Tugas dan artikel

Tuesday, March 21, 2017

PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA TANAMAN

Tugas : Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman
Oleh  : Ishmah Nurhidayati (1514131171)
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2016)
Note: tabel pengamatannya ga aku edit deh. males. lagi sibuk hahaha


I.PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang


Tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudidayakan pada suatu ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap pertumbuhan tertentu. Dalam prosesnya, tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tanaman mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tanaman, tetapi mereka merusak tanaman dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tanaman sehingga dapat merusak atau mematikan tanaman.

Tanaman dikatakan sakit jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya. Penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu penyakit parasit dan penyakit non-parasit atau penyakit fisiologis. Penyebab penyakit parasit sudah diantaranya adalah bakteri, virus dan cendawan. Sedangkan penyakit non-parasit yaitu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan terhadap unsur hara (mineral), air, sinar matahari dan temperatur.

Ilmu yang mempelajari penyakit tanaman disebut fitopatologi. Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara. Banyak sekali penyakit yang dapat mengenai tanaman, oleh karena itu untuk melindungi atau menjaga   hasil komoditi pertanian, kita perlu mengenal berbagai macam penyakit tanaman dan mengenali gejala serta tanda penyakit tersebut.


1.2.  Tujuan Praktikum


Tujuan Penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui perbedaan gejala dan tanda penyakit tanaman
2.    Mengetahui gejala yang ditimbulkan pada tanaman sakit.



II. METODOLOGI PRAKTIKUM


2.1.  Bahan dan Alat


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pensil, pulpen, dan kertas untuk mencatat hasil pengamatan serta mikroskop untuk mengamati pathogen penyebab penyakit.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah cabai, mangga, daun ubi kayu, papaya dan daun pisang.


2.2.  Prosedur Kerja


Pada praktikum ini, prosedur kerja yang digunakan yaitu:
1.    Mencatat nama-nama penyakit pada tanaman yang telah disediakan.
2.    Mengamati gejala dan tanda penyakit pada masing-masing tanaman.
3.    Mengamati patogen penyebab penyakit menggunakan mikroskop.



III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.  Laporan Praktikum


No
Foto
Keterangan
1

P_20160916_080404.jpg

Nama umum   : Busuk buah/Antraknosa
Nama patogen : Gleosporoides sp.
Gejala penyakit :
Gejala awal serangannya berupa bintik-bintik hitam pada buah, biasanya buah yang sudah tua. Bintik-bintik itu akan berkembang menjadi bercak hitam yang cukup besar, yang selanjutnya akan melingkari buah cabai. Pada stadia berikutnya, bagian buah yang terserang akan tampak membusuk dan kering, yang berakhir dengan rontoknya buah.

Tanda Penyakit :
Serbuk putih pada bagian buah yang membusuk.
2

P_20160916_080420.jpg

Nama umum   : Busuk buah pepaya
Nama patogen : Rhizopus sp.
Gejala penyakit :
Gejala-gejala awal adalah kebasah-basahan dan terdapat cekungan pada buah. Bintik ini kemudian berubah menjadi hitam dan kemudian merah muda ketika jamur menghasilkan spora daging di bawah titik menjadi lembut dan berair, yang menyebar ke seluruh buah.

Tanda Penyakit :
Serbuk putih pada bagian buah yang membusuk.
3

P_20160916_080355.jpg

Nama umum   : Busuk buah verticillium
Nama patogen : Verticillium sp.
Gejala penyakit :
Busuk pada buah, terdapat bulatan-bulatan hitam.

Tanda Penyakit :
Serbuk abu-abu kehitaman.
4

P_20160916_080440.jpg

Nama umum   : Bercak coklat
Nama patogen : Cercosporidium henningsi
Gejala penyakit :
Bercak tampak jelas pada kedua sisi daun. pada sisi atas bercak tampak coklat merata dengan tepi gelap yang jelas.

Tanda Penyakit :
Pada sisi bawah daun tepi bercak kurang jelas dan di tengah bercak coklat terdapat warna keabu-abuan karena adanya konidiofor dan konidium jamur.
5

P_20160916_081603.jpg

Nama umum   : Keriting Daun
Nama patogen : Virus keriting
Gejala penyakit :
Daun tanaman cabai yang menggulung atau kita sebut keriting
6

P_20160916_081919.jpg

Nama umum   : Bercak daun cabai
Nama patogen : Cescospora Capcisi
Gejala penyakit :
Gejala serangan penyakit pada daun berupa bercak kecil berbentuk bulat dan kering. Bercak meluas sampai diameter sekitar 0,5 cm.

Tanda Penyakit :
bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi lebih tua.
7

P_20160916_081536.jpg

Nama umum   : Bercak cordana
Nama patogen : Cordana musae
Gejala penyakit :
Mula-mula timbul becak-becak jorong atau bulat telur, kadang berbentuk berlian, kemudian membesar dan berwarna coklat pucat, dengan tepi yang berwarna coklat kemerahan, dikelilingi halo berwarna kuning cerah.

