Tugas : Responsi Pengembangan Masyarakat
Oleh : Brigitta Siahaan, Helga Kupilang P., Ishmah Nurhidayati, M. Hary P., Wenny Mey K.
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2016.
Oleh : Brigitta Siahaan, Helga Kupilang P., Ishmah Nurhidayati, M. Hary P., Wenny Mey K.
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2016.
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengembangan masyarakat adalah
proses membantu masyarakat menganalisa masalah mereka, untuk melaksanakan
sebagai ukuran besar otonomi yang mungkin dan layak, dan untuk mempromosikan
identifikasi yang lebih besar dari warga negara individu dan individu
organisasi dengan masyarakat secara keseluruhan.
Upaya pengembangan masyarakat pada
dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa masyarakat khususnya masyarakat
pedesaan mempunyai kapasitas dan potensi untuk maju. Masyarakat umumnya telah
memiliki pengalaman guna memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Namun, banyak kita jumpai di lapangan bahwa mereka belum mampu
merumuskan kebutuhan mereka secara tepat. Hal tersebut disebabkan mereka belum
mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang mereka hadapi.
Oleh karena itu, peran pengembangan
masyarakat harus diketahui dan dipahami agar masalah-masalah tersebut dapat
diatasi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui
pengertian pengembangan masyarakat.
2.
Mengetahui
peran pengembangan masyarakat
3.
Mengetahui
peran pengembangan masyarakat yang terdapat dalam sebuah artikel.
II.TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengertian Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah
proses penguatan masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip
keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama yang setara. Pengembangan
masyarakat mengekspresikan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan,
pilihan , partisipasi, kerjasama, dan proses belajar keberlanjutan (Suharto, 2010).
Pengembangan masyarakat (community
development) terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan” dan
“masyarakat”. Secara singkat, pengembangan merupakan usaha bersama dan
terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Telah disebutkan bahwa
konsep dari komunitas adalah sekelompok orang dengan identitas bersama. Oleh
karena itu, pengembangan masyarakat bergantung pada interaksi antara manusia
dan aksi bersama daripada kegiatan individu apa yang beberapa ahli sosiologi
menyebutnya dengan ‘lembaga kolektif’ (Nafisah, 2014).
2.2. Tujuan Pengembangan Masyarakat
Memberdayakan individu dan kelompok yang melalui
pengutan kapasitas (termasuk kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan)
yang diperlukan untuk mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka. Kapasitas
tersebut berkaitan dengan pengutan aspek ekonomi dan politik melalui
pembentukan kelompok sosial besar berdasarkan agenda bersama. Tujuan dalam pengembangan
masyarakat terbagi atas aspek tujuan antara yaitu membangkitkan partispasi
penuh warga masyarakat dan tujuan akhir yaitu perwujudan kemampuan dan
integrasi masyarakat untuk membangun diri mereka sendiri (Wibhawa,2010).
2.3. Agen Perubahan dalam Pengembangan Masyarakat
Agen perubahan (agent of change)
adalah para pekerja profesional yang berusaha mempengaruhi atau mengarahkan
pengambilan keputusan orang lain (masyarakat) selaras dengan anjurannya.
Anggota masyarakat yang termasuk dalam kelompok agen perubahan antara lain guru,peyuluh,
mubaligh, misionaris, pekerja sosial, dan sebagainya. Agen perubahan
bekerjasama dengan masyarakat agar bisa membantu dirinya sendiri, dengan
memanfaatkan potensi diri dan lingkungannya. Dengan demikian, para agen
perubahan dalam pengembangan masyarakat selalu menempatkan masyarakat sebagai
sebagai subyek pembangunan,bukan sebagai objek pembangunan. Masyarakat
diperlakukan sebagai subyek pembangunan yang dinamis, memiliki kapasitas atau
kemampuan untuk menelaah, berinteraksi dan mengubah dunianya ke arah yang lebih
maju (Gitosaputro,2015).
2.4. Peran Pengembangan Masyarakat
Untuk
mengoptimalkan program pengembangan masyarakat, Community Development worker
harus memiliki beberapa peran sebagai agen perubahan. Terdapat beberapa peranan
yang seharusnya dimainkan oleh agen perubahan dalam kegiatan pengembangan
masyarakat. Beberapa peranan tersebut adalah sebgai pemecah masalah (problem
solver), fasilitator, penghubung antar sistem, motivator, dan komunikator (Gitosaputro,2015).
a.
