menganalisa masalah mereka, untuk melaksanakan sebagai ukuran besar otonomi yang mungkin dan layak, dan untuk mempromosikan identifikasi yang lebih besar dari warga negara individu dan individu organisasi dengan masyarakat secara keseluruhan.

Upaya pengembangan masyarakat pada dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa masyarakat khususnya masyarakat pedesaan mempunyai kapasitas dan potensi untuk maju. Masyarakat umumnya telah memiliki pengalaman guna memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Namun, banyak kita jumpai di lapangan bahwa mereka belum mampu merumuskan kebutuhan mereka secara tepat. Hal tersebut disebabkan mereka belum mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang mereka hadapi.

Oleh karena itu, strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat harus diketahui dan dipahami agar masalah-masalah tersebut dapat diatasi.


1.2.  Tujuan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui strategi pengembangan masyarakat.
2.    Mengetahui pendekatan pengembangan masyarakat
3.    Mengetahui strategi dan pendekatan pengembangan masyarakat yang terdapat dalam sebuah artikel.






II.TINJAUAN PUSTAKA



2.1.  Pengertian Pengembangan Masyarakat


Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama yang setara. Pengembangan masyarakat mengekspresikan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan, pilihan , partisipasi, kerjasama, dan proses belajar keberlanjutan (Suharto, 2010).

Pengembangan masyarakat (community development) terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat, pengembangan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Telah disebutkan bahwa konsep dari komunitas adalah sekelompok orang dengan identitas bersama. Oleh karena itu, pengembangan masyarakat bergantung pada interaksi antara manusia dan aksi bersama daripada kegiatan individu apa yang beberapa ahli sosiologi menyebutnya dengan ‘lembaga kolektif’ (Nafisah, 2014).


2.2.  Strategi Pengembangan Masyarakat


Menurut Chin dan Benne dalam pengembangan masyarakat ada 3 strategi yang digunakan yaitu:

A.  Strategi Empiris-Rasional

Strategi empiris-rasional menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang ada di dalam masyarakat yang dimulai dengan kajian-kajian yang ada di dalam masyarakat (Ningrum, 2013).

Strategi Empiris-rasional didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia itu rasional dengan musuh utamanya yaitu kebodohan dan tahayul,  dalam mengikuti kepentingan-kepentingan dirinya, maka manusia akan bersikap rasional, manusia juga akan menerima perubahan apabila perubahan tersebut dapat diterima dan rasional. Tujuan strategi empiris-rasional yaitu adanya perubahan pengetahuan melalui informasi atau dasar pemikiran intelektual (Ningrum, 2013).

B.  Strategi Normatif-Reedukatif

Strategi ini terkait dengan nilai dan budaya yang ada dalam masyarakat yang berhubungan dengan penyimpangan-penyimpangan yang ada dalam masyarakat. Strategi Normatif-reedukatif didasarkan pada asumsi pola tindakan dan perilaku warga masyarakat yang didukung oleh norma-norma sosial-budaya, dan komitmen individu terhadap norma-norma. Norma sosial-budaya didukung oleh sikap dan sistem nilai dari indvidu (Ningrum, 2013).

Perubahan pola perilaku atau tindakan masyarakat hanya  terjadi jika orang dapat digerakan hatinya untuk mengubah orientasi normatif terhadap pola lama dan mengembangkan komitmen terhadap pola yang baru.Tujuan strategi normatif-reeduktif yaitu adanya perubahan sikap, perasaan, dan pola hubungan dalam masyarakat (Ningrum, 2013).

C.  Strategi Power-Coercive

Strategi ini terkait dengan masalah ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat. Strategi Power-coercive didasarkan kepada asumsi bahwa manusia akan mengikuti keinginan pihak lain yang mereka lihat memiliki kekuasaan yang lebih besar. Peran yang lebih besar dari penguasa untuk melakukan inisiatif dan pengaturan yaitu apabila masyarakat memiliki tingkat intelektual yang rendah (Ningrum, 2013).
Apabila masyarakat sudah tidak memiliki daya tawar dan kemampuan untuk mengoreksi lagi maka masyarakat akan mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Unsur kekuasaan yang digunakan yaitu kekuasaan politik, kekuasaan ekonomi, kekuasaan moral. Tujuan dari strategi power-coercive yaitu adanya perubahan orientasi dan kemauan mengikuti arah perubahan (Ningrum, 2013).

Dasar pemilihan strategi yaitu:
a.    Sifat alami manusia
b.    Hubungan kekuasaan
c.    Sistem nilai komunitas (Ningrum, 2013).

Menurut Morris dan Binstock  perubahan juga dapat dilakukan dengan cara:
a.    Mengubah perilaku seseorang dan sikap melalui pendidikan atau jenis yang lain
b.    Mengubah kondisi sosial dengan mengubah kebijakan dari organisasi formal
c.    Memberikan pengaruh dalam major legal dan sistem fungsi dari masyarakat (Ningrum, 2013).


2.3.  Pendekatan-pendekatan dalam Pengembangan Masyarakat


Rothman membagi pendekatan dalam pengembangan masyarakat menjadi tiga pendekatan yaitu pembangunan lokalitas (locality development), perencanaan sosial (social planning), dan aksi sosial (social action) (Pamuji, 2014).

