I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam teori
ekonomi kita sering mengabaikan dua masalah pokok yang sering terjadi dalam
dunia nyata, yaitu masalah ketidakpastian dan ketidaksempurnaan informasi.
Biasanya kita selalu menganggap bahwa harga, biaya, penerimaan, laba,
dan sebagainya diketahui dengan pasti. Contoh, dalam pembuatan
keputusan produksi, kita menganggap bahwa suatu perusahaan telah mengetahui
secara pasti harga-harga input-output. Tetapi hal tersebut sangatlah jarang
sekali terjadi. Permintaan dan penawaran output selalu berfluktuasi
sepanjang waktu.
Para pembuat
keputusan dalam setiap permasalahan merupakan para pembuatan keputusan yang
menggenggam kepastian dalam dunia yang tidak pasti. Mereka ingin tahu apa yang
akan terjadi bukan apa yang mungkin terjadi. Seperti pembuatan keputusan ini,
kebanyakan dari kita gagal untuk menerima bahwa banyak keputusan harus dibuat
dalam menghadapi ketidakpastian. Sebaliknya, kita cenderung ingin dan percaya bahwa jika
kita bekerja cukup keras, kita dapat mengontrol hasil. Dawes (1988) telah
mengamati bahwa cara yang umum untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan
mengabaikannya.
Langer telah mendokumentasikan bahwa kecenderungan
ini sering diterjemahkan ke dalam keyakinan yang tidak tepat yang kebetulan
tidak melibatkan ketrampilan dan dapat di kontrol. Penjudi cenderung melempar
dadu lebih keras ketika mereka mencoba untuk menggapai (roll) angka tinggi. Pembeli tiket undian percaya bahwa
kemampuan mereka untuk memilih jumlah akan meningkatkan kemungkinan mereka
untuk menang. Dowes berpendapat bahwa manusia memiliki kebutuhan patologis
untuk tahu sekarang dalam situasi yang mengandung ketidakpastian yang melekat.
Ia menegaskan bahwa kebutuhan untuk meniadakan ketidakpastian sering
menyebabkan orang mengambil kredibilitas terlalu banyak untuk keberhasilan dan
terlalu banyak disalahkan atas kegagalan.
Suatu tindakan
atau kebijakan administrasi bisnis membutuhkan pengambilan keputusan
berdasarkan beberapa alternatif pemilihan keputusan. Dalam pengambilan
keputusan, harus disertai sasaran yang jelas yang ingin dicapai. Dalam mencapai
sasaran yang diinginkan, terdapat beberapa tindakan yang harus dipilih sebagai
keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa alternatif tindakan perlu
diukur manfaat atau biaya yang dihasilkannya. Tentunya dalam pengambilan
keputusan, terdapat situasi ketidakpastian mengenai hasil yang dicapai, di mana
terdapat risiko yang akan selalu mungkin terjadi.
1.2.Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
definisi dari risiko
2.
Mengetahui
cara mengukur risiko
3.
Mengetahui
cara mengatasi risiko
4.
Mengetahui
sikap terhadap risiko
5.
Mengetahui
langkah-langkah yang pasti dalam pengambilan keputusan
6.
Mengetahui
teknik pengambilan keputusan di dalam ketidakpastian
II.ISI
2.1.
Pengertian
Resiko
Menurut Frank
Knight risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui
oleh pembuat keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama
mengelola kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan peluang terjadinya peristiwa
yang menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah rata-rata dari pendapatan
yang diharapkan. Sementara itu, Debertin menyatakan bahwa kejadian berisiko
adalah kejadian dimana peluang dan hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui
oleh pembuat keputusan. Risiko dapat pula diartikan sebagai kemungkinan
kejadian yang merugikan. Menurut M, risiko merupakan peluang terjadinya hasil
yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan
munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan
terjadinya hasil negatif tersebut.
Risiko
berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat perbedaan mendasar
antara risiko dan ketidakpastian. Menurut Robison dan Barry, risiko adalah
peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan memberikan
dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan ketidakpastian adalah
peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat diperhitungkan oleh pebisnis
selaku pengambil keputusan. Djohanputro menyatakan risiko sebagai
ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya.
Ketidakpastian ini terjadi akibat
kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan
terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan dapat berdampak merugikan
atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi berdampak
menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut sebagai risiko.
2.2.
