Tugas : Dasar-dasar Perlindungan Tanaman
Oleh : Ishmah Nurhidayati
Note: Gue males ngedit pic nyaaa. yaudahlahyaaa. 😅
Oleh : Ishmah Nurhidayati
Note: Gue males ngedit pic nyaaa. yaudahlahyaaa. 😅
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup
tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme
kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka
mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus,
walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama
tanaman. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan
jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan,
tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh
tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang
penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya
terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan penyakit,
sering kali manusia menggunakan obat – obatan anti hama. Pestisida yang
digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida yang
digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida.
Pembasmi hama dan penyakit
menggunakan pestisida dan obat harus secara hati – hati dan tepat guna.
Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan
bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan
kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu pengguna obat – obatan anti
hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak mungkin.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk
mengenal jenis-jenis insektisida yang meliputi insektisida kimia, mikroba dan
nabati.
.
II. METODOLOGI
PRAKTIKUM
1.1. Bahan dan Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah pensil, pulpen, dan kertas.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini bermacam-macam pestisida.
1.2. Prosedur Kerja
Pada praktikum ini, prosedur kerja
yang digunakan yaitu:.
1.
Mengamati
macam-macam pestisida.
2.
Mencatat
hasil pengamatan.
.
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1. Tabel pengamatan
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
1.Nama dagang : Furadan 3gr
2. Formulasi : GR (Butiran atau Granule)
3. Golongan : Insektisida/nematisida
4.Sifat bahan : Kimia
5.Nama Bahan aktif : Karborufan 3%
6.Nama Tanaman : Padi sawah, Kentang, Tomat, Cengkeh, jeruk,
Lada,dll
7. Hama : Penggerek daun, lalat daun, wereng hijau, ganjur,,
lundi/uret, nematda bintil akar, perusak daun, ulat grayak, dan penggerek
pucuk.
Dosis Formulasi : 5-10
gr/m2 (4 kg/ 25 kg benih)
|
|
2
|
1.Nama. dagang : Bactospeine WO
2. Formulasi : WP (berbentuk tepung berwarna coklat)
3. Golongan :Nematisida
4. Sifat bahan: biologi
5. Nama bahan aktif: Bacillus thuringiensis
6.Nama tanaman : Kubis, kelapa sawit dan lain-lain
7.Hama : Perusak daun, Plutella xylostella, Ulat api, Thosea
asigna, dan lain-lain
8.Dosis Formulasi : Penyemprotan volume tinggi = 1g/1
Volume semprot : 300-600/ha
|
|
3
|
![]() |
1.Nama
dagang: Decis 2.5 EC
2.
Formulasi : EC (berbentuk pekatan berwarna kuning yang diemulsikan)
3.
Golongan:Insektisida
4.Sifat
bahan:Biologi
5.Nama
bahan aktif : Deltametrin 25g/l
6.Nama
Tanaman:bawang merah, cabai, jagung, kacang hijau, kedelai, sawit, lada, dan
lain-lain
7.
Hama: Ulat grayak, Spodoptera exigua, hama Trips sp,
8.
Dosis Formulasi: 0.5-3.2 ml
9.
Volume semprot:
|
4
|
![]() |
1.Nama
Dagang : Pestisida nabati
2.
Formulasi: EC(berbentuk pekatan berwarna kuning yang diemulsikan)
3.
Golongan: Herbisisda
4.Sifat
bahan: Nabati
5.Nama
bahan aktif ekstrak tumbuhan (sirsak, gadung daun, dan jeringau)
6.Nama
Tanaman: tanaman pangan dan hortikultura.
7.
Hama:wereng coklat, ulat grayak, ulat daun, belalang, trips, aphis, dan
lain-lain
8.
Dosis Formulasi: -
9.
Volume semprot: campurkan 1 liter pestisida nabati ini dengan 15 liter air
|
5
|
![]() |
1.Nama
Dagang : Marshal 25 ST
2.
Formulasi: ST (bubuk berwarna merah muda)
3.
Golongan: Insektisida
4.Sifat
bahan: Kimia
5.Nama
bahan aktif: Karbosulfan 25.53%
6.Nama
Tanaman: Padi gogo? Gora, jangung, kedelai dan lain-lain
7.
Hama: lalat bibit
8.
Dosis Formulasi: 25 gram/ 1 kg benih
9.
Volume semprot: -
|
6
|
![]() |
1.Nama
Dagang : Patogen Serangga
2.
Formulasi: EC
3.
Golongan: Fungisida
4.Sifat
bahan: Biologi
5.Nama
bahan aktif: Beauveria sp
6.Nama
Tanaman: mengendalikan serangga pada jamur
7.
Hama: rayap, trips, kutu putih, wereng coklat, dan walang sangit
8.
Dosis Formulasi:-
9.
Volume semprot:-
|
3.2.
Pembahasan
3.2.1.
Pestisida Kimia
Pestisida kimia merupakan bahan
kimia yang di gunakan untuk pengendalian hama, baik yang berupa tumbuhan,
serangga, maupun hewan lain di lingkungan kita. Penggunaan Pestisida Kimia
secara berlebihan mempunyai dampak yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan
sekitar maupun ekosistem (Keizen, 2016)
A. Kekurangan
a.
Hama menjadi kebal (resisten)
b.
Peledakan hama baru (resurjensi)
c.
Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
d.
Terbunuhnya musuh alami
e.
Pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan
kimia
f.
Tidak ramah lingkungan
g.
Harganya mahal
h.
Matinya musuh alami hama tanaman
i.
Matinya organisme yang berguna (BPK Kedungwi, 2011).