Tanda Penyakit :
Bercak terasa kasar

3.2.  Pembahasan


Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga tanaman tersebut tidak dapat bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan. Ciri-ciri penyakit pada tumbuhan yaitu penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang, disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, atau cendawan), kekurangan zat tertentu dalam tanah serta serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan-lahan.

Gejala merupakan perubahan-peerubahan yang ditunjukkan tumbuhan sebagai akibat dari adanya penyakit atau patogen, Sedangkan tanda penyakit merupakan kenampakan makrokopis dari patogen pada inang atau lingkungan tumbuhan. Adapun gejala dan tanda penyakit pada tumbuhan yang akan dibahas yaitu busuk buah cabai atau antraknosa, busuk buah papaya, busuk buah verticillium, bercak coklat, keriting daun, bercak daun cabai, dan bercak cordana.


A.    Busuk Buah Cabai (Antraknosa)


Penyakit Antraknosa lebih dikenal dengan istilah “Pathek”  adalah penyakit yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici Sydow dan Colletotrichum gloeosporioides Pens. Cendawan ini bisa menghancurkan panen hingga 20-90% terutama pada saat musim hujan. Cendawan penyebab penyakit antraknosa atau patek ini berkembang dengan sangat pesat bila kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila lebih dari 80 rH dengan suhu 32o celsius. Semua tahap pertumbuhan bisa terserang penyakit ini, termasuk tahap pasca panen. Gejala yang tampak terjadi pada buah yang matang. Buah yang masak ada yang menjadi kecil, terdapat cekungan melingkar hingga 30 mm. Pusat luka menjadi berwarna coklat, dengan jaringan di sekitarnya berwarna lebih ringan mengelilingi pusat luka membentuk cincin konsentris.(Mufidah, 2013)
Apabila buah yang masih berwarna hijau terinfeksi, maka gejalanya akan muncul sampai buah tersebut matang. Infeksi ini disebut dengan istilah laten. Pada biji dapat menimbulkan kegagalan berkecambah atau bila telah menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada tanaman dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun dan batang yang menimbulkan busuk kering berwarna coklat kehitaman (Mufidah, 2013).


B.     Busuk Buah Papaya


Penyakit ini disebabkan oleh patogen  (Rhizopus sp.). Penyakit ini muncul pada buah yang belum matang (bewarna hijau). Gejala tersebut dalam bentuk  bercak-bercak cokelat sampai hitam pada buah. Gejala-gejala awal adalah kebasah-basahan dan terdapat cekungan pada buah. Bintik ini kemudian berubah menjadi hitam dan kemudian merah muda ketika jamur menghasilkan spora daging di bawah titik menjadi lembut dan berair, yang menyebar ke seluruh buah. Pada daun juga dapat dilihat. bintik yang akhirnya berubah menjadi cokelat. Pada buah, gejala muncul hanya pada saat pematangan dan mungkin tidak terlihat di waktu panen.  Gejala yang nampak adalah adanya tempat cekung di permukaan buah, yang kemudian memperbesar membentuk lesion. Daging buah yang terkena menjadi lebih lembut dan cepat membusuk  (Semangun, 2000).


C.    Busuk Buah Verticillium


Penyakit ini disebabkan oleh patogen Verticillium sp. Gejala yang muncul adalah adanya bulatan hitam yang kemudian menyebar sehingga buah mengalami kebusukan. Jika buah sudah mengalami kebusukan yang parah, muncul serbuk abu-abu kehitaman yang merupakan penampakan makrokopis dari konidia patogen penyebabnya yaitu Verticillium sp.


D.    Bercak Coklat


Penyakit ini tersebar di seluruh Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit daun yang paling penting pada tanaman ini. Gejala yang timbul adalah bercak tampak jelas pada kedua sisi daun. pada sisi atas bercak tampak coklat merata dengan tepi gelap yang jelas. Pada sisi bawah daun tepi bercak kurang jelas dan di tengah bercak coklat terdapat warna keabu-abuan karena adanya konidiofor dan konidium jamur.Bercak berbentuk bulat dengan garis tengah 3 – 12 mm. Jika berkembang bentuk bercak dapat kurang teratur dan agak miring – sudut karena dibatasi oleh tepi daun atau tulang – tulang daun. Jika penyakit berkembang dengan terus menerus daun yang sakit menguning dan mengering dan dapat gugur.Pada cuaca hujan dan panas jenis rentan dapat menjadi gundul (Anonim, 2014).

Penyebab penyakit bercak coklat adalah Cercosporidium henningsii. hifa jamur ini berkembang dalam ruang sela-sela sel, membentuk stroma dengan garis tengah 20 – 45μm. Stroma membentuk konidiofor dalam berkas – berkas yang rapat. Konidiofor coklat kehijauan pucat, warna dan lebar merata, tidak bercabang, dengan 0 – 2 bengkokan, bulat pada ujungnya dan memiliki bekas spora yang kecil atau sedang. Konidium dibentuk pada kedua sisi daun pada ujung konidiofor, berbentuk tabung, lurus atau agak bengkok, kedua ujungnya membulat tumpul, pangkalnya berbentuk tumpul. Jamur membentuk peritesium hitam, bergaris tengah 100μm, kadang – kadang tampak tersebar pada bercak di permukaan atas daun. Askus seperti gada memanjang, berisi 8 spora (Anonim, 2014).