Cara Mengukur
Resiko
Besar kecilnya
risiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori probabilitas (Pi). Probabilitas adalah
peluang timbulnya kejadian antara 0 ≤ P ≤ 1, maksutnya adalah masalah ketidakpastian
dicoba untuk dapat diukur atau dikuantifisir dengan suatu konsep probabilitas (probability
, kemungkinan). Probabilitas (P) dinyatakan dalam angka-angka 0 sampai 1.
Probabilitas (P)=0, artinya suatu peristiwa atau kejadian mempunyai kemungkinan
terjadi 0% atau dengan kata lain peristiwa itu tidak mungkin terjadi. Di lain
pihak, apabila suatu peristiwa atau kejadian dinyatakan probabilitasnya (P) =
1, berarti bahwa peristiwa atau kejadian
itu 100% pasti terjadi. Jenis kejadian (event ) menurut probabilitas adalah: -
a.
Kejadian
yang pasti terjadi (certainly event ) bila Pi=1
b.
Kejadian
yang tidak mungkin terjadi (impossible event ) bila Pi=0
c.
Kejadian
yang mungkin terjadi ( possible event ) bila 0 ≤ P ≤ 1
2.3.
Cara Mengatasi
Resiko
Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari
kehidupan yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Beberapa cara
yang biasanya dipakai dalam menghadapi resiko.
a.
Menghindari resiko ( avoiding
risk )
Menghindari resiko dilakukan dengan menghindari penyebab timbulnya
resiko. Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini
merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko. Dengan
menghindari risiko, kontraktor dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan
mengalami kerugian akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor
juga akan kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin
didapatkan dari asumsi risiko tersebut.
b.
Mengurangi resiko ( reducing
risk )
Yaitu memperkecil
kemungkinan atau probabilitas untuk terjadinya resiko tersebut atau memperkecil
kerugian atau akibat resiko yang mungkin terjadi. Dengan strategi seperti itu,
risiko dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif
strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian. Strategi
ini secara langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu :
1.
Mengurangi kemungkinan
terjadinya risiko.
2.
Mengurangi dampak
finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar benar terjadi.
c.
Mengasuransikan resiko ( shifting
the risk into an insurance company )
Yaitu memindahkan resiko
yang bakal terjadi keperusahaan asuransi. Asuransi menjadi bagian penting dari
program manajemen risiko, baik untuk sebuah organisasi ataupun untuk individu.
Asuransi juga termasuk di dalam strategi transfer risiko, dimana pihak asuransi
setuju untuk menerima beban finansial yang muncul dari adanya kerugian. Secara
formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai kontrak persetujuan antara 2 pihak
yang terkait yaitu : pengasuransi (insured) dan pihak asuransi (insurer).
Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer) setuju
untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum dalam
kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah
premi tiap periodenya.
2.4.
Sikap Terhadap
Resiko
Dalam
menjalankan usaha atau bisnis perusahaan, manajemen dalam menghadapi resiko
dapat menentukan sikap terhadap resiko tersebut, yaitu
a.
Menghindar dari resiko ( risk
avers ), perusahaan akan menghitung mana yang lebih besar antara resiko dan
harapan keuntungan. Bila resiko lebih besar dari keuntungan, maka manajemen
yang masuk kelompok risk avers akan menghindar dari usaha tersebut.
b.
Netral terhadap resiko ( risk
netral ) yaitu sikap rasional dalam menghadapi resiko, bila peluang usaha
mempunyai harapan keuntungan yang akan diperoleh dan juga peluang resiko
mungkin juga terjadi.
c.
Senang bermain dengan
resiko ( risk preferer ) yaitu perilaku individu yang bersedia mengambil
resiko. Risk preferer cenderung menganggap resiko sebagai sesuatu hal
yang tidak perlu dikhawatirkan.
2.5.
Langkah-Langkah
dalam Pengambilan Keputusan
Proses pembuatan keputusan merupakan inti dari setiap masalah yang
dihadap dalam dunia usaha. Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi
menjadi 6 bagian yaitu :
a.
Pembatasan
Masalah
Diarahkan pada usaha untuk
menentukan dengan jelas batasan- batasan keputusan apa yang akan dibuat,
ini mencakup alternatif-alternatif apa yang ada. Pada tahap ini biasanya
ditanyakan : masalah apa yang dihadapi, siapa yang akan memutuskan, bagaimana
keadaan yang melatarbelakangi pengambilan keputusan, dan bagaimana pengaruhnya
terhadap tujuan-tujuan manajemen.
