Tugas dan artikel

Wednesday, March 31, 2021

PENGENALAN GEJALA PENYAKIT PADA TANAMAN PERKEBUNAN DAN PANGAN

 Tugas : Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Oleh    : Ishmah Nurhidayati
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2016)
Note:
Kenapa sih harus ada jurnal dijurusan gue whayyyy, mau lulus aja susah bener  T_T


I.PENDAHULUAN

  

1.1.  Latar Belakang

 

 

Tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudidayakan pada suatu ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap pertumbuhan tertentu. Tanaman pangan adalah : segala jenis tanaman yang daat menghasilkan karbohidrat dan protein. Dalam prosesnya, tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tanaman mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tanaman, tetapi mereka merusak tanaman dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tanaman sehingga dapat merusak atau mematikan tanaman (Imanuel,2013).

 

Tanaman dikatakan sakit jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya. Penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu penyakit parasit dan penyakit non-parasit atau penyakit fisiologis. Penyebab penyakit parasit sudah diantaranya adalah bakteri, virus dan cendawan. Sedangkan penyakit non-parasit yaitu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan terhadap unsur hara (mineral), air, sinar matahari dan temperature (Imanuel,2013).

 

Ilmu yang mempelajari penyakit tanaman disebut fitopatologi. Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara. Banyak sekali penyakit yang dapat mengenai tanaman, oleh karena itu untuk melindungi atau menjaga   hasil komoditi pertanian, kita perlu mengenal berbagai macam penyakit tanaman dan mengenali gejala serta tanda penyakit tersebut (Imanuel,2013).

 

 

1.2.  Tujuan Praktikum

 

 

Tujuan Penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1.    Untuk mengetahui gejala penyakit yang ditimbulkan pada tanaman pangan dan perkebunan

2.    Untuk mengetahui nama patogen dan morfologi penyakit pada tanaman pangan dan perkebunan


   

II. METODOLOGI PRAKTIKUM

 

2.1.  Bahan dan Alat

 

 

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pensil, pulpen, dan kertas untuk mencatat hasil pengamatan.

 

Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini daun kopi, buah kakao, daun karet, daun tebu, sorgum, daun padi dan daun sawit.

 

 

2.2.  Prosedur Kerja

 

 

Pada praktikum ini, prosedur kerja yang digunakan yaitu:

1.    Mencatat nama-nama penyakit pada tanaman yang telah disediakan.

2.    Mengamati gejala dan tanda penyakit pada masing-masing tanaman.


  

 

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

 

 

3.1.  Laporan Praktikum

 






 

 

3.2.  Pembahasan

  

Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga tanaman tersebut tidak dapat bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan. Ciri-ciri penyakit pada tumbuhan yaitu penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang, disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, atau cendawan), kekurangan zat tertentu dalam tanah serta serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan-lahan (Imanuel,2013).

 

Gejala merupakan perubahan-peerubahan yang ditunjukkan tumbuhan sebagai akibat dari adanya penyakit atau patogen, Sedangkan tanda penyakit merupakan kenampakan makrokopis dari patogen pada inang atau lingkungan tumbuhan. Adapun gejala dan tanda penyakit pada tumbuhan yang akan dibahas yaitu karat daun kopi, busuk buah kakao, gugur daun odium, bercak kuning daun tebu, busuk merah sorgum, bercak coklat sempit padi, dan karat daun sawit.

 

 

A.  Karat Daun Kopi

 

 Penyakit karat daun disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix. Secara spesifik, perkembangan penyakit karat daun kopi dipengaruhi oleh patogen Hemileia vastatrix, kondisi tanaman kopi, dan lingkungan kebun. Berikut ini merupakan klasifikasi patogen Hemileia vastatrix (Priyo, 2014).

 

Kingdom         : Fungi

Divisi               : Eumycetes

Subdivisi         : Basidiomycetes

Kelas               : Hemibasidiomycetes

Ordo                : Uredinales

Genus             : Hemileia

Species            : Hemileia vastatrix

 

Gejala penyakit karat daun kopi jarang tampak pada buah dan batang sehingga hanya terbatas pada daun. Secara khas penyakit ini dikenal seperti luka berwarna kuning yang ditutupi bedak atau noda yang tampak pada permukaan bagian bawah daun. Pada luka yang masih muda tampak noda kuning pucat dengan sporulasi yang jelas. Noda dapat beubah-ubah ukuran dan dapat bersatu selama perkembangannya. Sporulasi terjadi mulai dari stomata dan luka ditandai oleh kulit luar yang pecah dan setelah pecah karat tidak tampak, luka tersebut tidak dikenal sebagai jerawat (Priyo, 2014).

