PEMBAHASAN
1.
Masa Depan
Pertanian Indonesia
Secara umum dapat dikemukakan bahwa
pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup
petani dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta
mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Ini dilakukan melalui pertanian yang maju, efisien dan tangguh sehingga makin
mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan derajat
pengolahan produksi, dan menunjang pembangunan wilayah.
Untuk mencapai pembangunan dan
kemajuan sector pertanian itu dilakukan berbagai usaha dengan cara intensif,
ekstensifikasi dan diversifikasi pertanian. Usaha-usaha ini dilaksanakan dengan
melalui perencanaan dan penyelenggaraan yang secara terpadu dan disesuaikan
dengan kondisi tanah, air, iklim, pola tata ruang, uapaya pelestarian
lingkungan hidup, pembangunan sector lain, serta kehidupan dan kebutuhan
masyarakat setempat. Usaha tersebut juga dikembangkan dengan memperhatikan dan
didukung sepenuhnya oleh peran serta aktif para petani.
Di
Indonesia, pasar modern (hypermarket, supermarket, minimarket) akan
tumbuh dengan laju pertumbuhan yang sangat tinggi. Walaupun jumlah supermarket
chain besar berkurang, tetapi yang bertahan makin besar, sehingga
keseimbangan kekuatan bergesar dari produsen/petani ke perusahaan
multinasional. Kondisi ini akan menyebabkan adanya kompetisi antara produk
pangan domestik dengan produk impor (yang sering kali lebih berkualitas dengan
harga yang lebih murah). Tuntutan konsumen terhadap produk pertanian pada
masa depan akan semakin meningkat, yang mau tidak mau, akan mempengaruhi
kecenderungan manajemen produksi tanamanan. Tuntutan konsumen tersebut
antara lain adalah:
a. Produk
pertanian harus benar-benar aman, bebas dari cemaran, racun, pestisida, &
mikroba berbahaya bagi kesehatan. Aturan mengenai batas maksimum residu (MRL
= maximum reside limit) pestisida akan semakin ketat, sehingga akan
mempengaruhi pengelolaan dalam perlindungan tanaman. Produk pangan juga
harus bebas dari kandungan zat berbahaya, termasuk logam berat dan racun.
Cemaran biologi, baik yang berbahaya bagi kesehatan manusia maupun bagi
pertanian akan dicegah. Sanitary and Phytosanitary Measures akan
semakin diperketat di karantina. Peneliti Indonesia harus mempersiapkan
diri menghadapi hal-hal tersebut.
b. Produk
pangan juga dituntut mempunyai nilai gizi tinggi dan mengandung zat berkhasiat
untuk kesehatan. Konsumen menghendaki informasi mengenai kandungan
fitokimia yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan dalam produk
pangan. Karena itu penelitian mengenai manfaat produk-produk pertanian
tanaman pangan Indonesia perlu mulai segera dilakukan. Pengetahuan indigenous
mengenai manfaat produk pangan perlu dibuktikan secara ilmiah dan diketahui apa
fitokimia yang terkandung di dalamnya.
c. Produk
pangan juga harus mempunyai mutu tinggi, tidak sekedar enak. Mutu adalah
segala hal yang menunjukkan keistimewaan atau derajad keunggulan sesuatu
produk. Mutu atau kualitas juga dapat dipahami sebagai kecocokan suatu produk
dengan tujuan dari produksi. Dengan demikian, mutu merupakan gabungan dari
sifat-sifat atau ciri-ciri yang memberikan nilai kepada setiap komoditas yang
terkait dengan maksud penggunaan komoditas tersebut. Secara singkat mutu
termasuk semua hal yang dapat memuaskan pelanggan. Produsen pertanian perlu
melakukan pembenahan dalam sistem produksinya agar dapat memenuhi kepentingan
konsumen.
d. Produk
pertanian harus diproduksi dengan cara yang tidak menurunkan mutu lingkungan.
