Tugas dan artikel

Thursday, June 17, 2021

ANALISIS KORELASI HARGA UBI JALAR

Tugas : Kuliah Tataniaga Pertanian
Oleh : Ishmah Nurhidayati
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2017)
Note:
Alhamdulillah udah wisuda, meskipun online kaya orang gila ya bund bertoga dikamar  gitu kan wkkwkw , but officially pengangguran juga yaa sedih bet, tapi yaa emang hidupkan serangkaian ujian yaa, abis lulus ditanyain kerja apa padahal belum kerja, ehh terus udah ditanyain kapan nikah, sungguh basa basi yang tydac perlu menurut gue wkwkwk
Di fase manapun tahap ujian hidup kalian, semangat guyss, semangat juga guee


PEMBAHASAN

Komoditas yang akan dianalisis yaitu ubi jalar. Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Dalam Analisis Efesiensi Pemasaran Ubi Jalar Cilembu (Kasus di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat) oleh Arif Maulana Firdaus, didapatkan tingkat harga pada konsumen dan pengecer sebagai berikut.                   

Tabel 1. Data Harga Bulanan Ubi Jalar Cilembu di tingkat petani (Pf) dan tingkat Pedagang Bandar (Pr) tahun 2003.

No

Bulan

Petani

Pihak Bandar

Selisih Harga

1

Januari

3000

3250

250

2

Februari

2500

3000

500

3

Maret

2800

3000

200

4

April

3000

3500

500

5

Mei

3000

3500

500

6

Juni

3000

3500

500

7

Juli

2500

3300

800

8

Agustus

2000

2700

700

9

September

1700

2500

800

10

Oktober

1700

2500

800

11

November

1500

2000

500

12

Desember

2000

2500

500

Total

28700

35250

6550

 

Rata-rata

2391.67

2937.50

545.83

 

Dari data di atas dapat dilihat bahwa harga di tingkat petani berkisar antara Rp.1500 – Rp.3000, dengan rata-rata harga Rp.2391.67. Sedangkan harga di tingkat pedagang berkisar antara Rp.2000-Rp.3500 Dengan rata-rata harga Rp.2937,5 dan rata-rata margin sebesar Rp.545,83.


1.    Analisis Regresi.

 

Analisis regresi antara harga yang diterima petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir ( ditingkat pengecer) secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

 

Pf = a +b Pr

 

dimana :

pf = harga ditingkat petani,

pr = harga ditingkat pengecer,

a  = titik potong dan

b = slope

 

Perhitungan dalam analisis ini dilakukan secara manual. Untuk mencarai koefisien a dan b dengan perhitungan manual digunakan rumus:






Dalam analisis ini variable Y menunjukkan harga di tingkat petani (Pf) dan variable X menunjukkan harga di tingkat pedagang. (Pr).

 

Tabel 2. Perhitungan analisis regresi harga.

Bulan

Pr(X)

Pf(Y)

(X-Y)

X2

Y2

XY

Januari

3,250

3,000

250

10,562,500

9,000,000

9,750,000

Februari

3,000

2,500

500

9,000,000

6,250,000

7,500,000

Maret

3,000

2,800

200

9,000,000

7,840,000

8,400,000

April

 3,500

3,000

500

12,250,000

9,000,000

10,500,000

Mei

3,500

3,000

500

12,250,000

9,000,000

10,500,000

Juni

3,500

3,000

500

12,250,000

9,000,000

10,500,000

Juli

3,300

2,500

800

10,890,000

6,250,000

8,250,000

Agustus

2,700

2,000

700

7,290,000

4,000,000

5,400,000

September

2,500

1,700

800

6,250,000

2,890,000

4,250,000

Oktober

2,500

1,700

800

6,250,000

2,890,000

4,250,000

November

2,000

1,500

500

4,000,000

2,250,000

3,000,000

Desember

2,500

2,000

500

6,250,000

4,000,000

5,000,000

Total

35,250

28,700

6,550

106,242,500

72,370,000

87,300,000

Rata-rata

2,937.50

2,391.67

545.83

8,853,541.67

6,030,833.33

7,275,000.00


Jika b =1, berarti bahwa harga yang dibayarkan konsumen kahir dan jumlah yang ditawarkan oleh produsen tidak berpengaruh terhadap marjin pemasaran ( margin konstan). Ini menunjukan bahwa produsen, lembaga pemasaran dan konsumen berada dalam struktur, lembaga  pemasaran dan konsumen berada dalam struktur pasar bersaing sempurna .jika b< 1, artinya struktur pasar dalam sistem pemasaran tidak bersaing sempurna (oligopollistik/monopolistic).

 

Kemudian jika b >1, berarti memberi petunjuk bahwa fluktuasi kenaikan harga di daerah produsen lebih besar dari fluktuasi kenaikan harga di daerah produsen lebih besar dari fluktuasi harga di tingkat konsumen.