 

Akibat kerusakan ini daun akan mengering dan gugur sehingga mengakibatkan tanaman menjadi gundul, Hal ini memperlemah tanaman sehingga terjadi pembentukan buah secara berlebihan yang disebut Overbearing kemudian tanaman kehabisan pati di dalam akar dan ranting-ranting, akibatnya akar dan ranting mati bahkan pohon dapat mati (Semangun, 1996).

 

Pengendalian penyakit karat daun pada tanaman kopi terbagi menjadi empat cara yaitu pengendalian secara fisik, mekanis, kultur teknis, biologis dan kimia. Pengendalian penyakit tanaman kopi secara mekanis dengan memperkuat kebugaran tanaman melalui pemupukan berimbang, pemangkasan cabang negatif, dan pengaturan naungan untuk mengurangi kelembaban kebun dan memberikan sinar matahari yang cukup pada tanaman. Selain itu, menurut Balit Karet Sembawa pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan pengolahan tanah dan penebasan yang dapat mengurangi persaingan alang-alang dengan tanaman pokok. Hal ini hanya bersifat sementara dan harus sering diulangi minimum sebulan sekali (Priyo, 2014).

 

Pengendalian secara kultur teknis melaui pengaturan naungan melalui pemangkasan yang dilaksanakan sesuai musim. Pada saat musim kemarau tidak dilakukan pemangkasan, dan menjelang musim hujan dilakukan pemangkasan, hal ini secara tidak langsung akan mengurangi sumber inokulum penyebab penyakit. Pemupukan berimbang yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan mengurangi intensitas serangan. Selain itu pengendalian kultur teknis dapat dilakukan dengan penggunaan tanaman penutup tanah leguminosa (PTL). Jenis-jenis PTL yang sesuai meliputi Centrosema pubescens, Pueraria javanica, P. triloba, C. mucunoides, Mucuna spp. dan Stylosanthes guyanensis (Priyo, 2014).

 

Pengendalian secara kimia sebaiknya hanya dilakukan setelah serangan karat daun mencapai ambang toleransi 20% dari daun kopi yang terserang. Aplikasi dilakukan dengan penggunaan fungisida kontak atau sistemik. Pemakaian fungisida sistemik disarankan tidak lebih dari dua kali setahun. Sedangkan fungisida kontak dapat digunakan dengan interval 2-3 minggu. Sampai sekarang fungisida kontak yang berbahan aktif tembaga masih cukup efektif dibandingkan dengan fungisida sistemik dengan bahan aktif Triademefon (Priyo, 2014).

 

 

B.  Busuk Buah Kakao

 

 

Penyakit busuk buah pada tanaman kakao disebabkan oleh Phytophthora palmivora, cendawan ini tergolong dalam :

Kingdom         : Stramenophiles

Kelas               : Oomycetes

Ordo                : Peronosporales

Famili              : Pythiaceae

Genus              : Phytophthora

Spesies            : Phytophtora palmivora Butler

 

Morfologi Phytophthora merupakan marga yang memiliki sporangium yang jelas berbentuk seperti buah jeruk nipis dengan tonjolan di ujungnya. Sporangium ini tidak tahan kering, jika ada air maka sporangium ini akan melepaskan zoospora-nya. Zoospora berenang-renang kemudian membentuk kista pada permukaan tanaman dan akhirnya berkecambah dengan menghasilkan hifa yang pipih yang masuk ke dalam jaringan inang . Pada perkecambahan secara tidak langsung diferensiasi zoospora terjadi di dalam sporangium. Cendawan P. palmivora merupakan cendawan yang mempunyai miselium yang menghasilkan oospora dan zoosporangium. Zoospora mempunyai bulu cambuk. Spora seksual (oospora) dihasilkan oleh penyatu gamet yang berbeda secara morfologi (Agrios, 1996). Zoosporangium dihasilkan sepanjang hifa somatik atau pada ujung hifa dan seperangkat hifa bebas. Sporangium berukuran 36 - 80 x 26 - 40 (av 57 x 34) mikron. Oogonium berkisar 26 - 36 dan 22 - 32 mikron. Klamidospora siap dibentuk yang memiliki ukuran 32 - 48 mikron (Bul, 2011).