Tuntutan terhadap kelestarian lingkungan akan semakin ketat, padahal pada saat
yang sama tekanan populasi terhadap sumberdaya lahan semakin kuat. Karena
itu peneliti Indonesia perlu mengembangkan teknologi pertanian yang dapat
menjamin produksi pangan yang memenuhi tututan konsumen namun tetap dapat
menjaga kelestarian lingkungan, mencegah pencemaran tanah dan air, mencegah
erosi dan hal-hal lain yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.
e. Produk
pertanian juga harus diproduksi dengan memperhatikan keselamatan dan
kesejahteraan petani dan pekerja.
f. Mempunyai
traceability. Cara produksi pangan harus dapat dirunut dari pasar
sampai kebun.Data-data harus transparan dan jujur. Karena itu catatan
aktivitas di kebun dan rantai pasar harus menjadi perhatian.
g. Produk
pangan harus tersedia dalam waktu yang tepat. Selain persyaratan di atas,
produk pertanian harus tersedia dan tepat waktu. Untuk produk pangan
tertentu kontinyuitas penyediaan menjadi faktor yang sangat penting.
h. Harga
jual produk pertanian harus kompetitif. Untuk itu efisiensi dalam
produksi, dalam delivery harus dilakukan. Harus dikembangkan supply chain
management (SCM) yang berkeadilan dan berorientasi pada nilai produk.
2.
Strategi untuk Meraih Keunggulan
Pertanian Indonesia
Visi pertanian Indonesia adalah menjadi pertanian
tangguh dan modern berbasis pada pengelolaan sumberdaya alam dan genetik secara
berkelanjutan yang menjamin ketahanan, keamanan dan mutu pangan, penyediaan
bahan baku industri dan kesejahteraan petani, serta berdaya saing global.
Untuk mencapai visi tersebut strateginya meliputi:
a. Pengembangan Sumberdaya Manusia. Pengembangan SDM
pertanian tidak hanya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam penerapan
teknologi pertanian, tetapi juga untuk meningkatkan motivasi dan persepsi
tentang pertanian modern, dan juga untuk perbaikan moral, transformasi tradisi
dan kultur menjadi pertanian berbudaya industri.
b. Penyempurnaan Kelembagaan Petani dan
Pertanian. Salah satu penyebab rendahnya daya saing pertanian Indonesia
adalah sempitnya lahan pertanian yang dikelola petani.Dalam kondisi seperti
itu, petani pada umumnya mengelola lahan sempitnya secara sendiri-sendiri,
tidak ada konsolidasi dalam pengelolaan lahan. Karena itu kelembagaan
petani juga harus disempurnakan.
c. Peningkatan
Produktivitas dan Efisiensi. Produktivitas dan efisiensi dapat
ditingkatkan antara lain dengan penerapan teknologi yang tepat. Good
Agriculture Practices, Good Handling Practices, dan Good
Manufacturing Practices, menjadi salah satu pilar dalam meningkatkan
produktivitas dan efisiensi. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan
sarana dan prasarana yang memadai, antara lain adalah: peta perwilayahan
komoditas, sumber air irigasi yang mencukupi, jalan usahatani yang mendukung
penyaluran hasilpertanian, perusahaan pembibitan yang profesional, laboratorium
analisis tanah, stasiun meteorologi yang dapat memberikan informasi cuaca yang
dapat diandalkan, klinik tanaman, laboratorium pengendali kualitas dan sarana
pasca panen dan gudang yang memadai.
d. Peningkatan Nilai Tambah Produk
Pertanian. Peningkatan nilai tambah diarahkan kepada peningkatan
pendapatan masyarakat petani dan perdesaan di luar kegiatan on farm, sekaligus
mendukung kebijakan lahan pertanian, dengan banyaknya peluang pendatan dari
kegiatan off farm. Peningkatan nilai tambah dapat dicapai melalui Pengembangan
industri pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian dan pedesaan, penguatan
kelembagaan, profesionalisme tenaga kerja, sistem mutu produk pertanian, dan
peningkatan daya saing produk dan pemasaran.
e. Usaha untuk Kemandirian Pangan. Strategi kemandirian
pangan diarahkan pada pemenuhan pangan nasional secara mandiri berdasarkan sumberdaya
alam, kemampuan produksi dan kreativitas masyarakat. Keanekaragaman pangan
ditingkatkan baik sumber maupun bentuk dan citarasa hasil olahan dengan basis
tepung sebagai produk antara bahan pangan. Kemandirian pangan diupayakan melalui diversifikasi
pangan, pengembangan infrastruktur pertanian dan pedesaan dan pengembangan
budaya industri di pedesaan. Dengan
keberhasilan diversifikasi pangan, konsumsi beras diperkirakan akan turun
menjadi 90 kg/kapita/tahun.
f. Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Produktif dan
Lestari. Pengelolaan lingkungan hidup yang produktif dan lestari diarahkan
untuk terpeliharanya daya dukung lingkungan dengan produktivitas yang tinggi
secara berkelanjutan, keaneka ragaman hayati serta keseimbangan interaksi
antara semua unsur dan faktor lingkungan. Pengelolaan lingkungan yang produktif
dan lestari dilaksanakan melalui upaya pengembangan sumberdaya alam secara
lestari, pemberdayaan masyarakat, reklamasi lahan, perluasan areal pertanian
dan pengadaan lahan pertanian pangan abadi.
g. Penyempurnaan Sistem Pemasaran Produk
Pertanian. Perlu dilakukan pemberdayaan rantai pasar dengan Penerapan
Supply-Chain Management, sehingga tipe dan karateristik hubungan bisnis
berubah dari tipe transaksional menajdi tipe partneship sperti pada Gambar
1. Sehingga rantai
pasokan ideal seperti pada Gambar 2 bisa tercapai.
h. Kebijakan Makro yang Mendukung Pertanian. Untuk
mendukung semua hal di atas, perlu kebijakan makro yang mendukung pertanian,
ialah: (a) pertanian menjadi platform pembangunan nasional, (b) akses pertanian
terhadap lahan, modal, teknologi dan informasi memadai, (c) infrastruktur
pertanian dan yang mendukung pertanian dikembangkan, (d) sektor industri dan jasa
berkembang dengan pesat sehingga mampu menyerap tenaga kerja dari perdesaan dan
sektor pertanian, (e) dilakukan pemberdayaan masyarakat perdesaan.
3.
Contoh Solusi
Pertanian Masa Depan
a. Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman dan Ternak)
Penerapan sistem pertanian terpadu
integrasi ternak dan tanaman terbukti sangat efektif dan efisien dalam rangka
penyediaan pangan masyarakat. Siklus dan keseimbangan nutrisi serta energi akan
terbentuk dalam suatu ekosistem secara terpadu. Sehingga akan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi produksi yang berupa peningkatan hasil produksi dan
penurunan biaya produksi.
Kegiatan terpadu usaha peternakan
dan pertanian ini, sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan
pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena
limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian untuk makan
ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil
usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah.
Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung dan
saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi
dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
b. Pertanian Hidroponik
Pertanian hidroponik adalah pertanian yang menggunakan cara budidaya
dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada
pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Biasanya air yang digunakan sudah
dicampur dengan nutrisi untuk tanaman, cara ini sangat mudah dan tidak perlu
memakan lahan yang luas.
c. Pertanian Organik
Pertanian organik bukanlah suatu pertanian yang hanya menghasilkan
produk yang sehat saja, melainkan sistem pertanian ini harus juga mampu
mempertahankan sumber daya tanah, air dan udara agar dapat mendukung sistem
pertanian dalam waktu yang tidak terbatas, karena itu sistem pertanin ini juga
tidak bisa lepas dari aspek konservasi sehingga tujuan akhir berupa pertanian
yang berkelanjutan akan terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Bagaskara.
2014. Pertanian Masa Kini dan Masa Depan. http://bagaskara1058.meximas.com/perkuliahan/pertanian-umum/pertanian-masa-kini-an-masa-depan/ Diakses pada 28 November 2017 pukul 23.37 WIB.
Mulyanti,
Puji. 2015. Pertanian Masa Depan. http://pujimulyanticerita.blogspot.co.id/2015/10/pertanian-masa-depan.html Diakses pada 28 November 2017 pukul 23.35 WIB.
Santoso,
Urip. 2013. Pertanian Organik Sebagai Solusi Alternatif dalam Pembangunan
Pertanian yang Berwawasan Lingkungan. https://uwityangyoyo.wordpress.com/2013/01/25/pertanian-organik-sebagai-solusi-alternatif-dalam-pembangunan-pertanian-yang-berwawasan-lingkungan/ Diakses pada 28 November 2017 pukul 23.38 WIB.
0 comments:
Post a Comment