Keputusan-keputusan tidak dibuat
dalam ruang "hampa udara", banyak keputusan yang lahir sebagai
bagian dari proses perencanaan, sementara sebagian keputusan lainnya timbul
karena adanya peluang atau masalah baru. Oleh karena itu, pembatasan masalah
merupakan suatu prasyarat untuk permasalahan manajemen. Bagian utama dari
pembatasan masalah ini adalah pengidentifikasian latar belakang atau konteks:
keputusan sektor swasta atau pemerintah?. Pengidentifikasian konteks
pengambilan keputusan ini & siapa pengambil keputusannya merupakan
suatu langkah besar menuju pemahaman proses pemilihan keputusan
b.
Penentuan
Tujuan
Tahap ini
terdapat pertanyaan: apa tujuan pengambilan keputusan, bagaimana seharusnya si
pengambilan keputusan tersebut menilai hasilnya dibandingkan dengan tujuannya,
bagaimana si pengambil keputusan tersebut ingin mencapai tujuan yang
bertentangan satu sama lain. Dalam keputusan memilih, kita harus tahu apa yang
kita inginkan. Di sektor swasta, hampir semua keputusan ditujukan untuk
mendapatkan laba maksimum, selisih antara TR & TC. Pada sektor pemerintah
tujuannya lebih luas, pertimbangannya biasanya berdasarkan analisis/kriteria manfaat-biaya.
Namun demikian,
adanya Risiko & ketidakpastian dalam dunia nyata kadang-kadang menyulitkan
seorang pengambil keputusan dalam memilih alternatif keputusan. Fluktuasi
ekonomi makro, adanya kebijakan baru dari pemerintah, keadaan musim dll,
semuanya membuat proses pencapaian tujuan menjadi tidak pasti. Oleh karena itu,
faktor risiko & ketidakpastian juga harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan yang
biasanya dilakukan dengan teknik-teknik statistika
c.
Pencarian
Alternatif
Terdapat pertanyaan: apa alternatif tindakan untuk pencapaian
tujuan, variabel apa saja yang dapat kita kendalikan, apa kendala yang kita
hadapi dalam pencapaian tujuan. Setelah mengetahui apa yang diinginkan,
tentunya akan ditanyakan apa pilihan kita. Seorang pengambil keputusan yang
ideal, akan membeberkan semua kemungkinan pilihan yang ada & kemudian
memilih satu di antaranya yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi
pencapaian tujuannya. Tetapi mengingat kendala keterbatasan manusia, para pengambil
keputusan tidak bisa mengharapkan untuk dapat mengidentifikasi &
mengevaluasi semua kemungkinan pilihan. Biayanya akan terlalu tinggi, namun
demikian beberapa pilihan alternatif yang paling menarik tetap ada &
harus kita pilih.
d.
Peramalan
Dampak
Pada tahap ini diamati: bagaimana konsekuensi dari setiap
alternatif pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana
sifatnya, dapatkan informasi lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil.
Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung keadaannya; bisa dilakukan secara
langsung atau diabaikan sama sekali. Kadangkala, perhitungan secara aritmatis
sederhana sudah cukup, tetapi bisa juga dengan menggunakan statistik atau
ekonometrika, atau dapat dengan deterministik jika keadaannya pasti &
dengan model probabilistik jika pengambilan keputusan dalam keadaan mengandung
risiko/ketidakpastian.
e.
Penentuan
pilihan
Setelah semua
analisis selesai dilakukan, kita bisa menentukan pilihan yang paling kita
inginkan. Setelah seorang pengambil keputusan menetapkan konteks permasalahan,
menetapkan tujuan dan mengidentifikasi alternatif-alternatif yang tersedia,
bagaimana caranya untuk memilih satu pilihan yang diinginkan. Jika semua
variabel dalam proses pengambilan keputusan ( tujuan dan hasilnya) bisa
dikuantifikasikan, maka kita dapat menggunakan beberapa metode tertentu untuk
menetapkan keputusan yang paling optimal. Metode-metode tersebut antara lain:
analisis marginal, programasi linier, pohon keputusan (decision trees),
analisis manfaat- biaya, dsb. Pendekatan ini tidak saja penting untuk
perhitungan keputusan optimal tapi juga untuk mengetahui mengapa keputusan
tersebut optimal.
f.