 

Penyakit busuk buah yang disebabkan oleh P.palmivora menunjukkan gejala serangan berupa adanya bercak hitam kecoklatan yang dimulai dari pangkal buah kemudian menyebar hampir menutupi seluruh permukaan buah dengan warna abu-abu keputih-putihan. Perkembangan bercak cukup cepat, sehingga dalam waktu beberapa hari seluruh permukaan dan isi buah menjadi busuk. Gejala busuk biasanya lebih banyak pada buah yang dewasa. Apabila buah dibuka maka akan terlihat daging buah telah membusuk dan berwarna hitam serta biji menjadi rusak. Jamur ini mempunyai miselium dan hifa yang tidak bersepta, mempunyai cabang yang banyak dan kaku (Bul, 2011).

 

Penyakit P. palmivora ini dapat dikendalikan dengan memadukan berbagai teknik pengendalian seperti varietas tahan, kultur teknis, secara mekanis dan secara kimiawi. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida. Fungisida yang dapat digunakan adalah fugisida tembaga 0,3 %, dengan interval dua minggu, dan fungisida maneb 0,2 % dengan interval 1 – 2 minggu. Penyemprotan dengan menggunakan knapsack sprayer dengan volume semprot 500 1/hari dan dilakukan pada saat buah sebagian besar telah berumur tiga bulan atau panjang buah sekitar 12 cm (Bul, 2011).

 

 

C.  Gugur Daun Odium

 

 Gugur daun oidium merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Oidium heveae dan menyerang tanaman di pembibitan, tanaman belum menghasilkan, serta tanaman menghasilkan Oidium heveae dklasifikasikan sebagai berikut:

 

Kingdom         : Fungi (Mycetae)

Filum               : Eumycota

Subfilum         : Deuteromycotina

Kelas               : Hypomycetes

Ordo                : Hyphales (Moniliales)

Famili              : Moniliaceae – Amerosporae

Genus              : Oidium

Spesies            : Oidium heveae

 

Morfologi Oidium heveae yaitu konidiofor berbentuk bulat, hyalin. Konidiofor tidak bercabang dan biasanya berantai (catenulatus). Hidup di permukaan daun dan batang yang masih hijau dan membentuk haustorium yang digunakan untuk menyerap nutrisi dari epidermis inangnya. Parasit obligat. Tidak pernah bisa dibiakan dalam media dan merupakan stadia aseksual (Aron, 1996).

 

Oidium heveae menyerang daun-daun yang masih muda dan mengakibatkan daun menadi berwarna hitam, keriput, dan berlendir. Di bawah permukaan daun terdapat seperti tepung berwarna putih yang merupakan hifa dan spora jamur oidium. Pada tingkat lanjut, serangan mengakibatkan daun-daun gugur dan berserakan di tanah. Serangan pada daun yang tua ditandai dengan adanya bercak berwarna kekuningan pada helaian daun dan terdapat tepung halus berwarna putih di permukaan tepian daun. Serangan berat Oidium heveae menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan turunnya produksi lateks. Selain itu, Oidium heveae juga menyerang bunga sehingga hasil biji berkurang (Aron, 1996).

 

Pengendalian penyakit:

1.    Menanam klon yang tahan di daerah yang rentan terkena penyakit oidium. Klon-klon yang tahan tersebut diantaranya: BPM 1, RRIC 100, RRIM 600, RRIC 102, TM 6, TM 8, dan TM 9. 

2.    Menghindari serangan oidium dengan merangsang pembentukan daun baru lebih awal. Areal yang terlambat ditanamai karet hendakya diberi pupuk nitrogen lebih banyak agar pada saat awal musim hujan daun sudah tua. 

3.    Menghindari serangan oidium dengan pengguguran daun lebih awal daripada masa gugur daun tahunan dengan menggunakan asam kokodilik melalui penyemprotan dari udara. Penggunaan asam kokodilik harus dilakukan secara hati-hati dan di kebun yang jauh dari pemukiman karena asam kokodilik merupakan asam yang beracun. 

4.    Melindungan daun tanaman dari serangan oidium dengan menggunakan fungisida belerang, Bayfidan, Bayleton, Dust, ataupun dengan menggunakan Tilt (Aron, 1996).

  

 

D.  Bercak Kuning Daun Tebu

 

 

Penyakit bercak kuning pada daun tebu disebabkan oleh patogen Mycovellosiella Koepkei. Klasifikasi patogen ini adalah sebgai berikut.

