Tugas dan artikel

Saturday, September 15, 2018

INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Tugas : Responsi Pembangunan Pertanian
Oleh   : Aji Prayoga Wibowo, Arum Sri Lestari, Ishmah Nurhidayati
JURUSAN AGRIBISINIS, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG. 2017




PEMBAHASAN



1.    Pengertian dan Indikator Pembangunan

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya. Indikator-indikator keberhasilan pembangunan yaitu :
a.    Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.

b.   Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
c.    Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan.. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengan proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.

d.   Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.


B.  Pengertian dan Indikator Pembangunan Pertanian

Pembangunan Pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selalu menambah produksi pertanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Indikator-indikator pembangunan pertanian yaitu:
1.    Lahan
Dalam studi-studi sosial ekonomi pertanian tentang masalah penguasaan tanah dipedesaan Indonesia dilakukan penyederhanaan dalam pengelompokan bentuk-bentuk penguasaan tanah kedalam 2 kelompok besar yaitu: (1)Milik, dan (2)Bukan milik, yang terdiri dari sewa, bagi hasil, gadai dan lainnya. Meskipun pendekatan tersebut belum dapat menerangkan dengan baik eksistensi dan implikasi ekonomi dari sistem kelembagaan tanah adat, namun cukup baik untuk menjelaskan fenomena dinamika penguasaan tanah dan hubungannya dengan pendapatan dan kesempatan kerja di pedesaan.

2.    Tenaga Kerja
Permasalahan di sector pertanian tentang partisipasi tenaga kerja adalah relative tingginya penawaran tenaga kerja terhadap kebutuhan/permintaan, serta adanya fleksibilitas pasar tenaga kerja yang memungkinkan adanya setengah pengangguran. Oleh karena itu semakin menumpuknya tenaga kerja pengangguran di sector pertanian akan menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja.

Beberapa kebijakan untuk mengatasi permasalahan tenaga kerja setengah penggangguran dan penggaruran diantaranya adalah: (1)Pemanfaatan lahan pertanian yang potensial terutama di luar Jawa; (2)Prioritas pengambangan bagi peternakan dan perikanan (non land based agrculture) yang memiliki potensi yang besar; (3)Pengembangan SDM (sumber daya manusia) dengan sasaran peningkatan kemampuan agar mampu mengakses teknologi dan (4)Pengembangan kelembagaan pasar tenaga kerja yang memungkinkan partsipasi tenaga kerja yang akses keberbagai subsector pertanian

Keterlibatan tenaga kerja disektor pertanian dengan produktivitas rendah diiringi dengan keterlibatan tenaga kerja muda dengan pendidikan tinggi masuk pada pasar tenaga kerja di sector nonpertanian, disebabkan karena: (a)Terbatasnya kesempatan kerja pertanian bagi yang berpendidikan tinggi; (b)Sektor pertanian umumnya tidak mendatangkan pendapatan dalam  waktu singkat; (c)Usaha pertanian mengandung banyak resiko; (d)Pendapatan di sector pertanian lebih rendah dari yang diharapkan dan (e)Kurang status sosial dan kenyamanan kerja, karena kesan usaha pertanian yang kumuh

3.    Pendapatan
Berdasarkan pengeluaran konsumsi, distribusi pendapatan antar wilayah (provinsi) di Indonesia berkisar antara 0,259-0,412, hanya Provinsi Papua yang termasuk dalam katagori ketimpangan pendapatan sedang, sementara wilayah yang lain termasuk katagori ketimpangan ringan Ketimpangan pendapatan selain disebabkan perbedaan jenis komoditas, namun juga disebabkan perbedaan adopsi teknologi pada komoditas yang sama dan munculnya kegiatan nonpertanian.

4.    Nilai Tukar Petani
Secara umum, nilai tukar mempunyai arti yang luas dan dapat digolongkan menjadi empat kelompok yaitu: (1)Nilai Tukar Barter (Barter Terms of Trade), (2)Nilai Tukar Faktorial (Factorial Terms of Trade), (3)Nilai Tukar Pendapatan (Income Terms of Trade) dan (4)Nilai Tukar Petani (Farmer Terms of Trade).

Nilai Tukar Petani mempunyai karakteristik yang cenderung menurun. NTP berkaitan dengan hubungan relative dalam harga antara komoditas pertanian dan nonpertanian. Dengan demikan dalam menjelaskan fenomena penurunan nilai tukar pertanian dapat dilakukan melalui konsep nilai tukar barter pertanian terhadap nonpertanian. Ada tiga penjelasan mengenai terjadinya penurunan NTP yaitu: (1)Elastisitas pendapatan produk pertanian bersifat inelastik, (2)Perubahan teknologi dengan laju yang berbeda yang menguntungkan produk manufaktur dan (3)Perbedaan dalam struktur pasar dimana struktur pasar dari produk pertanian yang cenderung kompetitif, sementara struktur pasar produk manufaktur cenderung kurang kompetitif dan bahkan mengarah ke pasar monopoli.


5.      Konsumsi
Pada kondisi pendapatan yang terbatas, masyarakat lebih dahulu mementingkan kebutuhan konsumsi pangan, sejalan dengan meningkatnya pendapatan, persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk pangan menurun. Dengan demikian, besaran pendapatan (yang diproksi dengan pengeluaran total) yang dibelanjakan untuk pangan dari suatu rumah tangga dapat digunakan sebagai petunjuk tingkat kesejahteraan rumah tangga tersebut. Semakin tinggi pangsa pengeluaran pangan, berarti semakin kurang sejahtera rumah tangga yang bersangkutan. Sebaliknya ,semakin kecil pangsa pengeluaran pangan maka rumah tangga tersebut semakin sejahtera.

6.      Teknologi
Dalam meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, penerapan teknologi produksi yang sesuai anjuran mempunyai peranan yang sangat penting. Peningkatan produksi lebih banyak disumbang oleh peningkatan produktivitas (56.2persen) disbanding luas panen (26.3persen). Keberhasilan peningkatan produksi dan produktivitas sangat berkorelasi dengan inovasi teknologi panca usahatani, terutama varietas unggul dan teknologi budidaya, rekayasa kelembagaan, dan dukungan kebijakan pemerintah. Penerapan inovasi teknologi merupakan salah satu strategi yang diterapkan dalam program peningkatan produksi.












DAFTAR PUSTAKA



Pasaribu, Rowland. 2013. Indikator Pembangunan. https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/02-indikator-pembangunan.pdf Diakses pada 4 November 2017 Pukul 19.41 WIB.

Susilowati, Sri Hery dkk. 2010. Indikator Pembangunan Pertanian dan Pedesaan : Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Padi. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian . Jakarta.

Wikipedia. 2017. Pembangunan Pertanian. https://id.wikipedia.org/wiki/ Pembangunan_pertanian Diakses pada 3 November 2017 pukul 01.54 WIB

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com