Tugas dan artikel

Thursday, September 10, 2020

Penyakit Layu Bakteri Pada Tomat (Corynebacterium michiganense)

Tugas : Kayanya DDIT, ini ga ada cover jadi gw lupaa :(
Oleh   : Ishmah Nurhidayati
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
Note : 
Ini formatnya sungguh acak-acakan tapi mengedit tengah malam begini bukanlah passionku. Mianhaeyo yeorobunn


1.1.   Perkembangan Penyakit

 a.    Inokulasi

    Pada buah yang saling menempel, luka dapat terbentuk pada bagian yang saling bertempelan (Repository IPB, 2009)

 b.   Penetrasi

     Patogen masuk ke dalam tanaman inang melalui luka, lubang alami seperti mulut daun (stomata), lentisel dan hidatoda. Selain itu bakteri ini juga dapat masuk melalui trikoma yang rusak pada helai daun (Repository IPB, 2009).

 c.    Infeksi

     Infeksi melalui hidatoda terjadi karena kontaminasi tetesan gutasi. Tanaman yang terinfeksi memperlihatkan kanker kecoklatan pada batang dan petiol daun pada perkembangan lebih lanjut. Jaringan pembuluh memperlihatkan perubahan warna menjadi coklat tua. Ketika tanaman dewasa, gejala dapat dilihat pada daun, batang dan buah. Batang tanaman mengalami kanker terbuka, dimana batang pecah dan terbelah memanjang, berwarna coklat, bergranular dan bertepung di dalam kulit batang (Repository IPB, 2009).

 d.   Invasi

     Bakteri akan menyebar ke dalam jaringan pembuluh tanaman sehingga menimbulkan garis-garis kuning yang terlihat sepanjang batang tanaman. Pada infeksi lebih lanjut batang tanaman berubah warna menjadi coklat dan kadang disertai terbentuknya kanker. Cairan berwarna kuning akan terlihat bila batang tanaman tomat yang terinfeksi dipotong. Daun dan batang yang berada di atasnya akan layu dan mati ketika bakteri menyebar ke bagian atas tanaman (Repository IPB, 2009).

 e.    Bertahannya Patogen.

     Populasi bakteri menurun cepat saat sisa pertanaman membusuk di tanah. Bakteri tidak dapat bertahan hidup lama (2-4 minggu) dalam kondisi ketidakhadiran tanaman inang. Akan tetapi bakteri dapat bertahan cukup lama pada sisa tanaman yang ada terus-menerus di atas permukaan tanah, yang akan menginisiasi penyakit pada musim berikutnya. Menurut MacNab (2004) bakteri dapat bertahan di dalam tanah 2,5 sampai 5 tahun, 2 tahun dalam pupuk kompos, 10 bulan pada kayu/batang tanaman tomat yang kering atau sisa tanaman yang terserang dan dapat pula bertahan pada tanaman gulma dari famili solanaceae. Bakteri ini dapat juga bertahan pada bibit tomat di persemaian dan inang alternatif yang secara bergilir dapat berperan sebagai sumber infeksi (Repository IPB, 2009). Di lapangan, bakteri kanker dapat tersebar dari tanaman dengan infeksi primer ke tanaman yang berdekatan melalui cipratan air (hujan atau pengairan atas), penyemprotan bahan kimia, pupuk di permukaan tanah, pisau pembabatan selama pemangkasan daun, peralatan, mesin, pekerja selama penanganan panen saat kondisi di lapangan basah (Repository IPB, 2009).

  

1.2.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

 Gejala-gejala dan keparahan penyakit tergantung pada hasil kolonisasi bakteri pada tanaman, perbedaan varietas tanaman, usia dan kondisi lingkungan tanaman. Suhu hangat antara 24-27 °C dan lingkungan yang lembab sangat memungkinkan untuk perkembangan penyakit dengan cepat (Repository IPB, 2009.


1.3.  Pengendalian Penyakit

 Pada umumnya, pengendalian OPT dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengendalian secara konvensional dan pengendalian bersifat ramah lingkungan. Pengendalian OPT dengan cara konvensional yaitu hanya menggunakan pestisida kimia sintetis sedangkan pengendalian OPT yang bersifat ramah lingkungan yaitu teknik yang lebih memperhatikan keamanan lingkungan dalam pengendalian, dengan membatasi penggunaan pestisida sintetis serta memadukannya dengan pengendalian hayati (Harjono, 2011)

 

Dalam pengendalian penyakit layu bakteri pada tanaman tomat dapat dilakukan dengan dua metode atau cara, yaitu secara non kimiawi atau kimiawi:

 

a.    Pengendalian Non-Kimiawi

 

Dapat dilakukan dengan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit. Menggunakan benih-benih atau bahan tanaman yang benar-benar sehat dan tentunya dengan manajemen lahan (rotasi lahan) yang baik pula. Selain itu, dapat juga dilakukan pencabutan terhadap sejumlah tanaman yang terserang penyakit agar tidak menular ke tanaman sehat di sekitarnya. Sangat perlu juga diterapkan metode pencegahan dengan menghindari keadaan tanah yang tidak becek (menggenang) (Warino, 2015).

 

b.    Pengendalian Kimiawi

 

Dapat dilakukan dengan menyiram tanaman menggunakan 35 gram umbi bawang putih (diblender bersama 75 ml air steril hingga menghasilkan 10 ml larutan bawang). Dapat dilakukan juga dengan membenamkan sekitar 6 gram umbi bawang putih di sekitar area akar tanaman tomat. Sementara untuk penggunaan pestisida memang dapat dilakukan, asalkan dengan jenis yang tepat (Warino, 2015).

 

DAFTAR PUSTAKA

  

Harjono, Satrio. 2011. Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman pada Budidaya Tomat di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi Serta Nilai Ekonominya . Institut Pertanian Bogor. Bogor.

 

Repository IPB. 2009. Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis (Smith). http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/4648/Tinjauan%20Pustaka_2009ktk-3.pdf;jsessionid=6DD3471277143086EFB1F47D730C1AA4?sequence=8. Diakses pada 20 Oktober 2016 Pukul 23.11 WIB.

 

Warino, Joko. 2015. Pengendalian Penyakit Layu Bakteri pada Tanaman Tomat. http://jokowarino.id/pengendalian-penyakit-layu-bakteri-pada-tanaman-tomat/ Diakses pada 20 Oktober 2016 pukul 23.28 WIB

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com