Tugas dan artikel

Sunday, October 15, 2017

PERAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Tugas : Responsi Pengembangan Masyarakat
Oleh   : Brigitta Siahaan, Helga Kupilang P., Ishmah Nurhidayati, M. Hary P., Wenny Mey K.
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2016.




I.PENDAHULUAN



1.1.  Latar Belakang


Pengembangan masyarakat adalah proses membantu masyarakat menganalisa masalah mereka, untuk melaksanakan sebagai ukuran besar otonomi yang mungkin dan layak, dan untuk mempromosikan identifikasi yang lebih besar dari warga negara individu dan individu organisasi dengan masyarakat secara keseluruhan.

Upaya pengembangan masyarakat pada dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa masyarakat khususnya masyarakat pedesaan mempunyai kapasitas dan potensi untuk maju. Masyarakat umumnya telah memiliki pengalaman guna memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Namun, banyak kita jumpai di lapangan bahwa mereka belum mampu merumuskan kebutuhan mereka secara tepat. Hal tersebut disebabkan mereka belum mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang mereka hadapi.

Oleh karena itu, peran pengembangan masyarakat harus diketahui dan dipahami agar masalah-masalah tersebut dapat diatasi.


1.2.  Tujuan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengertian pengembangan masyarakat.
2.    Mengetahui peran pengembangan masyarakat
3.    Mengetahui peran pengembangan masyarakat yang terdapat dalam sebuah artikel.






II.TINJAUAN PUSTAKA



2.1.  Pengertian Pengembangan Masyarakat


Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama yang setara. Pengembangan masyarakat mengekspresikan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan, pilihan , partisipasi, kerjasama, dan proses belajar keberlanjutan (Suharto, 2010).

Pengembangan masyarakat (community development) terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat, pengembangan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Telah disebutkan bahwa konsep dari komunitas adalah sekelompok orang dengan identitas bersama. Oleh karena itu, pengembangan masyarakat bergantung pada interaksi antara manusia dan aksi bersama daripada kegiatan individu apa yang beberapa ahli sosiologi menyebutnya dengan ‘lembaga kolektif’ (Nafisah, 2014).


2.2.  Tujuan Pengembangan Masyarakat


Memberdayakan individu dan kelompok yang melalui pengutan kapasitas (termasuk kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan) yang diperlukan untuk mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka. Kapasitas tersebut berkaitan dengan pengutan aspek ekonomi dan politik melalui pembentukan kelompok sosial besar berdasarkan agenda bersama. Tujuan dalam pengembangan masyarakat terbagi atas aspek tujuan antara yaitu membangkitkan partispasi penuh warga masyarakat dan tujuan akhir yaitu perwujudan kemampuan dan integrasi masyarakat untuk membangun diri mereka sendiri (Wibhawa,2010).


2.3.  Agen Perubahan dalam Pengembangan Masyarakat


Agen perubahan (agent of change) adalah para pekerja profesional yang berusaha mempengaruhi atau mengarahkan pengambilan keputusan orang lain (masyarakat) selaras dengan anjurannya. Anggota masyarakat yang termasuk dalam kelompok agen perubahan antara lain guru,peyuluh, mubaligh, misionaris, pekerja sosial, dan sebagainya. Agen perubahan bekerjasama dengan masyarakat agar bisa membantu dirinya sendiri, dengan memanfaatkan potensi diri dan lingkungannya. Dengan demikian, para agen perubahan dalam pengembangan masyarakat selalu menempatkan masyarakat sebagai sebagai subyek pembangunan,bukan sebagai objek pembangunan. Masyarakat diperlakukan sebagai subyek pembangunan yang dinamis, memiliki kapasitas atau kemampuan untuk menelaah, berinteraksi dan mengubah dunianya ke arah yang lebih maju (Gitosaputro,2015).