 

Kingdom         : Fungi

Filum               : Ascomycota

Class                : Dothideomycetes

Subclass           : Dothideomycetidae

Ordo                : Capnodiales

Genus              : Mycovellosiella

Spesies             : Mycovellosiella koepkei

 

Morfologi patogen tersebut yaitu konidiofor cendawan keluar melalui stomata mendukung konidium yang ukurannya sangat bervariasi. Konidium umumnya berbentuk kumparan, hialin, bersel 1-6, dan berukuran 39x6 µm. Konidium ini umumnya terdapat lebih banyak pad apermukaan bawah daun (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

 Gejala yang ditimbulkan yaitu bercak berwarna kuning dan tidak teratur pada daun. Permukaan bercak terdapat titik-titik aau garis merah sehingga terkadang warna bercak berubah menjadi merah darah kotor. Bercak terlihat jelas pada permukaan atas daun. Kondisi lingkungan yang lembab dapat membuat cendawan membentuk miselium putih pada permukaan bawah daun (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

Pengendalian penyakit ini adalah dengan membakar sisa daun sehabis panen dan melakukan perogesan (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

E.  Busuk Merah Sorgum

  

Penyakit busuk merah sorgum di sebabkan oleh patogen Colletotrichum graminicola. Klasifikasi patogen tersebut adalah sebagai berikut :

 

Kingdom         : Fungi

Filum               : Ascomycota

Subfilum          :Pezizomycotina

Class                : Sordariomycetes

Ordo                : Glomerellales

Family             : Glomerellaceae

Genus              : Colletotrichum

Spesies             : Colletotrichum graminicola

 

Morfologi patogen Colletotrichum graminicola yaitu cendawan mempunyai badan buah berbentuk aservulus hitam, berdiameter 70-300 µm. Sel-sel aservulus berkembang menjadi seta-seta cokelat, terjadi pembengkakan pada pangkalnya, menyempit ke ujung yang membulat dan agak pucat, dan di dalamnya sering terdapat konidium. Konidium berukuran 19-29 (24) x 3,3-4,8 (4,2) µm, berbentuk bulan sabit atau kumparan, berwarna hialin, tidak bersekat, dan berbentuk seperti botol. Apresorium berwarna cokelat, berbentuk oval, tidak teratur, berukuran 6-35 (15,6) x 4-25 (11,2) µm, mempunyai satu lubang pertumbuhan (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

Patogen ini menyebabkan adanya gejala busuk merah pada tangkai malai, bercak mempunyai badan buah pada permukaannya. Tangkai yang sakit sering patah dan pada bagian tersebut empulur menjadi berwarna merah. Bercak-bercak pada daun panjangnya beberapa mm, pusat berwarna kelabu dengan tepi berwarna merah. Badan buah yang teratur dalam cincin-cincin sepusat pada bercak tersebut. Gejala bercak biasanya timbul pada saat tanaman berumur 5 MST. Gejala pada biji terdapat bercak berwarna merah. Patogen yang menyerang tanaman dewasa tidak menyebabkan busuk akar (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

Penyakit busuk merah sorgum dapat dikendalikan dengan melakukan rotasi tanaman dan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit tersebut (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

 

F.   Bercak Coklat Sempit Padi

 

 Penyakit bercak coklat sempit padi disebabkan oleh jamur Cescospora oryzae yang diklasifikasikan sebagai berikut.

 

Kingdom   : Fungi

Filum         : Ascomycota

Class          : Dothideomycetes

Ordo          : Capnodiales

Family       : Mycosphaerellaceae

Genus        : Cescospora

Spesies       : Cescospora oryzae

 

Morfologi Cescospora oryzae yaitu cendawan ini membentuk konidiofor berwarna cokelat, keluar melalui stomata, berukuran 88-140 x 4-5 µm. Konidium berbentuk gada terbalik, bersekat 3-10, berukuran 20-60 x 5 µm. Pemencaran spora di lapangan dibantu oleh angin. Gejala akan terlihat 30 hari setelah infeksi dan dapat menyerang baik pada daun muda maupun daun tua. Cendawan ini akan mempertahankan diri pada biji-biji, jerami, maupun rumput-rumput liar (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

Gejala pada daun berupa bercak-bercak sempit memanjang, berwarna cokelat kemerahan, sejajar dengan tulang daun utama. Jumlah bercak akan meningkat saat tanaman mulai membentuk anakan. Serangan berat mengakibatkan bagian-bagian seperti upih daun, batang, dan bunga menjadi terinfeksi. Gejala berat akan terlihat lebih kurang satu bulan sebelum masa panen (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

Cara pengendalian:

1.    Jarak tanam yang tidak terlalu rapat terutama saat musim hujan

2.    Jika perlu gunakan cara tanam sistem legowo

3.    Jangan gunakan urea yang berlebih dan imbangi dengan unsur K

4.    Aplikasi fungisida pada daun tanaman padi, contoh: antracol, dithane, dan fungisida kontak lain sebagai pencegahnya. Jika sudah terserang gunakan fungisida sistemik seperti score, anvil, folicur, Nativo, opus, indar dll (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

 

G. Karat Daun Sawit

 

 

Penyakit karat daun ini biasanya menyerang tanaman yang sudah mulai berproduksi sampai tanaman yg sudah tua. Penyakit karat daun disebabkan oleh alga Cephaleuros virescen. Klasifikasi Cephaleuros virescen adalah sebagai berikut.

 

Kingdom       : Plantae

Filum             : Chlorophyta

Class             : Ulvophyceae

Ordo             : Trentepohliales

Family           : Trentepohliaceae

Genus            : Cephaleuros

Spesies          : Cephaleuros vireschen

 

Morfologi Cephaleuros vireschen  yaitu cendawan ini menginfeksi tanaman melalui penetrasi hifa ke dalam jaringan tanaman yang didekatinya (Departemen Proteksi Tanaman IPB, 2011).

 

Gejala penyakit berupa pembentukan karat berwarna kemerahan pada pelepah-pelepah tua (bagian bawah). Ini membuat seluruh daun pada pelepah-pelepah bawah menjadi kering lalu mati. Tindakan pengendalian yang dapat dilakukan diantaranya: Melakukan penunasan pelepah bawah secara teratur. Melakukan penyemprotan dengan fungisida tembaga, sperti dengan Kurproxat 345SC(produksi Nufarm Indonesia) atau bubur Bordeaux, C.O.C., dan Cobox. b. dengan dosis 2,5- 5 gram / 2 liter air dengan interval penyemprotan satu minggu (Kompasiana, 2012)

 

Cara menanggulangi penyakit ini yaitu dengan menjarangkan letak bibit menjadi ³ 90 cm. Mengurangi volume air siraman sementara waktu. Penyiraman secara manual menggunakan gembor lebih dianjurkan, dan sebaiknya diarahkan ke permukaan tanah dalam polibek, bukan ke daun. Mengisolasi dan memangkas daun-daun sakit dari bibit yang bergejala ringan-sedang, selanjutnya disemprot dengan fungisida thibenzol, captan atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% tiap 10-14 hari, daun pangkalan harus dibakar. Memusnahkan bibit yang terserang berat (Kompasiana, 2012).

 

IV. KESIMPULAN


Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.      Gejala penyakit yang ditimbulkan pada tanaman pangan dan perkebunan bermacam-macam dan menyebabkan kerusakan pada tanaman tersebut.

2.      Patogen-patogen yang menyebabkan penyakit dalam praktikum ini yaitu Hemileia Vastatrix, Phytopthora palmivora, Oidium heveae, Mycovellosiella Koepkei, Colletroticum graminicola, Cescospora oryzae, dan Cephaleuros vireschen.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Aron, Situmorang dan A. Budiman. 1996. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Balai Penelitian Karet Sembawa.

 

Bul. 2011. Biologi Penyakit Phytophthora Palmivora Busuk Buah Kakao dan Teknik Pengendalian http://buljugakeren.blogspot.co.id/2011/09/biologi-penyakit-phytophthora-palmivora.html diakses pada 29 September 2016 pukul 06.10 WIB

 

Imanuel, Cahyanti. 2013. Penyakit pada Tumbuhan. http://cahyantiimanuel.blogspot.co.id/2013/03/penyakit-pada-tumbuhan.html diakses pada 22 September 2016 pukul 00.41 WIB

 

Kompasiana, 2012. Beberapa penyakit pada daun kelapa sawit. http://www.kompasiana.com/bangpilot/beberapa-penyakit-pada-daun-kelapa-sawit_552863946ea8343d018b45c9 diakses pada 29 September 2016 pkl 10.09 WIB

 

Priyo, Kridanto. 2014. Penyakit Karat Daun Kopi. http://www.agronomers.com/2014/08/penyakit-karat-daun-kopi-hemileia.html  diakses pada 29 September 2016 pukul 05.48 WIB

 

Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University Press.Yogyakarta

 

Sudirman, Iin Mutmainna. 2012. Pengenalan Penyakit pada Tanaman Perkebunan. http://iinmutmainna.blogspot.co.id/2012/05/pengenalan-penyakit-pada-tanaman.html diakses pada 29 September 2016 pukul 09.37 WIB

 



0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com