Tugas : Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman
Oleh : Ishmah Nurhidayati (1514131171)
Oleh : Ishmah Nurhidayati (1514131171)
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2016)
Note: tabel pengamatannya ga aku edit deh. males. lagi sibuk hahaha
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman adalah
beberapa jenis organisme yang dibudidayakan pada suatu ruang atau media untuk
dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap pertumbuhan tertentu. Dalam
prosesnya, tanaman tidak
selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tanaman mengalami gangguan oleh
binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Gangguan terhadap
tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak
seperti hama, penyakit tidak memakan tanaman, tetapi mereka merusak tanaman
dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tanaman sehingga dapat merusak atau
mematikan tanaman.
Tanaman dikatakan sakit jika ada
perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan
terganggunya kegiatan fisiologisnya. Penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu penyakit parasit dan penyakit non-parasit atau penyakit
fisiologis. Penyebab penyakit parasit sudah diantaranya adalah bakteri, virus
dan cendawan. Sedangkan penyakit non-parasit yaitu penyakit yang disebabkan
oleh kekurangan atau kelebihan terhadap unsur hara (mineral), air, sinar
matahari dan temperatur.
Ilmu yang mempelajari penyakit
tanaman disebut fitopatologi. Fitopatologi
adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara. Banyak sekali penyakit yang dapat
mengenai tanaman, oleh karena itu untuk melindungi atau menjaga hasil komoditi pertanian, kita perlu
mengenal berbagai macam penyakit tanaman dan mengenali gejala serta tanda
penyakit tersebut.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan Penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut:
1.
Mengetahui
perbedaan gejala dan tanda penyakit tanaman
2.
Mengetahui
gejala yang ditimbulkan pada tanaman sakit.
II. METODOLOGI
PRAKTIKUM
2.1. Bahan dan Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah pensil, pulpen, dan kertas untuk mencatat hasil pengamatan
serta mikroskop untuk mengamati pathogen penyebab penyakit.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah cabai, mangga, daun ubi kayu, papaya dan daun pisang.
2.2. Prosedur Kerja
Pada praktikum ini, prosedur kerja
yang digunakan yaitu:
1.
Mencatat
nama-nama penyakit pada tanaman yang telah disediakan.
2.
Mengamati
gejala dan tanda penyakit pada masing-masing tanaman.
3.
Mengamati
patogen penyebab penyakit menggunakan mikroskop.
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1. Laporan Praktikum
No
|
Foto
|
Keterangan
|
1
|
![]() |
Nama
umum
: Busuk buah/Antraknosa
Nama
patogen : Gleosporoides sp.
Gejala
penyakit :
Gejala
awal serangannya berupa bintik-bintik hitam pada buah, biasanya buah yang
sudah tua. Bintik-bintik itu akan berkembang menjadi bercak hitam yang cukup
besar, yang selanjutnya akan melingkari buah cabai. Pada stadia berikutnya,
bagian buah yang terserang akan tampak membusuk dan kering, yang berakhir
dengan rontoknya buah.
Tanda
Penyakit :
Serbuk
putih pada bagian buah yang membusuk.
|
2
|
![]() |
Nama
umum
: Busuk buah pepaya
Nama
patogen : Rhizopus sp.
Gejala
penyakit :
Gejala-gejala
awal adalah kebasah-basahan dan terdapat cekungan pada buah. Bintik ini
kemudian berubah menjadi hitam dan kemudian merah muda ketika jamur
menghasilkan spora daging di bawah titik menjadi lembut dan berair, yang menyebar
ke seluruh buah.
Tanda
Penyakit :
Serbuk
putih pada bagian buah yang membusuk.
|
3
|
![]() |
Nama
umum : Busuk buah verticillium
Nama
patogen : Verticillium sp.
Gejala
penyakit :
Busuk
pada buah, terdapat bulatan-bulatan hitam.
Tanda
Penyakit :
Serbuk
abu-abu kehitaman.
|
4
|
![]() |
Nama
umum
: Bercak coklat
Nama
patogen : Cercosporidium henningsi
Gejala
penyakit :
Bercak
tampak jelas pada kedua sisi daun. pada sisi atas bercak tampak coklat merata
dengan tepi gelap yang jelas.
