Oleh : Aji Prayoga Wibowo, Arum Sri Lestari, Ishmah Nurhidayati
Tugas Responsi Pembangunan Pertanian
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2017.
Tugas Responsi Pembangunan Pertanian
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 2017.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Ketahanan Pangan
Tidak ada definisi
yang disepakati mengenai terminologi ketahanan pangan meskipun banyak tulisan
akademik yang membahas dan proposal kebijakan yang dibuat untuk mengatasi isu
ketahanan pangan ini. Perdebatan isu ini berkembang menjadi beberapa arus
utama, dimana arus utama pertama berpendapat bahwa ketahanan pangan adalah
suatu kondisi dimana berkurangnya kelaparan di dunia. Sementara itu, arus utama
yang lain mendefiniskan ketahanan pangan sebagai hadirnya stabilitas harga
beras, ketersediaan suplai beras dunia yang berlimpah, swasembada pangan, dan
ketersediaan devisa untuk sebagai persyaratan untuk memenuhi impor beras.
Namun demikian, Departemen
Pertanian Amerika Serikat dalam Konferensi Pangan Dunia 1996 memberikan
definisi standar dimana ketahanan pangan akan eksis ketika semua orang dalam
setiap waktu memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap kecukupan pangan untuk
memenuhi kebutuhan makanan mereka untuk kehidupan yang produktif dan sehat.
Ketahanan pangan memiliki tiga dimensi yang saling berkait, yaitu: pertama,
ketersediaan kuantitas pangan dengan kualitas yang baik yang disuplai baik
melalui produksi domestik dan importasi. Kedua, aksesibilitas masyarakat
terhadap sumberdaya untuk memperoleh kecukupan pangan dan gizi. Ketiga,
utilisasi makanan melalui kecukupan pangan, air, sanitasi dan kesehatan
2.
Pengertian
Kemiskinan
Kemiskinan
sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara
yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju. . Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini
mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan
kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern. Berdasarkan jenisnya kemiskinan secara umum
dapat dibagi menjadi dua: (1) Kemiskinan absolut terjadi apabila tingkat
pendapatan seseorang di bawah garis kemiskinan absolut yang telah ditetapkan,
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum yang antara lain terdiri
dari kebutuhan sandang, pangan, kesehatan, perumahan dan pendidikan. (2)
kemiskinan relatif kemiskinan yang di bandingkan dengan rata-rata atau ukuran
dimana ia tinggal sehingga walaupun ia secara absolut tidak miskin apabila
tinggal di wilayah yang sangat kaya (pondok indah) maka dinamakan miskin.
3.
Pengertian
Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui
tinggi atau rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara. Distribusi
pendapatan yang merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan
perbaikan suatu negara seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan
kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sebagainya. Sebaliknya, jika
distribusi pendapatan nasional tidak merata, maka perubahan atau perbaikan
suatu negara tidak akan tercapai, hal seperti ini yang akan menunjukkan adanya
ketimpangan distribusi pendapatan.
4.
Keterkaitan
antara Permasalahan Pangan, Kemiskinan, dan Distribusi Pendapatan
Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas
(ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan.Tidak meratanya
distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan
awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut
berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan, dan tidak jarang dapat
menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik.
Perpaduan tingkat pendapatan perkapita yang rendah dan distribusi
pendapatan yang sangat tidak merata akan menghasilkan kemiskinan absolut yang
parah. Jelas bahwa pada tingkat distribusi pendapatan tertentu, semakin
tinggi pendapatan perkapita yang ada, akan
semakin rendah jumlah kemiskinan absolut. Akan tetapi, tingginya tingkat
pendapatan perkapita tidak menjamin lebih randahnya tingkat kemiskinan absolut.
Namun penggambaran kemiskinan
absolut secara garis besar saja tidaklah
cukup. Sebelum kita memuaskan program dan kebijakan-kebijakan yang efektif
untuk memerangi sumber-sumber kemiskinan, perlu pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai siapa yang termasuk dalam kelompok miskin itu, dan apa saja
karakteristik ekonomi mereka.