Peranan sebagai Pemecah masalah (Problem Solver)
Dalam kehidupan sehari-hari setiap
individu atau masyarakat tidak dapat terlepas dari masalah. Masalah merupakan
kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Untuk menggapai harapan tersebut,
setiap individu atau masyarakat harus mencari jalan keluarnya atau mencari
pemecahan sebagaimana mestinya. Seorang agen perubahan seharusnya bisa berperan
dalam membantu menari jalan keluar atau pemecahan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat (Gitosaputro,2015).
Dalam menangani masyarakat,
sebaiknya seorang agen perubahan dapat:
1.
Membatasi
permasalahan atau ruang lingkup masalah.
2.
Menganalisis
masalah menjadi lebih sederhana dan lebih rinci
3.
Memilih
metode berfikir yang tepat, apakah secara analitis atau sintetis
(Gitosaputro,2015).
b.
Peranan sebagai Fasilitator
Fasilitator adalah orang yang
berperan memfasilitasi atau menyediakan fasilitas, membantu, dan memudahkan
anggota kelompok atau masyarakat dalam menghadapi segala permasalahan. Agen
perubahan harus mampu memfasilitasi terjadinya aktivitas atau
pertemuan-pertemuan yang mengarah pada upaya pemecahan masalah yang dihadapi
masyarakat, dimulai dari memfasilitasi upaya identifikasi kebutuhan masyarakat,
penentuan masalah, penetapan tujuan yang ingin dicapai, sampai cara mencapai
tujuan (Gitosaputro,2015).
c.
Peranan sebagai Penghubung Antar Sistem
Peran agen perubahan sebagai
penghubung antar sistem mengacu pada peran seorang komunikator. Masyarakat
sebagai suatu sistem akan selalu berhadapan dengan pihak lain sebagai bagian
sistem yang berbeda dengan sistem masyarakat. Dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan, kadangkala hubungan antar sistem tidak berjalan, tidak harmonis,
atau bahkan mengalami hambatan. Agar komunikasi antar sistem tersebut dapat
berfungsi dengan baik peranan agen perubahan amat diperlukan
(Gitosaputro,2015).
d.
Peranan sebagai Motivator
Peranan agen perubahan dalam proses
perubahan adalah mampu membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Masyarakt umumnya
lebih menyukai hal-hal yang bersifat stabil, meskipun kestablan tersebut
bermakna negative, yakni terjadinya kemandegan keran tidak adanya perubahan ke
arah yang lebih baik. Agen perubahan harus mampu menjelaskan bahwa perubbahan
diluar sistem telah terjadi begitu pesat. Bila kita tidak mengikuti perubahan
yang terjadi maka kita akan semakin tertinggal. Dengan demikian, masyarakat
akan terdorong untuk mau berubah, dan perubahan tersebut kita arahakan kepada perubahan
yang bersifat positif (Gitosaputro,2015).
e.
Peranan sebagai Komunikator
Agen perubahan sebagai komunikator
harus mampu menyampaikan pesan-pesan pembangun kepada masyarakat, dengan harapan
masyarakat mau dan mampu menerapkan pesan tersebut sesuai dengan harapan agen
perubahan. Oleh karenanya agen perubahan harus menguasai teknik berkomunikasi
dengan baik. Komunikator harus mampu meramu proses pembangunan ke dalam bahasa
yang dimengerti masyarakat. Oleh karenanya agen perubahan yang baik selayaknya
menguasai bahasa yang digunakan masyarakat (termasuk bahasa daerah)
(Gitosaputro,2015).