Tanda
Penyakit :
Pada
sisi bawah daun tepi bercak kurang jelas dan di tengah bercak coklat terdapat
warna keabu-abuan karena adanya konidiofor dan konidium jamur.
|
5
|
![]() |
Nama
umum
: Keriting Daun
Nama
patogen : Virus keriting
Gejala
penyakit :
Daun
tanaman cabai yang menggulung atau kita sebut keriting
|
6
|
![]() |
Nama
umum
: Bercak daun cabai
Nama
patogen : Cescospora Capcisi
Gejala
penyakit :
Gejala serangan penyakit pada daun berupa bercak
kecil berbentuk bulat dan kering. Bercak meluas sampai diameter sekitar 0,5
cm.
Tanda
Penyakit :
bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi
lebih tua.
|
7
|
![]() |
Nama
umum
: Bercak cordana
Nama
patogen : Cordana musae
Gejala
penyakit :
Mula-mula
timbul becak-becak jorong atau bulat telur, kadang berbentuk berlian,
kemudian membesar dan berwarna coklat pucat, dengan tepi yang berwarna coklat
kemerahan, dikelilingi halo berwarna kuning cerah.
Tanda
Penyakit :
Bercak terasa
kasar
|
3.2. Pembahasan
Penyakit adalah sesuatu yang
menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga tanaman tersebut tidak dapat
bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan. Ciri-ciri penyakit pada tumbuhan
yaitu penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang, disebabkan oleh mikroorganisme
(virus, bakteri, jamur, atau cendawan), kekurangan zat tertentu dalam tanah
serta serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara
perlahan-lahan.
Gejala merupakan
perubahan-peerubahan yang ditunjukkan tumbuhan sebagai akibat dari adanya
penyakit atau patogen, Sedangkan tanda penyakit merupakan kenampakan makrokopis
dari patogen pada inang atau lingkungan tumbuhan. Adapun gejala dan tanda
penyakit pada tumbuhan yang akan dibahas yaitu busuk buah cabai atau
antraknosa, busuk buah papaya, busuk buah verticillium, bercak coklat, keriting
daun, bercak daun cabai, dan bercak cordana.
A.
Busuk
Buah Cabai (Antraknosa)
Penyakit Antraknosa lebih dikenal
dengan istilah “Pathek” adalah penyakit yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum
capsici Sydow dan Colletotrichum gloeosporioides Pens. Cendawan
ini bisa menghancurkan panen hingga 20-90% terutama pada saat musim hujan.
Cendawan penyebab penyakit antraknosa atau patek ini berkembang dengan sangat
pesat bila kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila lebih dari 80 rH dengan
suhu 32o celsius. Semua tahap pertumbuhan bisa terserang penyakit
ini, termasuk tahap pasca panen. Gejala yang tampak terjadi pada buah yang
matang. Buah yang masak ada yang menjadi kecil, terdapat cekungan melingkar
hingga 30 mm. Pusat luka menjadi berwarna coklat, dengan jaringan di sekitarnya
berwarna lebih ringan mengelilingi pusat luka membentuk cincin
konsentris.(Mufidah, 2013)
Apabila buah yang masih berwarna hijau
terinfeksi, maka gejalanya akan muncul sampai buah tersebut matang. Infeksi ini
disebut dengan istilah laten. Pada biji dapat menimbulkan kegagalan berkecambah
atau bila telah menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada tanaman
dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu
daun dan batang yang menimbulkan busuk kering berwarna coklat kehitaman
(Mufidah, 2013).
B.
Busuk
Buah Papaya
Penyakit ini disebabkan oleh
patogen (Rhizopus sp.). Penyakit ini muncul pada buah yang belum
matang (bewarna hijau). Gejala tersebut dalam bentuk bercak-bercak
cokelat sampai hitam pada buah. Gejala-gejala awal adalah kebasah-basahan dan
terdapat cekungan pada buah. Bintik ini kemudian berubah menjadi hitam dan
kemudian merah muda ketika jamur menghasilkan spora daging di bawah titik
menjadi lembut dan berair, yang menyebar ke seluruh buah. Pada daun juga dapat
dilihat. bintik yang akhirnya berubah menjadi cokelat. Pada buah, gejala muncul
hanya pada saat pematangan dan mungkin tidak terlihat di waktu panen. Gejala yang nampak adalah adanya tempat
cekung di permukaan buah, yang kemudian memperbesar membentuk lesion. Daging
buah yang terkena menjadi lebih lembut dan cepat membusuk (Semangun, 2000).