Analisis
Sensitivitas
Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan: bagaimana sifat dari
masalah yang menentukan
pilihan tindakan yang optimal tersebut, bagaimana pengaruh perubahan
keadaan-keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal yang diambil; apakah
pilihan tersebut peka terhadap perubahan-perubahan variabel ekonomi utama yang
terabaikan oleh si pengambil keputusan tersebut.
Dalam menyelesaikan suatu masalah, penting bagi kita untuk memahami
dan mampu menjelaskan kepada orang lain mengapa kita memilih keputusan
tersebut. Pilihan tersebut tidak lahir begitu saja. Pilihan tersebut tergantung
pada tujuan yang dipilih, cara perumusan masalah, metode dan peramalan
hasilnya. Oleh karena itu, analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu
keputusan yang optimal akan berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah.
Analisis sensitivitas ini mempunyai beberapa kegunaan yaitu :
a. Memberikan faktor-faktor kunci dalam
permasalahan yang mempengaruhi keputusan.
b. Menulusuri perubahan-perubahan
variabel yang tidak diyakini manajer tersebut.
c. Menghasilkan solusi dalam kasus
proses pengulangan pengambilan keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.
2.6.
Teknik
Pengambilan Keputusan di dalam Ketidakpastian
a.
Teknik Optimasi
Dari aspek manajerial, pilihan yang optimal merupakan solusi yang
efektif dan efisien. Secara harfiah, kata efektif dapat dipadankan dengan kata
berdaya guna, sedangkan efisien lebih bersesuaian makna dengan kata berhasil
guna. Pilihan yang efektif merujuk pada alternatif proses produksi untuk
mencapai output maksimal pada level penggunaan input yang sudah ditetapkan
besarannya, sementara pilihan yang efisien merujuk kepada alternatif proses
produk untuk mencapai besaran output tertentu dengan penggunaan input
minimal. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi mencakup
terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi input atau biaya. Pemahaman
atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik pada kajian tentang
perilaku produksi maupun prilaku konsumsi
b.
Teknik Analisis
Risiko
Risiko adalah
hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan/aktivitas yang
dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan proyek
konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi, pasti
ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang
akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan.
c.
Teknik Pendugaan/Peramalan
Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi risiko atau
ketidakpastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan
operasional jangka pendeknya dan dalam merencanakan pertumbuhan jangka
panjangnya. Teknik peramalan bervariasi dari yang sederhana dan tidak mahal
hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan mempertimbangkan semua keuntungan dan
batasan dari berbagai macam teknik ramalan tersebut, manajer dapat memilih
metode atau kombinasi dari metode yang paling cocok dengan perusahaannya.
Peramalan kualitatif didasari oleh survei terhadap rencana para
eksekutif bisnis untuk rencana pengeluaran pembangunan dan peralatan,
perubahan inventori, dan harapan penjualan, serta survei terhadap rencana
pengeluaran konsumen. Ramalan penjualan dapat didasari oleh jajak
pendapat terhadap eksekutif perusahaan, tenaga penjual, dan konsumen
perusahaan biasanya meminta pandangan dari pejabat luar negeri atau
orang-orang bisnis.
2.7.
Contoh Nyata dari Analisis Risiki,
Ketidakpastian, dan Pengambilan Keputusan
a.
Contoh Pertama
Kinerja memengaruhi risiko. Para manajer mengambil lebih banyak
risiko ketika perusahaan-perusahaan mereka berkinerja buruk, khususnya sewaktu
mendekati kebangkrutan. Para manajer di perusahaan-perusahaan yang berkinerja
lebih baik, terutama mereka yang berhasil mencapai sasaran-sasaran mereka,
mengambil risiko lebih sedikit dan lebih rendah. Selain itu, iklim bisnis ikut
memengaruhi pengambilan risiko, kadang-kadang dengan cara mengejutkan.
Keuntungan koperasi naik hingga lebih dari 70% pada bulan Desember 2004 sejak
titik terendahnya di tahun 2001. Biasanya keuntungan tinggi mengarah pada
pengambilan risiko yang lebih tinggi dalam bentuk investasi bisnis
Uang tunai menyediakan cara-cara untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan
investasi dalam berbagai produk baru, teknologi, pabrik, orang, dan pasar.
Namun, peluang investasi bisnis selama periode ini hanya naik 18%.