III.PEMBAHASAN
3.1. Artikel Mengenai Peran Pengembangan Masyarakat
Diposkan oleh : The World
Bank (www.worldbank.org)
Pada :
7 Agustus 2012
Setelah lima tahun,
PNPM Mandiri menjadi bagian penting dalam upaya pengembangan masyarakat di
seluruh Indonesia
7 Agustus 2012,
Jakarta
- Lima tahun sejak diluncurkan, pada 30 April 2007, Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terus mendorong masyarakat untuk
merealisasikan mimpi mereka. Program ini merupakan bagian utama dari usaha
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Sejak tahun 2007 program ini sudah
berkembang pesat, dengan komponen terbesarnya yaitu PNPM Mandiri Perdesaan,
yang diawali pada tahun 1998 dengan nama Program Pengembangan Kecamatan, dan
PNPM Perkotaan yang diawali tahun 1999 dengan nama Program Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan.
Evaluasi dampak
kualitatif menunjukkan bahwa melalui PNPM Mandiri, masyarakat semakin mampu
untuk mendapatkan pangan yang lebih baik, bersekolah lebih lama, mendapatkan
pekerjaan dan mendirikan usaha, menerima perawatan kesehatan, dan untuk
berpartisipasi dalam forum politik lokal.
Masyarakat
merancang agenda pembangunan untuk memecahkan masalah mereka sendiri
Dengan berfokus
utama pada proses, yaitu bagaimana pembangunan daerah direncanakan dan dikelola
oleh masyarakat, bukan pada apa yang akan dibangun, PNPM Mandiri menciptakan
perubahan dari kerangka tradisional proyek pembangunan besar yang tidak
fleksibel.
Tujuan PNPM
Mandiri adalah mengajak masyarakat untuk merancang dan menyetujui agenda
pembangunan mereka sendiri. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengambilan
keputusan, kerangka program yang partisipatif dan transparan juga membantu
meningkatkan tata pemerintahan daerah. Dalam PNPM Mandiri, masyarakat dapat
mengusulkan kegiatan pembangunan berdasarkan kebutuhan yang paling mendesak dan
disesuaikan dengan konteks yang berlaku untuk memecahkan masalah kemiskinan
yang mereka alami.
Sebagai contoh
di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pembangunan saluran irigasi
Pasirhanja yang selesai pada Desember 2010 berhasil mengakhiri konflik antara
petani. Pembangunan saluran irigrasi memungkinkan air untuk mengalir merata di
daerah hulu dan hilir, memberikan air yang memadai bagi setiap petani untuk
mengairi sawah mereka. Berkat irigasi tersebut, para petani juga bisa menanam
padi dua atau tiga kali per tahun karena kini air tersedia bahkan selama musim
kemarau. Karena itu, produksi gabah mereka sekarang diperkirakan meningkat dari
210 ton ke 315 ton.
Pendekatan PNPM
Mandiri memberikan ruang untuk inovasi
Platform PNPM
Mandiri memungkinkan pemerintah daerah dan fasilitator untuk berinovasi dalam
memberikan layanan kepada masyarakat.
Dengan
kerjasama yang erat dengan Dinas Kesehatan setempat, PNPM Generasi di
Larantuka, Flores Timur Kabupaten, Nusa Tenggara Timur, telah berhasil
menurunkan angka kematian ibu dari 14 ke 5. Dinas Kesehatan Kabupaten memulai
apa yang mereka sebut program Pusat 2H2, yang terdiri dari komputer yang
sederhana dan sistem informasi berbasis ponsel yang menyediakan data dari semua
ibu hamil di kabupaten tersebut. Data ini memungkinkan mereka untuk memberikan
perkiraan tanggal kelahiran dan mengkoordinasikan pemantauan kondisi ibu dengan
para pemimpin agama setempat. Inovasi seperti ini terbukti bisa menyelamatkan
banyak nyawa ibu dan bayinya di Larantuka.
"Kami
ingin memastikan bahwa tidak ada ibu yang sendirian pada saat melahirkan,"
kata Joria Parmin, Koordinator Bidan di Dinas Kesehatan Flores Timur Distrik.
Mendekati waktu melahirkan, ibu-ibu ini dibawa ke Puskesmas, atau dalam kasus
yang rumit, dirujuk ke rumah sakit terdekat, yang seringkali cukup jauh.
Koordinasi yang efektif dengan puskesmas atau rumah sakit rujukan dilakukan
untuk memastikan tersedianya ambulan yang dikerahkan ke titik penjemputan. Hal
ini betul-betul dapat menentukan hidup dan mati seorang ibu.