B. Kelebihan
a. Mudah di dapatkan di berbagai
tempat
b. Zatnya lebih cepat bereaksi pada
tanaman yang di beri pestisida
c. Kemasan lebih praktis
d. Bersifat tahan lama untuk disimpan
e. Daya racunnya tinggi ( langsung
mematikan bagi serangga) (BPK Kedungwi, 2011).
3.2.2.
Pestisida Alami
Secara umum pestisida alami adalah
suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Jenis pestisida ini
mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan
dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya mudah hilang.
Pertanian masa depan yang ideal seharusnya memadukan teknologi tradisional dan
teknologi modern yang diaktualisasikan sebagai pertanian berwawasan lingkungan.
Salah satu alternatif pengembangan pertanian berwawasan lingkungan adalah
dengan menggunakan tanaman-tanaman penghasil pestisida alami, misalnya tanaman
nimba. Pestisida asal nimba mempunyai tingkat efektifitas yang tinggi dan
berdampak spesifik terhadap organisme pengganggu. Bahan aktif nimba juga tidak
berbahaya bagi manusia dan hewan. Selain itu, residunya mudah terurai menjadi
senyawa yang tidak beracun, sehingga aman atau ramah bagi lingkungan (BPK
Kedungwi, 2011).
A.
Kekurangan
a. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif
lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
b. Produksinya belum dapat dilakukan
dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
c. Kurang praktis
d. Tidak tahan disimpan
e. Daya racunnya rendah (tidak langsung
mematikan bagi serangga)
f. Cara kerjanya (efek mortalitasnya)
lambat
g. Harus disemprotkan secara
berulang-ulang (BPK Kedungwi, 2011).
B.
Kelebihan
a. Repelan, yaitu menolak kehadiran
serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
b. Antifidan, mencegah serangga memakan
tanaman yang telah disemprot
c. Merusak perkembangan telur, larva,
dan pupa
d. Menghambat reproduksi serangga
betina
e. Racun syaraf bagi hama
f. Mengacaukan sistem hormone di dalam
tubuh serangga
g. Atraktan, pemikat kehadiran serangga
yang dapat dipakai pada perangkap serangga
h. Mengendalikan pertumbuhan
jamur/bakteri
i.
Dapat menyebabkan gangguan dalam proses metamorfosa dan
gangguan makan (anti feedant) bagi serangga (BPK Kedungwi, 2011).
3.2.3. Pestisida Hayati
Pestisida Hayati, merupakan
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari berbagai jenis tanaman yang memiliki
kandungan spesifik dalam tingkah laku dan metabolisme organisme pengganggu
tanaman(OPT) serta bahan lainnya umumnya masih bersifat sederhana dan apabila
masuk ke dalam tanah, air akan mudah terdegradasi secara alami dan tidak
mencemari lingkungan, relatif lebih aman bagi manusia dan ternak. Pestisida
hayati dapat pula berupa virus, bakteri, Nematoda patogen, serta Jamur. Dimana
keempatnya mempunyai cara-cara tersendiri dalam menginfeksi inangnya (Zooserz,
2009).
A.
Kelebihan
a.
Selektif
terhadap serangga sasaran sehingga tidak membahayakan serangga lain bukan
sasaran, seperti predator, parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga berguna
lebah madu.
b.
Tidak
meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun pada aliran
air alami.
c.
Tidak
menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman
d.
Mudah
diproduksi dengan teknik sederhana (Zooserz, 2009).
B.
Kekurangan
a.
Daya kerjanya relatif lambat
b.
Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung
c.
Tidak tahan terhadap sinar matahari
d.
Kurang praktis
e.
Tidak tahan disimpan
f.
Kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang (Zooserz, 2009).
3.2.4. Formulasi Insektisida
a.
Cairan emulsi (emulsifiable
concentrates/emulsible concentrates)
Pestisida
yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang
diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble
concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di
muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase
bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida
tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga
komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini
disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur
dengan air dan akan membentuk emulsi (Triono, 2016).
b.
Butiran (granulars)
Formulasi
butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik.
Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal.
Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa
yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif
biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi
pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida
formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau
WDG (water dispersible granule) (Triono, 2016).
c.
Debu (dust)
Komposisi
pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa
seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang
banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja
apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran
(tanaman) (Triono, 2016).
d.
Tepung (powder)
Komposisi
pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan
pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal
pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum
singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder)
(Triono, 2016).
e.
Oli (oil)
Pestisida
formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble
concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen,
karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low
volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada
tanaman kapas (Triono, 2016).
f. Fumigansia (fumigant)
Pestisida
ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi
untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan
IV. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Jenis-jenis
insektisida berdasarkan sifat bahannya meliputi insektisida kimia, mikroba dan
nabati, berdasasarkan sasarannya meliputi insektisida, herbisida, nematisida,
dan fungisida dan masing-masing pestisida tersebut memiliki formulasi yang
berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
BPK
Kedungwi. 2011. Kekurangan dan Kelebihan Pestisida Kimia dan Alami. http://bpkkedungwuni.blogspot.co.id/2011/06/kekurangan-dan-kelebihan-pestisida.html
Diakses pada 26 November 2016 Pukul 03.52 WIB
Keizen.
2016. Macam Macam Pestisida Kimia dan Fungsinya. http://www.belajarbarenghidroponik.com/2016/01/macam-macam-pestisida-kimia-dan.html
Diakses
pada 26 November 2016 pukul 04.16WIB
Triono.
2016. Pengenalan Insektisida. http://trionoagtunila.blogspot.co.id/ 2016/10/
laporan-bht-pengenalan-insektisida.html Diakses pada 26 November 2016 pukul
03.54 WIB
Zooserz.
2009. Pestisida Hayati. http://goorganic-2010.blogspot.co.id/2009/12
/pestisida-hayati.html Diakses pada 26 November 2016 pukul
04.10 WIB
0 comments:
Post a Comment