Oleh : Ishmah Nurhidayati (1514131171)
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2016)
1.
Interaksi Sosial Asosiatif
1.1.
Kerja Sama
Satu
tim sepak bola harus bekerja sama untuk dapat menciptakan gol ke gawang lawan.
Sangat jarang terjadi seorang pemain sepak bola mencetak gol tanpa bantuan
temannya. Kekompakkan tim sepak bola merupakan salah satu contoh bentuk kerja
sama. Dari contoh ini dapat dilihat bahwa kerja sama dapat timbul karena adanya
orientasi perorangan terhadap kelompoknya sendiri (ingin timnya menang) atau
kelompok orang lain (ingin tim lawan kalah). Kerja sama merupakan bentuk
interaksi sosial yang utama.Tanpa adanya kerja sama, mustahil manusia mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri. Kerja sama adalah proses saling mendekati dan
bekerja sama antarindividu, antara individu
dan kelompok, atau antarkelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama. Kerja sama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anak-anak sampai orang dewasa. Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila:
dan kelompok, atau antarkelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama. Kerja sama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anak-anak sampai orang dewasa. Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila:
a)
orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama,
b) masing-masing
pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin memenuhi kepentingan-kepentingan mereka
tersebut melalui kerja sama
1.2.
Akomodasi
Akomodasi
adalah usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. Akomodasi
dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam
kehidupan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Artinya, akomodasi merupakan bentuk penyelesaian tanpa
mengorbankan salah satu pihak. Adakalanya, pertentangan yang terjadi sulit
diatasi sehingga membutuhkan pihak ketiga sebagai perantara. Misalnya,
perkelahian antara dua orang siswa di sekolah. Guru dapat menjadi perantara
untuk mendamaikan kedua siswa setelah guru mempelajari penyebab terjadinya
perkelahian. Adapun tujuan akomodasi adalah seperti berikut.
a) Mengurangi pertentangan antara orang
perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
b) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk
sementara waktu atau secara temporer.
c) Memungkinkan terwujudnya kerja sama antara kelompok-kelompok
sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis
dan kebudayaan.
d)
Mengusahakan peleburan antara
kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran.
1.3.
Asimilasi
Asimilasi
merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia.Mereka tidak
lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih mengutamakan
kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama. Bila kedua kelompok
masyarakat telah mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok masyarakat
itu dapat hilang dan keduanya berbaur menjadi satu kelompok. Misalnya,orang
Jawa yang bertransmigrasi ke Papua akan berasimilasi dengan penduduk setempat
sehingga batas-batas antara kelompok masyarakat tidak begitu jelas lagi
terlihat satu dengan lainnya. Banyak di antara mereka yang menikah dengan
penduduk setempat.Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut.
a.
Kelompok-kelompok manusia yang berbeda
kebudayaannya.
b.
Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi
saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu lama.
c.
Kebudayaan dari kelompok manusia tersebut
masing-masing.
1.4.
Akulturasi
Akulturasi
adalah proses sosial yang timbul apabila terjadi percampuran dua kebudayaan
atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Dalam akulturasi
sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing
itu, sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Contoh akulturasi yang mudah ditemui
ialah dalam perbauran kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam dengan
kebudayaan asli Indonesia. Bentuk-bentuk akulturasi yang masih ditemukan saat
ini misalnya upacara Sekaten, Gerebeg Maulid, dan lainnya
2.
Interaksi Sosial Disosiatif
2.1.
Persaingan
Persaingan
adalah suatu proses sosial yang terjadi di mana individu atau kelompok saling
bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan melalui bidang-bidang
tertentu dengan menggunakan cara-cara yang terbuka dan adil. Misalnya, persaingan
antara dua juara kelas di satu sekolah untuk membuktikan siapa yang layak
menjadi bintang sekolah. Kedua juara kelas itu akan belajar dengan
sungguh-sungguh
untuk mencapai gelar tersebut. Persaingan yang terjadi antara dua orang merupakan persaingan pribadi. Ada juga persaingan yang bersifat kelompok. Misalnya, persaingan antara Persipura Jayapura dan Persib Bandung dalam memperebutkan tempat di putaran final Liga Indonesia.
Persaingan berlangsung dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa bentuk persaingan.
untuk mencapai gelar tersebut. Persaingan yang terjadi antara dua orang merupakan persaingan pribadi. Ada juga persaingan yang bersifat kelompok. Misalnya, persaingan antara Persipura Jayapura dan Persib Bandung dalam memperebutkan tempat di putaran final Liga Indonesia.
Persaingan berlangsung dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa bentuk persaingan.
a. Persaingan
ekonomi, contohnya perang iklan menawarkan produk, baik di media massa cetak
maupun elektronik; persaingan memperoleh pekerjaan.
b. Persaingan
kebudayaan, contohnya sinetron dan telenovela, peminat film Avatar lebih banyak
daripada penggemar film Si Unyil, persaingan antara tontonan tradisional
seperti wayang orang dan film-film di bioskop
c. Persaingan
kedudukan dan peranan, misalnya persaingan antara para calon gubernur dan wakil
gubernur dalam pilkada.
d. Persaingan
ras, misalnya persaingan antara orang kulit putih dan orang kulit hitam di
Afrika Selatan.
2.2.
Pertentangan
Pertentangan
adalah suatu proses sosial di mana seseorang atau kelompok dengan sadar atau
tidak sadar menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan untuk mencapai
tujuan atau keinginannya. Konflik biasanya terjadi karena adanya perbedaan paham
dan kepentingan. Hal ini dapat menimbulkan semacam gap (jurang pemisah)
yang dapat mengganggu interaksi sosial di antara pihak-pihak yang bertikai. Pertentangan dapat terjadi pada semua lapisan masyarakat, individu atau kelompok, mulai dari lingkungan kecil sampai masyarakat luas. Pertentangan dapat timbul karena:
yang dapat mengganggu interaksi sosial di antara pihak-pihak yang bertikai. Pertentangan dapat terjadi pada semua lapisan masyarakat, individu atau kelompok, mulai dari lingkungan kecil sampai masyarakat luas. Pertentangan dapat timbul karena:
a.
perbedaan
pendapat, prinsip, aturan antar individu.
b.
perbedaan
adat istiadat, kebudayaan
c.
perbedaan
kepentingan politik, ekonomi, dan sosial
d.
perubahan
sosial, disorganisasi, dan disintegrasi
2.3.
Kontravensi
Kontravensi
ialah bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan.
Kontravensi ditandai dengan gejala adanya ketidakpuasan terhadap seseorang atau
sesuatu. Sikap tersebut dapat terlihat jelas atau tersembunyi. Sikap tersembunyi
tersebut dapat berbuah menjadi kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan
atau pertikaian. Menurut sifatnya, bentuk-bentuk kontravensi adalah sebagai
berikut.
a. Umum:
penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan,
perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.
b. Sederhana:
menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui selebaran,
mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain.
c.
Intensif:
penghasutan, menyebarkan desas-desus, mengecewakan pihak-pihak lain.
d.
Rahasia:
mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat.
e. Taktis: mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan
pihak lain, memaksa pihak lain dengan kekerasan, provokasi, dan intimidasi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://handikap60.blogspot.co.id/2013/01/bentuk-bentuk-interaksi-sosial.html Diakses pada 30 maret 2016 pukul 10:36 am
0 comments:
Post a Comment