Oleh : Ishmah Nurhidayati
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (2017)
PEMBAHASAN
Komoditas yang akan dianalisis yaitu ubi jalar. Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Dalam Analisis Efesiensi Pemasaran Ubi Jalar Cilembu (Kasus di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat) oleh Arif Maulana Firdaus, didapatkan tingkat harga pada konsumen dan pengecer sebagai berikut.
Tabel
1. Data
Harga Bulanan Ubi Jalar Cilembu di tingkat petani (Pf) dan tingkat Pedagang
Bandar (Pr) tahun 2003.
No |
Bulan |
Petani |
Pihak Bandar |
Selisih Harga |
1 |
Januari |
3000 |
3250 |
250 |
2 |
Februari |
2500 |
3000 |
500 |
3 |
Maret |
2800 |
3000 |
200 |
4 |
April |
3000 |
3500 |
500 |
5 |
Mei |
3000 |
3500 |
500 |
6 |
Juni |
3000 |
3500 |
500 |
7 |
Juli |
2500 |
3300 |
800 |
8 |
Agustus |
2000 |
2700 |
700 |
9 |
September |
1700 |
2500 |
800 |
10 |
Oktober |
1700 |
2500 |
800 |
11 |
November |
1500 |
2000 |
500 |
12 |
Desember |
2000 |
2500 |
500 |
Total |
28700 |
35250 |
6550 |
|
|
Rata-rata |
2391.67 |
2937.50 |
545.83 |
Dari data di atas dapat dilihat
bahwa harga di tingkat petani berkisar antara Rp.1500 – Rp.3000, dengan
rata-rata harga Rp.2391.67. Sedangkan harga di tingkat pedagang berkisar antara
Rp.2000-Rp.3500 Dengan rata-rata harga Rp.2937,5 dan rata-rata margin sebesar
Rp.545,83.
1.
Analisis
Regresi.
Analisis regresi antara harga yang diterima petani dengan harga yang
dibayarkan oleh konsumen akhir ( ditingkat pengecer) secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut
:
Pf = a +b Pr
dimana :
pf = harga ditingkat petani,
pr = harga ditingkat pengecer,
a = titik
potong dan
b = slope
Perhitungan dalam analisis ini dilakukan secara manual.
Untuk mencarai koefisien a dan b dengan perhitungan manual digunakan rumus:
Dalam analisis ini variable Y menunjukkan harga di tingkat
petani (Pf) dan variable X menunjukkan harga di tingkat pedagang. (Pr).
Tabel
2. Perhitungan analisis regresi harga.
Bulan |
Pr(X) |
Pf(Y) |
(X-Y) |
X2 |
Y2 |
XY |
Januari |
3,250 |
3,000 |
250 |
10,562,500 |
9,000,000 |
9,750,000 |
Februari |
3,000 |
2,500 |
500 |
9,000,000 |
6,250,000 |
7,500,000 |
Maret |
3,000 |
2,800 |
200 |
9,000,000 |
7,840,000 |
8,400,000 |
April |
3,500 |
3,000 |
500 |
12,250,000 |
9,000,000 |
10,500,000 |
Mei |
3,500 |
3,000 |
500 |
12,250,000 |
9,000,000 |
10,500,000 |
Juni |
3,500 |
3,000 |
500 |
12,250,000 |
9,000,000 |
10,500,000 |
Juli |
3,300 |
2,500 |
800 |
10,890,000 |
6,250,000 |
8,250,000 |
Agustus |
2,700 |
2,000 |
700 |
7,290,000 |
4,000,000 |
5,400,000 |
September |
2,500 |
1,700 |
800 |
6,250,000 |
2,890,000 |
4,250,000 |
Oktober |
2,500 |
1,700 |
800 |
6,250,000 |
2,890,000 |
4,250,000 |
November |
2,000 |
1,500 |
500 |
4,000,000 |
2,250,000 |
3,000,000 |
Desember |
2,500 |
2,000 |
500 |
6,250,000 |
4,000,000 |
5,000,000 |
Total |
35,250 |
28,700 |
6,550 |
106,242,500 |
72,370,000 |
87,300,000 |
Rata-rata |
2,937.50 |
2,391.67 |
545.83 |
8,853,541.67 |
6,030,833.33 |
7,275,000.00 |
Jika b =1, berarti bahwa harga yang dibayarkan konsumen kahir dan jumlah yang ditawarkan oleh produsen tidak berpengaruh terhadap marjin pemasaran ( margin konstan). Ini menunjukan bahwa produsen,
lembaga pemasaran dan konsumen
berada dalam struktur,
lembaga pemasaran dan konsumen berada dalam struktur pasar bersaing sempurna .jika b< 1, artinya struktur pasar dalam sistem pemasaran tidak
bersaing sempurna (oligopollistik/monopolistic).