2.4.  Peran Pengembangan Masyarakat


Untuk mengoptimalkan program pengembangan masyarakat, Community Development worker harus memiliki beberapa peran sebagai agen perubahan. Terdapat beberapa peranan yang seharusnya dimainkan oleh agen perubahan dalam kegiatan pengembangan masyarakat. Beberapa peranan tersebut adalah sebgai pemecah masalah (problem solver), fasilitator, penghubung antar sistem, motivator, dan komunikator (Gitosaputro,2015).

a.      Peranan sebagai Pemecah masalah (Problem Solver)

Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu atau masyarakat tidak dapat terlepas dari masalah. Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Untuk menggapai harapan tersebut, setiap individu atau masyarakat harus mencari jalan keluarnya atau mencari pemecahan sebagaimana mestinya. Seorang agen perubahan seharusnya bisa berperan dalam membantu menari jalan keluar atau pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat (Gitosaputro,2015).

Dalam menangani masyarakat, sebaiknya seorang agen perubahan dapat:
1.    Membatasi permasalahan atau ruang lingkup masalah.
2.    Menganalisis masalah menjadi lebih sederhana dan lebih rinci
3.    Memilih metode berfikir yang tepat, apakah secara analitis atau sintetis (Gitosaputro,2015).

b.      Peranan sebagai Fasilitator

Fasilitator adalah orang yang berperan memfasilitasi atau menyediakan fasilitas, membantu, dan memudahkan anggota kelompok atau masyarakat dalam menghadapi segala permasalahan. Agen perubahan harus mampu memfasilitasi terjadinya aktivitas atau pertemuan-pertemuan yang mengarah pada upaya pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat, dimulai dari memfasilitasi upaya identifikasi kebutuhan masyarakat, penentuan masalah, penetapan tujuan yang ingin dicapai, sampai cara mencapai tujuan (Gitosaputro,2015).

c.       Peranan sebagai Penghubung Antar Sistem

Peran agen perubahan sebagai penghubung antar sistem mengacu pada peran seorang komunikator. Masyarakat sebagai suatu sistem akan selalu berhadapan dengan pihak lain sebagai bagian sistem yang berbeda dengan sistem masyarakat. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan, kadangkala hubungan antar sistem tidak berjalan, tidak harmonis, atau bahkan mengalami hambatan. Agar komunikasi antar sistem tersebut dapat berfungsi dengan baik peranan agen perubahan amat diperlukan (Gitosaputro,2015).



d.      Peranan sebagai Motivator

Peranan agen perubahan dalam proses perubahan adalah mampu membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Masyarakt umumnya lebih menyukai hal-hal yang bersifat stabil, meskipun kestablan tersebut bermakna negative, yakni terjadinya kemandegan keran tidak adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Agen perubahan harus mampu menjelaskan bahwa perubbahan diluar sistem telah terjadi begitu pesat. Bila kita tidak mengikuti perubahan yang terjadi maka kita akan semakin tertinggal. Dengan demikian, masyarakat akan terdorong untuk mau berubah, dan perubahan tersebut kita arahakan kepada perubahan yang bersifat positif (Gitosaputro,2015).

e.       Peranan sebagai Komunikator

Agen perubahan sebagai komunikator harus mampu menyampaikan pesan-pesan pembangun kepada masyarakat, dengan harapan masyarakat mau dan mampu menerapkan pesan tersebut sesuai dengan harapan agen perubahan. Oleh karenanya agen perubahan harus menguasai teknik berkomunikasi dengan baik. Komunikator harus mampu meramu proses pembangunan ke dalam bahasa yang dimengerti masyarakat. Oleh karenanya agen perubahan yang baik selayaknya menguasai bahasa yang digunakan masyarakat (termasuk bahasa daerah) (Gitosaputro,2015).











III.PEMBAHASAN



3.1.  Artikel Mengenai Peran Pengembangan Masyarakat


Diposkan oleh      : The World Bank (www.worldbank.org)
Pada                     : 7 Agustus 2012


Setelah lima tahun, PNPM Mandiri menjadi bagian penting dalam upaya pengembangan masyarakat di seluruh Indonesia

7 Agustus 2012, Jakarta - Lima tahun sejak diluncurkan, pada 30 April 2007, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri  terus mendorong masyarakat untuk merealisasikan mimpi mereka. Program ini merupakan bagian utama dari usaha pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Sejak tahun 2007 program ini sudah berkembang pesat, dengan komponen terbesarnya yaitu PNPM Mandiri Perdesaan, yang diawali pada tahun 1998 dengan nama Program Pengembangan Kecamatan, dan PNPM Perkotaan yang diawali tahun 1999 dengan nama Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan.