Keberhasilan
PNPM juga telah menarik minat banyak negara. Sebagai contoh, pada April 2012
lalu, delegasi dari Program Solidaritas Nasional dari Afghanistan mengunjungi
lokasi PNPM Mandiri di Yogyakarta. Disamping terkesan oleh bagusnya kualitas
infrastruktur yang dibangun masyarakat dengan anggaran yang rendah, mereka
menyatakan sangat terinsipirasi dengan mekanisme program. "Saya melihat
pendekatan terpadu -PNPM perkotaan, perdesaan, pedesaan dan kegiatan pendukung
lainnya berdasarkan sektor, wilayah dan kebutuhan khusus masyarakat - sangat
berguna. Bagi saya, itu sangat baik karena kebutuhan masyarakat bervariasi dan
sebuah program tidak dapat melakukan semuanya. Meski begitu, tantangan dalam
integrasi tersebut adalah koordinasi yang efektif dan sinergi pada bagaimana
berbagai kegiatan ini dapat saling melengkapi dan mencapai tujuan secara
keseluruhan,” ujar Abdul Rahman salahs atu anggota delegasi.
Segala
keberhasilan PNPM Mandiri ini bukan tanpa tantangan. Beberapa wilayah masih
kurang mendapat dukungan dari pemerintah daerah. PNPM juga belum terlalu
efektif dalam menjangkau kelompok yang terpinggirkan, dan elit lokal sering
kali masih mendominasi pengambilan keputusan. Tetapi tantangan seperti itu
kemudian malah mendorong masyarakat untuk berjuang mencari solusi. Lima tahun
berlalu, PNPM telah menjadi bagian integral dari masyarakat di seluruh
Indonesia yang terus berkomitmen untuk mengubah mimpi mereka menjadi kenyataan.
3.2. Analisis Artikel
Setelah membaca artikel dan membandingkannya dengan teori
yang telah disampaikan, didapatkan hasil diskusi kelompok kami yaitu terdapat dua peranan dalam salah
satu program pengembangan masyarakat yang dibahas dalam artikel tersebut (Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri). Peran pertama yaitu sebagai pemecah masalah (problem
solver) dan yang kedua sebagai fasilitator.
Peranan
pengembangan masyarakat sebagai pemecah masalah (problem solver)
tersirat dalam kalimat “sebagai contoh di Kabupaten Majalengka, Provinsi
Jawa Barat, pembangunan saluran irigasi Pasirhanja yang selesai pada Desember
2010 berhasil mengakhiri konflik antara petani”. Hal ini
menjelasan dengan adanya program pengembangan atau pemberdayaan, sebuah
permasalahan dalam masyarakat dapat diselesaikan.
Sedangkan peranan pengembangan
masyarakat sebagai fasilitator disebutkan dalam kalimat “Platform PNPM
Mandiri memungkinkan pemerintah daerah dan fasilitator untuk berinovasi dalam
memberikan layanan kepada masyarakat.” Hal ini menjelaskan dengan adanya PNPM
Mandiri, masyarakat mendapatkan layanan dari fasilitator dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat.
IV.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari penjelasan teori
diatas adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara
aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan
kerja sama yang setara.
2. Beberapa peranan agen perubahan
dalam kegiatan pengembangan masyarakat adalah sebgai pemecah masalah (problem
solver), fasilitator, penghubung antar sistem, motivator, dan komunikator.
3. Terdapat dua peranan dalam salah
satu program pengembangan masyarakat yang dibahas dalam artikel (Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri) yaitu sebagai pemecah masalah (problem solver) dan
yang kedua sebagai fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA
Gitosaputro, Sumaryo. 2015. Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Graha Ilmu. Bandar Lampung.
Nafisah, Lu’lu. 2014. Pengembangan Masyarakat
(Community Development). https://luluhatta.wordpress.com/2014/10/13/pengembangan-masyarakat-community-development/ Diakses pada 5 Oktober 2016 Pukul 06:37 WIB
Suharto, Edi. 2010. CSR & COMDEV. Alfabeta. Bandung.
Wibhawa, Budi. 2010. Dasar-Dasar Pekerja Sosial. Widya
Padjadjaran. Bandung.
0 comments:
Post a Comment