Penjelasannya mungkin adalah orang kembali menghindari risiko. Pada 1990-an
saham tampak terus naik, tanpa ada yang perlu dikhawatirkan, para manajer
sering kali merasa mereka dapat melakukan apa saja, mengambil setiap
kesempatan. Namun ketika gelembung teknologi pecah, resesi melanda, teroris
menyerang, dan skandal-skandal perusahaan menjadi bahan berita, semuanya
berubah. Para manajer dalam iklam penghindaran risiko yang baru ini tidak
melakukan investasi-investasi baru berisiko, seperti yang dapat mereka lakukan
di iklim bisnis masa lalu.
b.
Contoh Kedua
Para manajer lebih menyukai
kepastian daripada ketidakpastian. Sebagai contoh, Jim Rogers (CEO Cinergy)
perusahaan penyedia listrik dan gas merasa senang jika satu regulasi penting
mengenai emisi karbondioksida disahkan sekarang. Hal itu juga akan lebih baik
daripada banyak regulasi yang tidak dapat diperkirakan selama tahun-tahun
mendatang. Ia memilih kepastian di masa sekarang daripada ketidakpastian yang
diciptakan oleh “kematian akibat seribu sayatan” yang membuatnya mustahil
melakukan perencanaan jangka panjang
c.
Contoh Ketiga
Perusahaan Surface System (SSI)
memperoleh keuntungan dengan menetapkan berbagai peluang. Oleh karena itu,
mengurangi ketidakpastian bagi para pengambil keputusan. SSI
memperkirakan cuaca yang berkaitan dengan masalah-masalah bisnis tertentu. Lebih
dari $1 triliun dari perekonomian AS (meliputi perkebunan, konstruksi,
penerbangan, pakaian dan penjualan ice cream yang dipengaruhi oleh
temperatur, hujan, salju, angin, dan kelembaban udara). 44 departemen
transportasi pemerintah membayar SSI untuk memberitahukan kepada mereka
kapan harus menaburkan garam ke jalan, karena jalan memerlukan 1/10 jumlah
garam jika ditaburkan persis sebelum salju turun daripada sesudahnya.
Taman-taman hiburan, jika mereka mengetahui kapan akan turun hujan selama jam-jam
saat para konsumen mungkin lebih memilih untuk pergi ke bioskop, dapat
menghemat biaya tenaga kerja dan makanan
Mengurangi ketidakpastian tidak
hanya memberikan ketenangan psikologis, tetapi juga bernilai nyata.
George Conrades, pimpinan dan CEO Akamai Technologies mengatakan, “kami bekerja
dalam sebuah lingkungan -internet- yang di dalamnya terdapat sejumlah besar
ketidakpastian. Anda tidak dapat merasa pasti yang akan terjadi esok hari,
apalagi tahun depan. Bahayanya adalah ketidakpastian dapat menyebabkan
kelumpuhan. Jika anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencoba mengenali
secara tepat semua kemungkinan dan risiko, anda tidak akan pernah dapat
mengambil tindakan. Dan jika itu terjadi, anda tidak mampu mengambil keputusan
(anda akan mati).”
III.KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ;
1.
Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang
dapat diketahui oleh pembuat keputusan yang didasarkan pada data historis dan
pengalaman selama mengelola kegiatan usaha.
2.
Besar
kecilnya risiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori probabilitas (Pi).
3.
Beberapa cara yang
biasanya dipakai dalam menghadapi resiko yaitu Menghindari resiko ( avoiding risk ), Mengurangi resiko ( reducing risk ), dan Mengasuransikan resiko ( shifting the risk into an insurance company
).
4.
Ada tiga sikap individu terhadap resiko yaitu Menghindar dari resiko ( risk avers ), Netral terhadap resiko ( risk netral ), dan Senang bermain dengan resiko ( risk preferer ).
5.
Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6 bagian yaitu Pembatasan Masalah, Penentuan Tujuan, Pencarian Alternatif,
Peramalan Dampak, Penentuan pilihan, dan Analisis Sensitivitas.
6.
Teknik
Pengambilan Keputusan di dalam Ketidakpastian ada tiga yaitu Teknik Optimasi,
Teknik Analisis Risiko, dan Teknik Pendugaan/Peramalan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Eko. 2016. Resiko, Ketidakpastian dan Pengambilan
Keputusan. http://eckoahmadi.blogspot.co.id/2016/04/makalah-ekonomi-manajerial-resiko.html Diakses pada14 Desember 2017 pukul 06.36 WIB