 

Hasil perhitungan koefisien regresi yaitu:



 





Berdasarkan hasil perhitugan didapatkan koefisien regresi sebesar 0.7442. Nilai b<1 (0.7442) artinya struktur pasar dalam sistem pemasaran tidak bersaing sempurna (oligopollistik/monopolistic).

 

 

2.    Analisis Korelasi

 

Analisis korelasi harga adalah suatu analisis yang mengambarkan perkembangan harga karet pada dua tingkat yang sama atau berlainan yang saling berhubungan melalui perdagangan. Secara sistematis analisis korelasi harga dapat ditulis sebagai berikut :



di mana :

r      = koefisien korelasi

n     = jumlah pengamatan

Pf     = harga pada tingkat produsen

Pr    = harga yang dibayar oleh konsumen akhir

 

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka perhitungan korelasi harga di tingkat petani dan pabrik berdasarkan data olahan perhitungan yaitu:



Hasil perhitungan analisis korelasi harga ditingkat petani dengan harga ditingkat pedagang dengan menggunakan perhitungan secara manual diperoleh nilai koeflsien korelasi harga (r) ditingkat petani dengan ditingkat pedagang sebesar positif 0.9442. Artinya nilai korelasi yang mendekati 1 (satu) menunjukkan keeratan hubungan yang kuat antara harga ditingkat pabtik dengan harga ditingkat petani. 

 

Dengan nilai r < 1, juga berarti kedua pasar berintegrasi tidak sempurna. Dengan integrasi pasar yang tidak sempurna, dapat dikatakan secara umum bahwa sistem pemasaran yang terbentuk tidak efisien. Dengan integrasi pasar yang tidak sempuma maka struktur pasar yang terbentuk adalah pasar persaingan tidak sempuma dan lebih mengarah ke pasar monopsoni. Keadaan ini mengakibatkan lembaga tataniaga di atas petani (pabrik) bertindak sebagai satu-satunya pembeli hasil panen karet petani sehingga petani tidak mempunyai opsi lain untuk menjual basil panennya dan akibatnya petani selalu menerima berapapun harga yang ditetapkan oleh pedagang pengumpul atau dengan kata lain petani selalu bertindak sebagai price taker.

 

 

3.    Analisis Elastisitas Transmisi Harga

 

Analisis pemasaran selanjutnya adalah analisis elastisitas transmisi harga atau nisbah perubahan nilai dari harga konsumen dengan perubahan harga di tingkat produsen. Analisis ini adalah analisis yang menggambarkan sejauh mana dampak dari perubahan harga barang di tempat konsumen atau pengecer terhadap perubahan harga di tingkat produsen atau penghasil (Hasyim, 1994).

 

Elastisitas transmisi harga dirumuskan sebagai :






Keterangan :

 

Et     = Elastisitas transmisi harga

Pf = Harga rata-rata di tingkat produsen

Pr = Harga rata-rata di tingkat konsumen akhir

b     = Koefisien regresi

 

Kriteria pengukuran pada analisis elastisitas transmisi harga adalah :

a.         Jika Et = 1, berarti perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer ditransmisikan 100% ke produsen, sehingga pasar dianggap sebagai pasar yang bersaing sempurna dan sistem pemasaran telah efisien.

b.        Jika Et > 1, berarti laju perubahan harga di tingkat  konsumen/pengecer lebih besar dibanding laju perubahan harga di tingkat produsen. Hal ini menggambarkan bahwa pemasaran yang terjadi merupakan pemasaran bersaing tidak sempurna, menunjukkan terdapat kekuatan monopoli atau oligopoli dalam sistem pemasaran tersebut. Dengan kata lain sistem pemasaran berlangsung tidak (belum) efisien

c.         Jika Et < 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer lebih kecil daripada laju perubahan harga di tingkat produsen, artinya pasar yang dihadapi oleh pemasaran bersaing tidak sempurna, dan dengan demikian sistem pemasaran yang berlangsung belum efisien.

 

Berdasarkan rumus di atas maka perhitungan korelasi dilakukan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan Et sebesar 1.0940. Et>1 (1.0940) berarti laju perubahan harga di tingkat  konsumen/pengecer lebih besar dibanding laju perubahan harga di tingkat produsen. Hal ini menggambarkan bahwa pemasaran yang terjadi merupakan pemasaran bersaing tidak sempurna, menunjukkan terdapat kekuatan monopoli atau oligopoli dalam sistem pemasaran tersebut. Dengan kata lain sistem pemasaran berlangsung tidak (belum) efisien 

 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Firdaus, Arif Maulana. 2004. Analisis Efesiensi Pemasaran Ubi Jalar Cilembu di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.


0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Total Pageviews

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Buku Tugas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com