Evaluasi dampak kualitatif menunjukkan bahwa melalui PNPM Mandiri, masyarakat semakin mampu untuk mendapatkan pangan yang lebih baik, bersekolah lebih lama, mendapatkan pekerjaan dan mendirikan usaha, menerima perawatan kesehatan, dan untuk berpartisipasi dalam forum politik lokal.



Masyarakat merancang  agenda pembangunan untuk memecahkan masalah mereka sendiri

Dengan berfokus utama pada proses, yaitu bagaimana pembangunan daerah direncanakan dan dikelola oleh masyarakat, bukan pada apa yang akan dibangun, PNPM Mandiri menciptakan perubahan dari  kerangka tradisional proyek pembangunan besar yang tidak fleksibel.

Tujuan PNPM Mandiri adalah mengajak masyarakat untuk merancang dan menyetujui agenda pembangunan mereka sendiri. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, kerangka program yang partisipatif dan transparan juga membantu meningkatkan tata pemerintahan daerah. Dalam PNPM Mandiri, masyarakat dapat mengusulkan kegiatan pembangunan berdasarkan kebutuhan yang paling mendesak dan disesuaikan dengan konteks yang berlaku untuk memecahkan masalah kemiskinan yang mereka alami.

Sebagai contoh di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pembangunan saluran irigasi Pasirhanja yang selesai pada Desember 2010 berhasil mengakhiri konflik antara petani. Pembangunan saluran irigrasi memungkinkan air untuk mengalir merata di daerah hulu dan hilir, memberikan air yang memadai bagi setiap petani untuk mengairi sawah mereka. Berkat irigasi tersebut, para petani juga bisa menanam padi dua atau tiga kali per tahun karena kini air tersedia bahkan selama musim kemarau. Karena itu, produksi gabah mereka sekarang diperkirakan meningkat dari 210 ton ke  315 ton.

Pendekatan PNPM Mandiri memberikan ruang untuk inovasi

Platform PNPM Mandiri memungkinkan pemerintah daerah dan fasilitator untuk berinovasi dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

Dengan kerjasama yang erat dengan Dinas Kesehatan setempat, PNPM Generasi di Larantuka, Flores Timur Kabupaten, Nusa Tenggara Timur, telah berhasil menurunkan angka kematian ibu dari 14 ke 5. Dinas Kesehatan Kabupaten memulai  apa yang mereka sebut program Pusat 2H2, yang terdiri dari komputer yang sederhana dan sistem informasi berbasis ponsel yang menyediakan data dari semua ibu hamil di kabupaten tersebut. Data ini memungkinkan mereka untuk memberikan perkiraan tanggal kelahiran dan mengkoordinasikan pemantauan kondisi ibu dengan para pemimpin agama setempat. Inovasi seperti ini terbukti bisa menyelamatkan banyak nyawa ibu dan bayinya di Larantuka.

"Kami ingin memastikan bahwa tidak ada ibu yang sendirian pada saat melahirkan," kata Joria Parmin, Koordinator Bidan di Dinas Kesehatan Flores Timur Distrik. Mendekati waktu melahirkan, ibu-ibu ini dibawa ke Puskesmas, atau dalam kasus yang rumit, dirujuk ke rumah sakit terdekat, yang seringkali cukup jauh. Koordinasi yang efektif dengan puskesmas atau rumah sakit rujukan dilakukan untuk memastikan tersedianya ambulan yang dikerahkan ke titik penjemputan. Hal ini betul-betul dapat menentukan hidup dan mati seorang ibu.