Karena kemiskinan,
sebagian besar pendapatan yang diperoleh oleh penduduk miskin di negara-negara
berkembang dialokasikan untuk makanan. Konsumen di negara-negara miskin selalu
dalam resiko akan kelaparan dan kerapuhan terhadap guncanan-guncangan harga
yang berujung terhadap kelangkaan pangan. Untuk mengantisipasi masalah
tersebut, sejumlah negara miskin mengambil langkah aksi publik (public
action) untuk meningkatkan ketahanan pangannya. Umumnya tipikal pendekatan
yang diambil bertujuan mengurangi jumlah populasi yang mengalami kelaparan
dengan meningkatkan pendapatan kaum miskin dan secara simultan mengelola
ekonomi pangan dalam rangka meminimalkan guncangan-guncangan yang akan memicu
kelangkaan pangan. Hukum Engel menyatakan bahwa keberhasilan dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi yang melibatkan kaum miskin adalah solusi jangka panjang
dalam mencapai ketahanan pangan.
Sementara itu,
stabilisasi harga pangan di negara-negara Asia memperlihatkan bahwa fluktuasi
harga pangan dalam jangka pendek tidak akan membuat kaum miskin menjadi lebih
rapuh terhadap ketidakcukupan pangan, akan tetapi fluktuasi harga tersebut
lebih berpengaruh terhadap pendapatan yang diperlukan dalam memperoleh pangan.
Hubungan erat yang bersifat historis yang dapat dilihat di negara-negara Asia
Timur dan Tenggara dalam hal ketahanan pangan dan kemiskinan adalah hubungan
antara upaya peningkatan ketahanan pangan dan upaya untuk mengurangi kemiskinan
yang merupakan integrasi dari upaya-upaya pemerintah untuk menghubungkan
pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh pasar (market-led economic growth)
dengan intervensi-intervensi yang bertujuan meningkatkan ketahanan pangan baik
pada level rumah tangga (mikro) maupun nasional (makro).
Upaya
pemerintah mengatasi persoalan pembangunan, khususnya masalah kemiskinan dan
perbedaan distribusi pendapatan, bukanlah merupakan hal yang baru.
Negara-negara berkembang yang memperoleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi ternyata belum member pengaruh yang berarti bagi kesejahteraan
masyarakat, bahkan terjadi penurunan tingkat kehidupan riil.pengangguran
meningkat di daerah pendesaan dan perkotaan, ketidakseimbangan distribusi
pendapatan antara kaum yang kaya dengan kaum yang miskin dan lain-lain.
Ada beberapa yang menjadi fokus perhatian bagi upaya penanggulangan
kemiskinan, yakni sebagai berikut:
a.
Upaya
penanggulangan kemiskinan harus bersifat local specific, maksudnya
penanggulangan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat local
sesuai dengan kondisi di daerah tersebut.
b.
Upaya
penanggulangan kemiskinan dalam era otonomi daerah harus diikuti dengan
perbaikan faktor produksi.
c.
Upaya
penanggulangan kemiskinan harus dilakukan dengan pendekatan pembangunan ekonomi
rumah tangga.
d.
Program
penanggulangan kemiskinan harus merupakan program pembangunan yang produktif.
e.
Agenda
penanggulangan kemiskinan harus menjadi agenda nasional dengan dua area sasaran
aksi.
f.
Penanggulangan
kemiskinan merupakan gerakan masyarakat yang dilakukan sendiri oleh masyarakat
itu sendiri.
g.
Dalam
suasana demokratisasi dan desentralisasi, upaya penanggulangan kemiskinan
secara berkelanjutan tidak dapat lepas dari berbagai hal yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Budiantoro, Risanda Alirasta. 2013. Pertumbuhan, Kemiskinan, dan
Distribusi Pendapatan. http://abe-21.blogspot.co.id/2013/11/pertumbuhan-kemiskinan-dan-distribusi.html Diakses pada 25 Oktober 2017 pukul 04.16 WIB.
Ikamaiyastri. 2012. Pengaruh Distribusi Pendapatan terhadap
Tingkat Kemiskinan di Indonesia. https://ikamaiyastri.wordpress.com/tag/pengaruh-distribusi-pendapatan-terhadap-tingkat-kemiskinan-di-indonesia/ Diakses pada 25 Oktober 2017 pukul 04.17 WIB.
Lesmana, Teddy. 2007. Ketahanan Pangan dan Pemberantasan
Kemiskinan. https://orenzpunya.wordpress.com/2007/07/05/ketahanan-pangan-dan-pemberantasan-kemiskinan/ Diakses pada 25 Oktober 2017 pukul 04.18 WIB.
0 comments:
Post a Comment