Pengembangan masyarakat lokal atau pembangunan lokalitas adalah proses yang ditunjukkan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Pengembangan masyarakat lokal pada dasarnya merupakan proses interaksi antara anggota masyarakat setempat yang difasilitasi oleh pekerja sosial. pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Pengembangan masyarakat lokal lebih berorientasi pada tujuan proses dari pada tujuan tugas atau tujuan hasil. Setiap anggota masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan tujuan dan memilih strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Pengembangan kepemimpinan lokal, peningkatan strategi kemandirian, peningkatan informasi, komunikasi, relasi dan keterlibatan anggota masyarakat merupakan inti dari proses pengembangan masyarakat local (Pamuji, 2014).

Perencanaan sosial (social planning) diartikan sebagai proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, penganguran, kenakalan remaja, kebodohan (buta huruf), kesehatan masyarakat yang buruk (rendahnya usia harapan hidup, tingginya tingkat kematian bayi, kekurangan gizi). Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial lebih berorientasi pada tujuan tugas. Sistem klien perencanaan sosial umumnya adalah kelompok-kelompok yang kurang beruntung atau kelompok rawan sosial ekonomi. Kerlibatan para penerima pelayanan dalam proses pembuatan kebijakan, penentuan tujuan dan pemecahan masalah bukan merupakan prioritas, karena pengambilan keputusan dilakukan oleh para pekerja sosial di lembaga-lembaga formal (Pamuji, 2014).

Aksi sosial (social action) memilki tujuan dan sasaran utama yaitu perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan keputusan. Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban ketidakadilan struktur. Mereka miskin karena dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan mereka tidak berdaya karena tidak diberdayakan, oleh kelompok elit masyarakat yang menguasai sumber-sumber ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan, dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokratis, kesetaraan dan keadilan (Pamuji, 2014).





III.PEMBAHASAN



3.1.  Artikel Mengenai Peran Pengembangan Masyarakat


Judul artikel         : Mendes Minta Perempuan Aktif dalam Pembangunan Desa
Diposkan oleh      : Liputan6.com
Pada                     : 22 April 22 April 2016


3.2.  Analisis Artikel


Setelah membaca artikel dan membandingkannya dengan teori yang telah disampaikan, didapatkan hasil diskusi kelompok kami yaitu strategi pengembangan masyarakat yang digunakan adalah strategi power-coercive dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan lokalitas.

Strategi Power-coercive didasarkan kepada asumsi bahwa manusia akan mengikuti keinginan pihak lain yang mereka lihat memiliki kekuasaan yang lebih besar. Pada artikel yang berjudul “Mendes Minta Perempuan Aktif dalam Pembangunan Desa“, Menteri desa meminta kaum perempuan untuk terlibat dalam pembangunan desa. Dalam hal ini diasumsikan bahwa masyarakat akan mengikuti keinginan atau himbauan Menteri Desa yang mereka lihat memiliki kekuasaan yang besar.

Sedangkan pendekatan pengembangan masyarakat lokal atau pembangunan lokalitas adalah proses yang ditunjukkan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa pembangunan desa sebaiknya disertai partisipasi aktif kaum perempuan dalam prosesnya. Kaum perempuan dapat berpartisipasi dalam pembangunan desa melalui PKK. peranan strategis PKK dalam membangun desa salah satunya adalah melakukan kegiatan pembinaan remaja dan lansia. Selain itu kelompok perempuan ini juga bisa membuat taman bacaan dan pengembangan PAUD dan pengembangan usaha ekonomi kreatif dan ekonomi lainnya. Sehingga kami menyimpulkan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan lokalitas.







IV.KESIMPULAN



Kesimpulan yang didapat dari penjelasan teori diatas adalah sebagai berikut :
1.    Terdapat tiga strategi pengembangan masyarakat yaitu Strategi Empiris-Rasional, Normatif-Reedukatif, dan Power-Coercive
2.    Pendekatan pengembangan masyarakat ada tiga yaitu pembangunan lokalitas (locality development), perencanaan sosial (social planning), dan aksi sosial (social action).
3.    Strategi pengembangan masyarakat yang digunakan pada artikel adalah strategi power-coercive dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan lokalitas.






DAFTAR PUSTAKA



Nafisah, Lu’lu. 2014. Pengembangan Masyarakat (Community Development). https://luluhatta.wordpress.com/2014/10/13/pengembangan-masyarakat-community-development/ Diakses pada 5 Oktober 2016 Pukul 06:37 WIB

Ningrum, Tri Widia. 2013. Strategi dan Pendekatan dalam Pengembangan Masyarakat. http://triwidiatwn.blogspot.co.id/2013/11/strategi-dan-pendekatan-dalam.html Diakses pada 18 Oktober 2016 pukul 23.20 WIB.

Pamuji, Tedhi Dana. 2014. Strategi dan Pendekatan dalam Pengembangan Masyarakat. http://tdpsoil.blogspot.co.id/2014/10/strategi-dan-pendekatan-dalam.html Diakses pada 18 Oktober 2016 pukul 23.22 WIB.

Suharto, Edi. 2010. CSR & COMDEV. Alfabeta. Bandung.

Gaes namanya ga bisa diedit masaaa, jadi left sendiri. hayati terlalu lelah dan ngantuk buat cari2 masalahnya kenapa ga bisa diedit. Lagian daripada cari masalah di blog mending cari masalah buat skripsi. (Note sebelum melalui tahap edit. Ga tega sama diri sendiri mau ngapusnya :"))


yang bulu mata atas sama bawah udah mau nempel daritadi


Ishmah N 🐳


0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com