C.
Busuk
Buah Verticillium
Penyakit ini disebabkan oleh patogen
Verticillium sp. Gejala yang muncul adalah adanya bulatan hitam yang
kemudian menyebar sehingga buah mengalami kebusukan. Jika buah sudah mengalami
kebusukan yang parah, muncul serbuk abu-abu kehitaman yang merupakan penampakan
makrokopis dari konidia patogen penyebabnya yaitu Verticillium sp.
D.
Bercak
Coklat
Penyakit ini tersebar di seluruh
Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit daun yang paling penting pada
tanaman ini. Gejala yang timbul adalah bercak tampak jelas pada kedua sisi
daun. pada sisi atas bercak tampak coklat merata dengan tepi gelap yang jelas.
Pada sisi bawah daun tepi bercak kurang jelas dan di tengah bercak coklat
terdapat warna keabu-abuan karena adanya konidiofor dan konidium jamur.Bercak
berbentuk bulat dengan garis tengah 3 – 12 mm. Jika berkembang bentuk bercak
dapat kurang teratur dan agak miring – sudut karena dibatasi oleh tepi daun
atau tulang – tulang daun. Jika penyakit berkembang dengan terus menerus daun
yang sakit menguning dan mengering dan dapat gugur.Pada
cuaca hujan dan panas jenis rentan dapat menjadi gundul (Anonim, 2014).
Penyebab penyakit bercak coklat adalah Cercosporidium
henningsii. hifa jamur ini berkembang dalam ruang sela-sela sel, membentuk
stroma dengan garis tengah 20 – 45μm. Stroma membentuk konidiofor dalam berkas
– berkas yang rapat. Konidiofor coklat kehijauan pucat, warna dan lebar merata,
tidak bercabang, dengan 0 – 2 bengkokan, bulat pada ujungnya dan memiliki bekas
spora yang kecil atau sedang. Konidium dibentuk pada kedua sisi daun pada ujung
konidiofor, berbentuk tabung, lurus atau agak bengkok, kedua ujungnya membulat
tumpul, pangkalnya berbentuk tumpul. Jamur membentuk peritesium hitam, bergaris
tengah 100μm, kadang – kadang tampak tersebar pada bercak di permukaan atas
daun. Askus seperti gada memanjang, berisi 8 spora (Anonim, 2014).
Daur penyakit pada tanaman ini berasal
dari angin atau hujan yang membawa spora dari bercak tua dan daun tua yang
sudah rontok ke permukaan daun sehat. Jika udara cukup lembab, konidium
berkecambah, membentuk pembuluh kecambah. Penetrasi terjadi melalui mulut kulit
dan jamur meluas dalam jaringan lewat ruang sela-sela sel. Dalam cuaca panas
dan lembab membutuhkan waktu 12 jam. Selama musim kemarau jamur mempertahankan
diri pada bercak-bercak tua (Anonim, 2014).
E.
Keriting
Daun Cabai
Virus pada tanaman cabai biasanya
disebarkan oleh hama vektor myzus dan bemisia (kutu kebul). Jika virus
menyerang pada tanaman cabai akan memberikan gejala yang bermacam-macam sesuai
denga jenis virusnya. Salah satu gejala yang akibatkan oleh virus tanaman cabai
adalah adanya daun tanaman cabai yang menggulung atau kita sebut keriting.
Keriting daun yang disebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan penyebab lain
karena virus ini akan menyebabkan sebagian besar daun cabai menggulung. Hal ini
berbeda dengan gejala yang diakibatkan oleh trips maupun tungau yang akan
menggulung tanaman cabai hanya daun bagian ujung saja. Gejala keriting daun
oleh Virus kadang-kadang juga dikuti oleh kerdilnya tanaman dan berubahnya
warna daun (Maspary, 2010).
