Tugas : Kayanya DDIT, ini ga ada cover jadi gw lupaa :(
Oleh : Ishmah Nurhidayati
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
Note :
Ini formatnya sungguh acak-acakan tapi mengedit tengah malam begini bukanlah passionku. Mianhaeyo yeorobunn
1.1.
Perkembangan
Penyakit
a.
Inokulasi
Pada
buah yang saling menempel, luka dapat terbentuk pada bagian yang saling
bertempelan (Repository IPB,
2009)
b.
Penetrasi
Patogen
masuk ke dalam tanaman inang melalui luka, lubang alami seperti mulut daun
(stomata), lentisel dan hidatoda. Selain itu bakteri ini juga dapat masuk
melalui trikoma yang rusak pada helai daun (Repository IPB, 2009).
c.
Infeksi
Infeksi
melalui hidatoda terjadi karena kontaminasi tetesan gutasi. Tanaman yang
terinfeksi memperlihatkan kanker kecoklatan pada batang dan petiol daun pada
perkembangan lebih lanjut. Jaringan pembuluh memperlihatkan perubahan warna
menjadi coklat tua. Ketika tanaman dewasa, gejala dapat dilihat pada daun,
batang dan buah. Batang tanaman mengalami kanker terbuka, dimana batang pecah
dan terbelah memanjang, berwarna coklat, bergranular dan bertepung di dalam
kulit batang (Repository IPB,
2009).
d.
Invasi
Bakteri
akan menyebar ke dalam jaringan pembuluh tanaman sehingga menimbulkan
garis-garis kuning yang terlihat sepanjang batang tanaman. Pada infeksi lebih
lanjut batang tanaman berubah warna menjadi coklat dan kadang disertai
terbentuknya kanker. Cairan berwarna kuning akan terlihat bila batang tanaman
tomat yang terinfeksi dipotong. Daun dan batang yang berada di atasnya akan
layu dan mati ketika bakteri menyebar ke bagian atas tanaman (Repository IPB, 2009).
e.
Bertahannya Patogen.
Populasi
bakteri menurun cepat saat sisa pertanaman membusuk di tanah. Bakteri tidak
dapat bertahan hidup lama (2-4 minggu) dalam kondisi ketidakhadiran tanaman
inang. Akan tetapi bakteri dapat bertahan cukup lama pada sisa tanaman yang ada
terus-menerus di atas permukaan tanah, yang akan menginisiasi penyakit pada
musim berikutnya. Menurut MacNab (2004) bakteri dapat bertahan di dalam tanah
2,5 sampai 5 tahun, 2 tahun dalam pupuk kompos, 10 bulan pada kayu/batang
tanaman tomat yang kering atau sisa tanaman yang terserang dan dapat pula
bertahan pada tanaman gulma dari famili solanaceae. Bakteri ini dapat juga
bertahan pada bibit tomat di persemaian dan inang alternatif yang secara
bergilir dapat berperan sebagai sumber infeksi (Repository IPB, 2009). Di lapangan, bakteri
kanker dapat tersebar dari tanaman dengan infeksi primer ke tanaman yang
berdekatan melalui cipratan air (hujan atau pengairan atas), penyemprotan bahan
kimia, pupuk di permukaan tanah, pisau pembabatan selama pemangkasan daun,
peralatan, mesin, pekerja selama penanganan panen saat kondisi di lapangan
basah (Repository IPB, 2009).
1.2.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Gejala-gejala dan
keparahan penyakit tergantung pada hasil kolonisasi bakteri pada tanaman,
perbedaan varietas tanaman, usia dan kondisi lingkungan tanaman. Suhu hangat
antara 24-27 °C dan lingkungan yang lembab sangat memungkinkan untuk
perkembangan penyakit dengan cepat (Repository IPB,
2009.
1.3.
Pengendalian
Penyakit
Pada umumnya,
pengendalian OPT dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengendalian secara
konvensional dan pengendalian bersifat ramah lingkungan. Pengendalian OPT
dengan cara konvensional yaitu hanya menggunakan pestisida kimia sintetis
sedangkan pengendalian OPT yang bersifat ramah lingkungan yaitu teknik yang
lebih memperhatikan keamanan lingkungan dalam pengendalian, dengan membatasi
penggunaan pestisida sintetis serta memadukannya dengan pengendalian hayati
(Harjono, 2011)
Dalam
pengendalian penyakit layu bakteri pada tanaman tomat dapat dilakukan dengan
dua metode atau cara, yaitu secara non kimiawi atau kimiawi:
a.
Pengendalian Non-Kimiawi
Dapat dilakukan
dengan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit. Menggunakan benih-benih
atau bahan tanaman yang benar-benar sehat dan tentunya dengan manajemen lahan
(rotasi lahan) yang baik pula. Selain itu, dapat juga dilakukan pencabutan
terhadap sejumlah tanaman yang terserang penyakit agar tidak menular ke tanaman
sehat di sekitarnya. Sangat perlu juga diterapkan metode pencegahan dengan
menghindari keadaan tanah yang tidak becek (menggenang) (Warino, 2015).
b.
Pengendalian Kimiawi
Dapat dilakukan
dengan menyiram tanaman menggunakan 35 gram umbi bawang putih (diblender
bersama 75 ml air steril hingga menghasilkan 10 ml larutan bawang). Dapat
dilakukan juga dengan membenamkan sekitar 6 gram umbi bawang putih di sekitar area
akar tanaman tomat. Sementara untuk penggunaan pestisida memang dapat
dilakukan, asalkan dengan jenis yang tepat (Warino, 2015).
DAFTAR
PUSTAKA
Harjono, Satrio. 2011. Pengelolaan
Organisme Pengganggu Tanaman pada Budidaya Tomat di Kabupaten Bogor, Cianjur,
dan Sukabumi Serta Nilai Ekonominya . Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Repository IPB.
2009. Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis (Smith). http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/4648/Tinjauan%20Pustaka_2009ktk-3.pdf;jsessionid=6DD3471277143086EFB1F47D730C1AA4?sequence=8. Diakses pada 20 Oktober 2016 Pukul 23.11 WIB.
Warino, Joko. 2015. Pengendalian Penyakit
Layu Bakteri pada Tanaman Tomat. http://jokowarino.id/pengendalian-penyakit-layu-bakteri-pada-tanaman-tomat/ Diakses pada 20 Oktober 2016 pukul 23.28 WIB
0 comments:
Post a Comment