Keberhasilan PNPM juga telah menarik minat banyak negara. Sebagai contoh, pada April 2012 lalu, delegasi dari Program Solidaritas Nasional dari Afghanistan mengunjungi lokasi PNPM Mandiri di Yogyakarta. Disamping terkesan oleh bagusnya kualitas infrastruktur yang dibangun masyarakat dengan anggaran yang rendah, mereka menyatakan sangat terinsipirasi dengan mekanisme program. "Saya melihat pendekatan terpadu -PNPM perkotaan, perdesaan, pedesaan dan kegiatan pendukung lainnya berdasarkan sektor, wilayah dan kebutuhan khusus masyarakat - sangat berguna. Bagi saya, itu sangat baik karena kebutuhan masyarakat bervariasi dan sebuah program tidak dapat melakukan semuanya. Meski begitu, tantangan dalam integrasi tersebut adalah koordinasi yang efektif dan sinergi pada bagaimana berbagai kegiatan ini dapat saling melengkapi dan mencapai tujuan secara keseluruhan,” ujar Abdul Rahman salahs atu anggota delegasi.

Segala keberhasilan PNPM Mandiri ini bukan tanpa tantangan. Beberapa wilayah masih kurang mendapat dukungan dari pemerintah daerah. PNPM juga belum terlalu efektif dalam menjangkau kelompok yang terpinggirkan, dan elit lokal sering kali masih mendominasi pengambilan keputusan. Tetapi tantangan seperti itu kemudian malah mendorong masyarakat untuk berjuang mencari solusi. Lima tahun berlalu, PNPM telah menjadi bagian integral dari masyarakat di seluruh Indonesia yang terus berkomitmen untuk mengubah mimpi mereka menjadi kenyataan.


3.2.  Analisis Artikel


Setelah membaca artikel dan membandingkannya dengan teori yang telah disampaikan, didapatkan hasil diskusi kelompok kami yaitu terdapat dua peranan dalam salah satu program pengembangan masyarakat yang dibahas dalam artikel tersebut (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri). Peran pertama yaitu sebagai pemecah masalah (problem solver) dan yang kedua sebagai fasilitator.

Peranan pengembangan masyarakat sebagai pemecah masalah (problem solver) tersirat dalam kalimat “sebagai contoh di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pembangunan saluran irigasi Pasirhanja yang selesai pada Desember 2010 berhasil mengakhiri konflik antara petani”. Hal ini menjelasan dengan adanya program pengembangan atau pemberdayaan, sebuah permasalahan dalam masyarakat dapat diselesaikan.

Sedangkan peranan pengembangan masyarakat sebagai fasilitator disebutkan dalam kalimat “Platform PNPM Mandiri memungkinkan pemerintah daerah dan fasilitator untuk berinovasi dalam memberikan layanan kepada masyarakat.” Hal ini menjelaskan dengan adanya PNPM Mandiri, masyarakat mendapatkan layanan dari fasilitator dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat.




IV.KESIMPULAN



Adapun kesimpulan yang didapat dari penjelasan teori diatas adalah sebagai berikut :
1.    Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama yang setara.
2.    Beberapa peranan agen perubahan dalam kegiatan pengembangan masyarakat adalah sebgai pemecah masalah (problem solver), fasilitator, penghubung antar sistem, motivator, dan komunikator.
3.    Terdapat dua peranan dalam salah satu program pengembangan masyarakat yang dibahas dalam artikel (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri) yaitu sebagai pemecah masalah (problem solver) dan yang kedua sebagai fasilitator.




DAFTAR PUSTAKA



Gitosaputro, Sumaryo. 2015. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Graha Ilmu. Bandar Lampung.

Nafisah, Lu’lu. 2014. Pengembangan Masyarakat (Community Development). https://luluhatta.wordpress.com/2014/10/13/pengembangan-masyarakat-community-development/ Diakses pada 5 Oktober 2016 Pukul 06:37 WIB

Suharto, Edi. 2010. CSR & COMDEV. Alfabeta. Bandung.

Wibhawa, Budi. 2010. Dasar-Dasar Pekerja Sosial. Widya Padjadjaran. Bandung.

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com