F.
Bercak
Daun Cabai
Penyakit
bercak daun cabai adalah salah satu penyakit terpenting yang meyerang cabai di
Indonesia. Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan suhu relative
tinggi. Penyakit bercak daun cabai dapat menyebabkan kerusakan sejak dari
persemaian sampai tanaman cabai berbuah. Penyakit ini menyebabkan masalah
serius terhadap perkembangan tanaman cabai. (Halil, 2013).
Penyebab penyakit bercak daun adalah
cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan
bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan
garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai
putih dan pada bagian tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah)
dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa
didahului menguningnya daun. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan
cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek,
dan Benlate secara berselang-seling (Halil, 2013).
G.
Bercak
Cordana
Penyakit ini disebabkan oleh patogen
Cordana Musae. Gejala yang timpul mula-mula timbul becak-becak jorong
atau bulat telur, kadang berbentuk berlian, kemudian membesar dan berwarna
coklat pucat, dengan tepi yang berwarna coklat kemerahan, dikelilingi halo
berwarna kuning cerah (Wilhelmina, 2010).
Seringkali becak tampak
bercincin-cincin, dan dapat terbentuk di sekeliling becak sigatoka. Becak dapat
menjadi besar sekali, bahkan dikatakan bahwa panjangnya dapat mencapai 10 cm.
Bila yang terinfeksi tepi daun, becak dapat berbentuk sabit, yang kemudian dapat
memanjang menjadi coreng berwarna coklat pucat, yang dapat meluas sampai ibu
tulang daun (Wilhelmina, 2010).
Pengendalian yang bisa dilakukan
yaitu tidak menanam pisang di bawah naungan yang lebat dan tidak menanam pisang
terlalu rapat. Jika diperlukan becak daun Cordana dapat dikendalikan dengan
fungisida seperti yang dipakai untuk becak daun Cercospora (Wilhelmina, 2010).
IV. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Gejala
merupakan perubahan-peerubahan yang ditunjukkan tumbuhan sebagai akibat dari
adanya penyakit atau patogen, Sedangkan tanda penyakit merupakan kenampakan
makrokopis dari patogen pada inang atau lingkungan tumbuhan.
2.
Gejala-gejala
yang muncul ketika tanaman sudah terkena penyakit adalah kebusukan pada buah,
bercak dan keriting pada daun. Sedangkan tanda-tanda yang muncul adalah
kenampakan makrokopis dari konidia patogen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Beberapa Penyakit Penting pada Tanaman Singkong dan Pengendaliannya. https://indonesiabertanam.com/2014/12/23/beberapa-penyakit-penting-pada-tanaman-singkong-dan-pengendaliannya/ Diakses pada 22 September 2016 pukul 06.15 WIB
Halil,
Lutfi. 2013. Bercak Daun pada Cabai. http://saungsumberjambe.blogspot.co.id/2013/12/bercak-daun-pada-cabai.html
Diakses pada 22 September 2016 pukul 06.35 WIB
Imanuel,
Cahyanti. 2013. Penyakit pada Tumbuhan. http://cahyantiimanuel.blogspot.co.id/2013/03/penyakit-pada-tumbuhan.html
diakses pada 22 September 2016 pukul 00.41 WIB
Maspary. 2010. Mengendalikan Hama Keriting Daun pada Tanaman Cabe. http://www.gerbangpertanian.com/2010/05/mengendalikan-hama-keriting-daun-pada.html. Diakses pada 22 September 2016 pukul 06.24 WIB
Mufidah,
Nur Umrotul. 2013. Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai.
http://skpkarimun.or.id/index.php/2013-05-03-03-03-30/146-penyakit-antraknosa-pada-tanaman-cabai. Diakes
pada 22 September 2016 pukul 05.44 WIB
Rumahlewang,
Wilhelmina. 2010. Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Pisang. http://kliniktanaman.blogspot.co.id/2010/08/penyakit-penyakit-penting-tanaman_31.html
Semangun
H. 2000. Penyakit-penyakit
Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada
0 comments:
Post a Comment