Kemudian jika b >1,
berarti memberi petunjuk bahwa
fluktuasi kenaikan harga di daerah produsen
lebih besar dari fluktuasi kenaikan
harga di daerah produsen lebih besar dari fluktuasi
harga di tingkat
konsumen.
Hasil
perhitungan koefisien regresi yaitu:
Berdasarkan hasil perhitugan didapatkan koefisien regresi sebesar 0.7442. Nilai b<1 (0.7442) artinya struktur pasar dalam sistem pemasaran tidak bersaing sempurna (oligopollistik/monopolistic).
2.
Analisis
Korelasi
Analisis
korelasi harga adalah suatu analisis yang mengambarkan perkembangan harga karet
pada dua tingkat yang sama atau berlainan yang saling berhubungan melalui
perdagangan. Secara sistematis analisis korelasi harga dapat ditulis sebagai
berikut :
di mana :
r = koefisien korelasi
n = jumlah pengamatan
Pf = harga pada tingkat
produsen
Pr = harga yang dibayar
oleh konsumen akhir
Dengan
menggunakan rumus tersebut, maka perhitungan korelasi harga di tingkat petani
dan pabrik berdasarkan data olahan perhitungan yaitu:
Hasil perhitungan analisis korelasi
harga ditingkat petani dengan harga ditingkat pedagang dengan menggunakan
perhitungan secara manual diperoleh nilai koeflsien korelasi harga (r)
ditingkat petani dengan ditingkat pedagang sebesar positif 0.9442. Artinya nilai korelasi yang mendekati 1
(satu) menunjukkan keeratan hubungan yang kuat antara harga ditingkat pabtik
dengan harga ditingkat petani.
Dengan nilai r < 1, juga berarti
kedua pasar berintegrasi tidak sempurna. Dengan integrasi pasar yang tidak
sempurna, dapat dikatakan secara umum bahwa sistem pemasaran yang terbentuk
tidak efisien. Dengan integrasi pasar yang tidak sempuma maka struktur pasar
yang terbentuk adalah pasar persaingan tidak sempuma dan lebih mengarah ke pasar
monopsoni. Keadaan ini mengakibatkan lembaga tataniaga di atas petani (pabrik)
bertindak sebagai satu-satunya pembeli hasil panen karet petani sehingga petani
tidak mempunyai opsi lain untuk menjual basil panennya dan akibatnya petani
selalu menerima berapapun harga yang ditetapkan oleh pedagang pengumpul atau
dengan kata lain petani selalu bertindak sebagai price taker.
3.
Analisis Elastisitas
Transmisi Harga
Analisis
pemasaran selanjutnya adalah analisis elastisitas transmisi harga atau nisbah
perubahan nilai dari harga konsumen dengan perubahan harga di tingkat produsen. Analisis ini adalah analisis yang
menggambarkan sejauh mana dampak dari perubahan harga barang di
tempat konsumen atau pengecer terhadap perubahan harga di tingkat produsen atau penghasil
(Hasyim, 1994).
Elastisitas transmisi
harga dirumuskan sebagai :
Keterangan :
Et = Elastisitas
transmisi harga
Pf = Harga rata-rata di tingkat produsen
Pr = Harga rata-rata di tingkat konsumen akhir
b = Koefisien regresi
Kriteria pengukuran pada analisis elastisitas transmisi
harga adalah :
a.
Jika Et = 1, berarti perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer ditransmisikan 100% ke produsen, sehingga pasar dianggap sebagai pasar yang bersaing sempurna dan sistem pemasaran telah efisien.
b.
Jika Et > 1, berarti laju perubahan harga di tingkat
konsumen/pengecer lebih besar dibanding laju perubahan harga di tingkat produsen. Hal ini menggambarkan bahwa pemasaran
yang terjadi
merupakan pemasaran bersaing tidak sempurna, menunjukkan terdapat kekuatan monopoli atau oligopoli dalam
sistem pemasaran tersebut. Dengan kata lain sistem pemasaran
berlangsung tidak
(belum) efisien
c.
Jika Et < 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer lebih kecil daripada laju perubahan harga di
tingkat produsen,
artinya pasar yang dihadapi oleh pemasaran
bersaing tidak sempurna, dan dengan demikian sistem pemasaran yang berlangsung belum efisien.
Berdasarkan
rumus di atas maka perhitungan korelasi dilakukan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan Et sebesar 1.0940. Et>1 (1.0940) berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer lebih besar dibanding laju perubahan harga di tingkat produsen. Hal ini menggambarkan bahwa pemasaran yang terjadi merupakan pemasaran bersaing tidak sempurna, menunjukkan terdapat kekuatan monopoli atau oligopoli dalam sistem pemasaran tersebut. Dengan kata lain sistem pemasaran berlangsung tidak (belum) efisien
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Arif Maulana. 2004. Analisis Efesiensi Pemasaran Ubi
Jalar Cilembu di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang,
Provinsi Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
0 comments:
Post a Comment