Daur penyakit pada tanaman ini berasal dari angin atau hujan yang membawa spora dari bercak tua dan daun tua yang sudah rontok ke permukaan daun sehat. Jika udara cukup lembab, konidium berkecambah, membentuk pembuluh kecambah. Penetrasi terjadi melalui mulut kulit dan jamur meluas dalam jaringan lewat ruang sela-sela sel. Dalam cuaca panas dan lembab membutuhkan waktu 12 jam. Selama musim kemarau jamur mempertahankan diri pada bercak-bercak tua (Anonim, 2014).


E.     Keriting Daun Cabai


Virus pada tanaman cabai biasanya disebarkan oleh hama vektor myzus dan bemisia (kutu kebul). Jika virus menyerang pada tanaman cabai akan memberikan gejala yang bermacam-macam sesuai denga jenis virusnya. Salah satu gejala yang akibatkan oleh virus tanaman cabai adalah adanya daun tanaman cabai yang menggulung atau kita sebut keriting. Keriting daun yang disebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan penyebab lain karena virus ini akan menyebabkan sebagian besar daun cabai menggulung. Hal ini berbeda dengan gejala yang diakibatkan oleh trips maupun tungau yang akan menggulung tanaman cabai hanya daun bagian ujung saja. Gejala keriting daun oleh Virus kadang-kadang juga dikuti oleh kerdilnya tanaman dan berubahnya warna daun (Maspary, 2010).


F.     Bercak Daun Cabai


Penyakit bercak daun cabai adalah salah satu penyakit terpenting yang meyerang cabai di Indonesia. Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan suhu relative tinggi. Penyakit bercak daun cabai dapat menyebabkan kerusakan sejak dari persemaian sampai tanaman cabai berbuah. Penyakit ini menyebabkan masalah serius terhadap perkembangan tanaman cabai. (Halil, 2013).

Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dan pada bagian tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling (Halil, 2013).


G.    Bercak Cordana


Penyakit ini disebabkan oleh patogen Cordana Musae. Gejala yang timpul mula-mula timbul becak-becak jorong atau bulat telur, kadang berbentuk berlian, kemudian membesar dan berwarna coklat pucat, dengan tepi yang berwarna coklat kemerahan, dikelilingi halo berwarna kuning cerah (Wilhelmina, 2010).

Seringkali becak tampak bercincin-cincin, dan dapat terbentuk di sekeliling becak sigatoka. Becak dapat menjadi besar sekali, bahkan dikatakan bahwa panjangnya dapat mencapai 10 cm. Bila yang terinfeksi tepi daun, becak dapat berbentuk sabit, yang kemudian dapat memanjang menjadi coreng berwarna coklat pucat, yang dapat meluas sampai ibu tulang daun (Wilhelmina, 2010).

Pengendalian yang bisa dilakukan yaitu tidak menanam pisang di bawah naungan yang lebat dan tidak menanam pisang terlalu rapat. Jika diperlukan becak daun Cordana dapat dikendalikan dengan fungisida seperti yang dipakai untuk becak daun Cercospora (Wilhelmina, 2010).


IV. KESIMPULAN



Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Gejala merupakan perubahan-peerubahan yang ditunjukkan tumbuhan sebagai akibat dari adanya penyakit atau patogen, Sedangkan tanda penyakit merupakan kenampakan makrokopis dari patogen pada inang atau lingkungan tumbuhan.
2.      Gejala-gejala yang muncul ketika tanaman sudah terkena penyakit adalah kebusukan pada buah, bercak dan keriting pada daun. Sedangkan tanda-tanda yang muncul adalah kenampakan makrokopis dari konidia patogen.



DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2014. Beberapa Penyakit Penting pada Tanaman Singkong dan Pengendaliannya. https://indonesiabertanam.com/2014/12/23/beberapa-penyakit-penting-pada-tanaman-singkong-dan-pengendaliannya/ Diakses pada 22 September 2016 pukul 06.15 WIB


Halil, Lutfi. 2013. Bercak Daun pada Cabai. http://saungsumberjambe.blogspot.co.id/2013/12/bercak-daun-pada-cabai.html Diakses pada 22 September 2016 pukul 06.35 WIB

Imanuel, Cahyanti. 2013. Penyakit pada Tumbuhan. http://cahyantiimanuel.blogspot.co.id/2013/03/penyakit-pada-tumbuhan.html diakses pada 22 September 2016 pukul 00.41 WIB


Mufidah, Nur Umrotul. 2013. Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai. http://skpkarimun.or.id/index.php/2013-05-03-03-03-30/146-penyakit-antraknosa-pada-tanaman-cabai. Diakes pada 22 September 2016 pukul 05.44 WIB

Rumahlewang, Wilhelmina. 2010. Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Pisang. http://kliniktanaman.blogspot.co.id/2010/08/penyakit-penyakit-penting-tanaman_31.html

Semangun H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com